Berita Wisata

Mengenal Kampoeng Batik Kauman, sebuah desa kuno di tengah kota Pekalongan

LANGIT7.ID, Pekalongan – Kota Pekalongan dikenal sebagai kota batik dan ditetapkan oleh UNESCO sebagai kota kreatif kategori kerajinan dan kesenian rakyat pada tahun 2014.

Sebagai kota batik, Pekalongan memiliki banyak pengrajin batik yang tersebar di beberapa tempat, salah satunya di Kampoeng Batik Kauman. Letaknya yang strategis membuat tempat ini ramai dikunjungi wisatawan, terutama bagi mereka yang ingin memperkaya koleksi batiknya.

Kampoeng Batik Kauman terletak di pusat kota Pekalongan, tidak jauh dari alun-alun. Di kawasan ini, Sahabat Langit7 juga akan disuguhkan dengan bangunan-bangunan tua yang memiliki daya tarik tersendiri.

Saat berkunjung ke Kampoeng Batik Kauman, Sahabat Langit7 akan merasakan berbagai keseruan yang menarik. Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa fakta menarik tentang Kampoeng Batik Kauman, antara lain:

Baca Juga: Erick Thohir: Industri Pariwisata Nias Bisa Dongkrak Perekonomian Warga

1. Desa Wisata Pendidikan

Masyarakat Kauman dikenal berkecimpung dalam dunia perbatikan, khususnya pembuatan batik dan canting yang sudah berlangsung puluhan tahun. Produk batik yang berkembang di daerah ini adalah batik Jlamprang campuran Arab dan India. Kemudian ada juga batik encim yang mendapat pengaruh China.

Pada tahun 2007 Kampung Kauman disebut sebagai Kampeng Batik Kauman yang ditandai dengan diresmikannya Omah Kreatif yang diprakarsai oleh Perkumpulan Kampoeng Batik Kauman (PKNK). Omah Kreatif merupakan wadah untuk mengembangkan kreativitas para perajin dan pedagang batik di wilayah ini.

Selain itu, Kampoeng Batik Kauman juga dilengkapi dengan bengkel dan ruang pamer batik komunal. Maka dari itu di kawasan inilah Sahabat Langit7 bisa mengenal dan belajar tentang batik. Belum lagi, di kawasan ini beberapa event tahunan juga kerap diselenggarakan.

Baca Juga: Liburan ke Gunung Api, Ayo Naik Ketep Pass

2. Desa Pusat Kota Tua

Di kawasan Pekalongan banyak terdapat bangunan-bangunan tua, mulai dari Masjid Jami yang didirikan pada tahun 1852, rumah-rumah tua bekas pengrajin batik, dan lain-lain. Salah satunya, gaya arsitektur yang terkenal adalah Omah Lawang Songo atau rumah sembilan pintu.

Denominasi menganggap rumah ini memiliki sembilan pintu, yakni tiga pintu di depan, tiga di tengah, dua di kanan dan kiri, serta satu pintu di belakang rumah. Rumah khas ini berkembang pada abad ke-19.

Bangunan ini memadukan konsep arsitektur lintas budaya antara lain budaya Jawa, Arab, Eropa dan Cina. Tidak jarang bangunan tua ini sering dijadikan spot foto yang ikonik.

Baca Juga: Tips Meredam Marah Secara Islami, Ikuti Nasehat Nabi SAW

3. Desa dengan inovasi kekinian

Tidak hanya kuno, kampung ini juga memiliki nuansa modern, dimana saat Sahabat Langit7 melintasi gang utama melewati gapura bertuliskan Kampoeng Batik Kauman, wisatawan akan menemukan dinding yang digambar dan dicat warna.

Ini jelas merupakan tempat foto yang instagrammable. Selain itu, Sahabat Langit7 juga bisa menyeduh kopi dengan nuansa vintage di Omah Creative Coffee.

(lembut)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button