Berita Wisata

Adipura Desa Jadi Istimewa Kabupaten Trenggalek Tuan Rumah Hari Sungai Sedunia

Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur memiliki cara khusus dalam menyambut Hari Sungai Sedunia yang diperingati setiap tanggal 25 September.

Salah satunya adalah program Adipura Desa yang merupakan terobosan dalam mendorong kesadaran masyarakat akan upaya pelestarian lingkungan di tingkat desa.

Mochamad Nur Arifin, Bupati Trenggalek Radio Suara SurabayaMinggu (25/09/22) pagi mengatakan, Desa yang berhasil menangani sampah, limbah, menjaga lingkungan hijau dan sumber-sumber bersih dalam program tersebut berhak mendapatkan tambahan dana mulai dari Rp 100 juta hingga Rp 400 juta.

“Bahkan saya hanya memfasilitasi kepedulian warga, yang juga akan merasakan berkah dari sisi ekonomi jika desa tersebut dijadikan objek wisata,” jelas Ipin, sapaan akrab Bupati Trenggalek.

Dari 150 desa yang terlibat dalam ajang Adipura itu, kata Ipin, 50 desa masuk dalam kategori tempat wisata unggulan di Indonesia.

Menurut dia, program tersebut sangat cocok untuk menjaga air sungai tetap bersih, bebas sampah dan sampah, yang tentunya juga berdampak pada pencegahan terjadinya. keterbelakangan pertumbuhan.

“Penyumbang keterbelakangan pertumbuhan airnya juga kurang bersih. Jadi melalui program ini, tidak hanya untuk meningkatkan perekonomian, tetapi juga kesehatan masyarakat,” jelasnya.

Selain itu pencemaran sungai juga sangat berpengaruh terhadap kondisi perairan di wilayah Trenggalek yang terhubung langsung dengan laut, apalagi di Trenggalek juga banyak masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.

“Muara kita ke laut. Sungai kita juga curam, alirannya deras dan langsung mengalir ke laut. Jadi kalau ada warga yang membuang sampah ke sungai di daerah kita, daerah lain pasti juga tercemar,” jelasnya. .

Ipin menjelaskan, hingga saat ini pihaknya dan masyarakat sekitar selalu melakukan penertiban dan pengurangan aktivitas penambangan. Untuk galian tambang Trenggalek yang lama, kini banyak yang dialihfungsikan menjadi kolam atau danau, sehingga memiliki fungsi untuk menurunkan suhu udara.

“Jadi kalau ada air yang menumpuk di tangki, penyerapannya langsung ke tanah. Kami juga memberikan ikan untuk mengurangi jentik nyamuk, sehingga menjadi sumber protein dan tempat wisata baru,” katanya.

Kemudian, Pemkab Trenggalek juga melakukan penghijauan untuk menjaga lingkungan sekitar.

“Sekarang banyak pohon ditanam dan kami menjaga lingkungan. Kami berusaha menjadikan desa ini sebagai wisata ekologis,” jelasnya.

Dampak dari program Adipura Desa juga dirasakan oleh Ririn Setyo Widihastuti, penggagas desa wisata di Pandean, Kabupaten Dongko Trengggalek.

Ke Radio Suara SurabayaIa mengungkapkan ada sebuah sungai bernama Konang yang sebelumnya banyak dipenuhi sampah, pecahan kaca, dan kebanyakan orang menangkap ikan dengan narkoba.

Mulai sekarang, penduduk setempat sadar akan alam, khususnya sungai dan tidak lagi mencemari sungai.

“Hal ini ditunjukkan dengan memungut sampah dari sungai setiap waktu. Bahkan saat ini anak sekolah juga memanfaatkan sungai dan lingkungan sebagai tempat belajar, kesehatan dan kebersihan juga semakin meningkat, jelasnya.

Ia mengungkapkan, saat ini sungai sering digunakan anak-anak untuk bermain air sehari-hari. Ririn mengatakan, kegiatan ini juga membantu mengurangi kecanduan gadget anak.

“Mereka mulai mencintai alam. Sekolah juga sekarang menggunakan sungai dan lingkungan sebagai tempat belajar, karena kebersihannya,” jelasnya.

Ririn pun mengaku bangga dengan pencapaian 50 desa di Trenggalek yang masuk dalam kategori desa wisata terbaik di Indonesia. Selain itu, masyarakat lokal juga dapat secara otomatis diberdayakan.

“Kami bangga setiap ada event, kami selalu disuruh menjadi contoh dan referensi yang baik di desa”, tutupnya.(des/bil/rid)

Source: www.suarasurabaya.net

Related Articles

Back to top button