Berita Wisata

Gunungkidul punya pusat IKM di Pantai Krakal – ANTARA News Yogyakarta

Gunungkidul, DIY (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki gedung pusat industri kecil dan menengah (IKM) di pelataran parkir pantai Krakal yang juga menjadi pusat oleh-oleh bagi wisatawan saat berkunjung ke pantai selatan.

Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja Gunungkidul, Supartono di Gunungkidul, DIY, Sabtu mengatakan, pembangunan Gedung Trade Center untuk Pusat Industri makanan ringan pathilo menelan biaya Rp 2,99 miliar.

Untuk pembelian alat produksi olahan singkong Rp 658,348 juta, sedangkan untuk pelatihan dan pendampingan IKM Rp 1,236 juta.

“Anggaran kegiatan ini dibiayai dari APBN melalui dana alokasi khusus fisik dan dana alokasi khusus non fisik tahun 2022,” kata Supartono.

Ia mengatakan, gedung pusat IKM ini memiliki dua lantai. Lantai dasar digunakan untuk pemasaran produk olahan singkong. Sedangkan lantai paling atas digunakan sebagai ruang pelatihan dan ruang pertemuan.

Selain membangun gedung sebagai pusat pemasaran Pusat Industri Pathilo, pihaknya juga membeli peralatan produksi pengolahan singkong.

“Untuk kegiatan non fisik, kami mengadakan pelatihan dan pendampingan kepada industri kecil menengah sebagai dukungan sumber daya manusia untuk gedung Pathilo Marketing Center,” ujarnya.

Sementara itu, Lurah Ngestirejo Wahyu Suhendri mengatakan, pengembangan pusat IKM harus mendukung penuh pengembangan UMKM di wilayah Tanjungsari.

Pembangunan IKM center ini terlaksana berkat koordinasi antardepartemen, baik Kementerian Perhubungan maupun Dinas Perindustrian.

“Selain sentra UMKM, kami ingin kawasan ini menjadi pusat kegiatan masyarakat. Kawasan ini akan menjadi kawasan produktif,” ujarnya.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan, pembangunan posko KIA telah dirintis pemerintah Kabupaten Gunungkidul sejak tahun 2014. Pembangunan ini dimulai dari pembebasan lahan hingga pembangunan gedung pendukung dan sentra UMKM.

“Kami berharap gedung ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai pusat perbaikan lingkungan dan ekonomi keluarga,” ujarnya.

Bupati juga meminta manajemen melakukan penataan sejak dini. Dengan harapan tidak terjadi konflik antar pedagang jika nantinya sentra IKM dapat beroperasi dan ramai.

“Makanan atau kuliner daerahnya sendiri, pakaiannya sendiri, kerajinannya sendiri, jadi rapi dan perlu ditata dari awal,” katanya.

Dia berpesan kepada para pelaku UMKM untuk beradaptasi dengan teknologi, agar semua produk bisa dipasarkan secara online.

“Misalnya Bobung Craftsmanship yang sekarang sudah terintegrasi dengan Alibaba untuk pemasarannya,” ujarnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button