Berita Wisata

Ratusan rumah di pesisir Jeneponto terancam abrasi

Akibat hempasan ombak yang terjadi puluhan tahun, ratusan rumah di pesisir Jeneponto terancam abrasi.

Makassar – Ratusan rumah penduduk di pesisir pantai, tepatnya di Dusun Kalumpang Barat dan Bungung-bungung, Desa Bontosunggu, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. terancam abrasi.

Kepala Desa Bontosunggu Kamiluddin, melalui keterangannya kepada Makassar, Senin mengatakan, abrasi ini sudah berlangsung puluhan tahun. Sejauh ini, pemerintah belum melakukan tanggul yang seharusnya menyelamatkan rumah penduduk.

“Biasanya disini ombaknya tinggi, kejadiannya baru akhir tahun ini baru sekitar 5 meter kena aspal,” ujarnya.

Ia menjelaskan, abrasi tersebut telah menggerus tanah pemukiman warga hingga ketinggian 10 meter dari permukaan laut, bahkan rumah warga hampir hilang akibat abrasi yang tergerus.

Tercatat, tempat tinggal warga pesisir terancam rusak. Air laut hampir dekat dengan rumah penduduk.

Untuk meminimalisir dampak abrasi, kata dia, warga mengambil kantong berisi pasir kemudian diletakkan di belakang rumah sebagai tanggul pemecah gelombang. Ada juga beberapa rumah penduduk yang diikat menggunakan tali sebagai alat penahan.

Kamiluddin mengatakan, sebagai pemerintah desa mengaku tidak banyak yang bisa dilakukan terkait kondisi ini. Memang, pihaknya tidak bisa membangun tanggul pemecah gelombang dengan dana desa karena anggarannya terbatas.

“Saat ini saya sebagai pemerintah desa tidak bisa menganggarkan dari dana desa karena dana desa terbatas, apalagi ada pengurangan anggaran,” ujarnya.-tegasnya.

Ia khawatir, jika abrasi ini terus menggerus tanah Pemukiman Penduduk, akan berdampak fatal.

“Kalau tidak ditangani secepatnya, bisa-bisa rumah warga hanyut terbawa abrasi,” ujarnya.

Bahkan, pihaknya juga kerap mengimbau warganya untuk sementara waktu tidak melaut jika ombak sedang tinggi.

“Saya menginformasikan kepada warga bahwa jika gelombang tinggi, mereka bisa mengungsi dulu ke tetangga atau keluarga, karena kita tidak tahu kapan gelombang besar akan datang,” ujarnya.

Oleh karena itu, diperlukan infrastruktur tanggul pemecah gelombang. “Saya berharap pemerintah pusat atau pemerintah daerah membantu kami,” kata Kamiluddin.

Baca juga :

Mencegah jatuhnya korban, wisatawan pantai di kota Singkawang harus memastikan keselamatannya


Editor : Marcellus Widiarto

Penulis : Termasuk antara

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button