Berita Wisata

Kekhawatiran Listrik Pelabuhan di Blok Andaman II, Kementerian ESDM angkat bicara

Bisnis.comJAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta operator blok minyak Andaman II Premier yang merupakan bagian dari Harbour Energy Company lebih agresif memetakan potensi sumber daya gas di wilayah kerja lepas pantai Aceh.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan, pihaknya berkomitmen membantu menjaga keekonomian proyek tersebut setelah induk perusahaan operator blok itu mengumumkan penemuan pertama dari reservoir yang tidak memenuhi harapan masyarakat.

“Kami membantu mereka, dari segi ekonomi, itu tugas kami, jika ekonomi mereka lemah, kami melihatnya dari sisi ekonomi. tingkat pengembalian internalMasih berapa ya,” kata Tutuka saat ditemui Bisnis.com, baru-baru ini.

Namun, kata Tutuka, masih terlalu dini untuk menentukan keekonomian proyek blok Andaman II. Menurut Tutuka, penemuan pertama mengenai karakteristik reservoir melalui pemboran sumur Timpan-1 belum mampu menggambarkan potensi cadangan gas dan biaya yang harus dikeluarkan di wilayah kerja.

“Kalau kita hitung ekonomi saat ini, belum waktunya karena kita tidak tahu kalau itu wilayah yang sangat luas, misalnya kita butuh 10 sumur, itu akan memakan waktu beberapa tahun lagi”, ujarnya.

Untuk itu, ia meminta operator mengevaluasi secara intensif struktur bawah tanah sumur eksplorasi sebelum memasuki tahap pengembangan atau melanjutkan produksi di lapangan.

Ketakpastian Pasti banyak sumur yang sudah dipetakan, namanya menentukan status eksplorasi [PSE] hanya bisa masuk PoD,” ujarnya.

Berdasarkan pengujian awal, sumur Timpan-1 pada kedalaman air 4.245 kaki telah berhasil mengalirkan 27 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD) dan 1.884 barel kondensat per hari (BOPD).

Andaman Premier Oil Ltd. baru-baru ini melakukan studi evaluasi pasca-bor menentukan langkah eksplorasi lebih lanjut dengan tujuan mengkomersialkan penemuan di lepas pantai Cekungan Sumatera Utara.

Seperti diberitakan sebelumnya, Harbour Energy prihatin dengan karakteristik reservoir sumur eksplorasi Timpan-1, yang meleset dari perkiraan awal perusahaan. Beberapa analis memperkirakan pengumuman awal untuk meningkatkan ekonomi proyek karena batuan terlalu padat untuk mengangkut gas dari lapangan.

“Yang paling mengkhawatirkan, permeabilitas di bawah ekspektasi, yang berarti kualitas reservoir di lokasi tidak sebaik yang diharapkan,” kata CEO dan Direktur Harbour Energy Linda Zarda Cook dalam laporan keuangan perusahaan pada pertengahan bulan lalu.

Linda mengatakan perseroan akan melakukan kegiatan seismik 3D di bagian timur blok Andaman II yang akan dilanjutkan dengan pemboran dua hingga tiga sumur eksplorasi tahun depan.

“Dengan dukungan mitra, kami sepakat untuk melakukan seismik 3D di bagian timur Andaman II dan mencoba melanjutkan pengeboran dua hingga tiga sumur eksplorasi,” katanya.

Direktur Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal menyarankan pemerintah mulai menyiapkan sejumlah insentif bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama Minyak (KKKS) Premier yang merupakan bagian dari Harbour Energy Company. laporan karakteristik waduk di Timpan. -1 sumur eksplorasi jauh dari harapan pengelola blok Andaman II.

Menurut Moshe, laporan kualitas reservoir yang di bawah ekspektasi Harbour Energy berpotensi meningkatkan keekonomian proyek blok migas yang diharapkan memiliki potensi sumber daya atau potensi. Sumber daya gas mencapai 6 triliun kaki kubik (miliar kaki kubik/TCF).

“Kalau batuannya terlalu kencang, berarti produksinya jadi lebih sulit. Susah sama biayanya, yang akan lebih mahal. Harus ada teknologi rekah jika permeabilitasnya terlalu kecil,” kata Moshe saat dihubungi, Rabu. . (31/8/2022).

Kekhawatiran waduk tersebut, kata Moshe, nantinya akan mengoreksi biaya yang harus dikeluarkan KKKS untuk melakukan kegiatan produksi di blok tersebut. Namun, blok-blok yang terletak di lepas pantai Aceh itu belakangan kembali mendongkrak kepercayaan investor terhadap potensi cadangan migas di Indonesia.

“Yang pasti semua diarahkan ke ekonomi, barang dagangan ada di dalam, tetapi terlalu mahal untuk mendapatkan kembali barang dagangan itu,” katanya.

Simak berita dan artikel lainnya di berita Google

Tonton video yang dipilih di bawah ini:

Konten premium Nikmati konten premium untuk informasi lebih mendalam

Source: ekonomi.bisnis.com

Related Articles

Back to top button