Berita Wisata

Kupas sejarah Kabupaten Pangandaran yang dulunya merupakan hamparan laut

Pangandaran

Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat merupakan wilayah yang membentang sepanjang 91 km dari garis pantai.

Kawasan yang terkenal dengan wisata alam pantainya ini memiliki catatan sejarah yang cukup unik. Karena sebagian daratan Pangandaran dulunya merupakan hamparan laut, Hamparan laut yang dimaksud terletak di sebagian desa Purbahayu, Pananjung dan Babakan, Kecamatan Pangandaran, dulunya merupakan hamparan samudra.

Pengamat Sejarah dan Lingkungan Jogja Ari Nugroho mengatakan, hasil penelitian dari beberapa referensi menunjukkan bahwa benua Pangandaran terbentuk setelah letusan Gunung Krakatau sekitar tahun 1825.

“Hasil penelitian yang dilakukan di sekitar Pangandaran menunjukkan bahwa struktur tanah merupakan area tanah yang terangkat,” kata Ari kepada DetikJabar, Jumat (13/1/2023).

Menurutnya, tanah yang terangkat tersebut terbentuk dari letusan Gunung Krakatau yang menyebabkan abunya menutupi matahari selama 1 tahun sehingga kutub utara dan selatan membeku sehingga permukaannya naik. .

Ia bahkan mencoba mendatangi kawasan Desa Purbahayu di Kabupaten Pangandaran yang banyak terdapat bekas kerang dan bebatuan karang. “Area lain yang terdapat batuan karang laut di desa Sukahurip dan Kersaratu, tanah timbul di desa Pangandaran dan Pananjung,” kata Ari.

“Wilayah Pangandaran sebagian besar merupakan dataran tinggi, tanah aslinya dari desa Purbahayu ke atas,” ujarnya.

Selain itu, menurut Ari, kawasan Pangandaran awalnya bernama Pananjung, kawasan teluk pesisir Pangandaran. Nama tersebut merupakan pusaka kerajaan Galuh Pangauban.

kawasan Semenanjung PangandaranKawasan Pananjung Pangandaran foto: Aldi Nur Fadillah

Nama Pananjung diambil dari kata Panandjoeng yang berarti teluk yang paling subur, kaya dan mampu menopang kehidupan. Oleh karena itu disebut Pang-nandjoeng-nandjoengna.

“Karena dulu kawasan kerajaan disebut Keraton Pananjung, dibuat oleh putra kerajaan Galuh Pangauban, Prabu Anggalarang,” ujarnya.

Kemudian, kata Ari, Raja Galuh Pangauban diturunkan oleh kelompok perompak karena melihat potensi wilayah yang kaya akan alam.

“Jadi pada saat itu Kerajaan Pananjung runtuh dan raja meninggal dunia,” ujarnya.

Setelah runtuhnya kerajaan Galuh Pangauban, nama Pananjung berubah menjadi Pangandaran.

Budayawan Pangandaran Erik Krisna Yudha mengatakan memang sebagian wilayah Pangandaran dulunya adalah hamparan laut.

“Karena banyak sekali batuan karst yang mirip koral. Ini hanya prediksi, karena dulunya benua Pangandaran masih berupa Sundaland sekitar puluhan ribu tahun yang lalu”, ujarnya.

Menurutnya, keberadaan batuan karst di kawasan dataran tinggi Pangandaran memang bisa dibuktikan, apalagi di kawasan tersebut ditemukan cangkang kerang bahwa kawasan Pangandaran merupakan bagian dari kawasan laut.

“Karena batuan karst ini berada di laut, diduga Pangandaran dulunya merupakan hamparan laut yang dianggap kuat,” katanya.

Ian menceritakan ketika Kerajaan Pananjung runtuh pada abad ke-16, pada abad tersebut berdirilah Kerajaan Galuh Pangauban dan nama rajanya adalah Prabu Haur Kuning. Yang memiliki putra Prabu Anggalarang atau Sanghyang Cipta Permana.

(tya/tey)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button