Berita Wisata

Pasca pandemi COVID, wisata selam di Sabang berkembang pesat

Sabang (ANTARA) – Kegiatan wisata selam atau diving di Pulau Weh Sabang, Provinsi Aceh, mulai bangkit kembali di kalangan wisatawan domestik dan mancanegara, setelah tiga tahun terkurung akibat pandemi COVID-19.

“Kami akan mulai menerima penyelam asing pertama kali pada 22 Desember 2022, sebelumnya hanya ada satu atau dua penyelam lokal,” kata Direktur Dive Center Rubiah Tirta Divers (RTD) Isfan Dodent, Minggu, di Kota Sabang.

Sejak tahun 2020, pandemi COVID-19 melanda dunia, termasuk kawasan Tanah Rencong, mengakibatkan banyak sektor yang terdampak, tidak hanya dari segi kesehatan tetapi juga sektor ekonomi masyarakat, mulai dari UMKM hingga pariwisata.

Baru pada pertengahan tahun 2022 pemerintah akan menawarkan kepada masyarakat pilihan untuk pulang dan berwisata sehingga banyak orang yang berkunjung ke lokasi wisata, namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Selain itu, pada Oktober 2022, pemerintah Aceh membuka kembali penerbangan Banda Aceh – Kuala Lumpur, melalui Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar, sehingga banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Tanah Rencong.

“Setelah masuknya wisatawan saat Idul Fitri 2022, tamu diving baru mulai. Dan banyak tamu asing datang setelah dibukanya penerbangan internasional Banda Aceh-Kuala Lumpur,” kata Isfan. .

Sejauh ini sudah ada sekitar 75 penyelam mancanegara yang menyelam di Sabang melalui jasa Rubiah Tirta Divers yang sebagian besar wisatawan asal Malaysia. Belum lagi wisatawan dari dive center lainnya di Pulau Weh.

“Yang sudah diving, tapi sekarang sudah ada lebih dari 100 orang yang sudah masuk waiting list tamu asing, semuanya dari Malaysia. Jadwal diving mereka dari Februari sampai Juli 2023,” ujarnya merinci.

Penyelam menikmati keindahan terumbu karang bawah laut Sabang di kawasan Pulau Rubiah, Kota Sabang, Aceh, Minggu (22/1/2022). Terumbu karang di kawasan itu merupakan bagian dari program transplantasi karang oleh tokoh pariwisata Sabang, Mahyiddin Dodent, yang dimulai pascatsunami 2004 usai dihantam gelombang tsunami. (ANTARA/Khalis Surry)

Ia menyebutkan, ada sekitar 18 lokasi penyelaman di Kota Sabang dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Tempat menyelam paling terkenal seperti Batee Tokong, Arus Balee, Seulako, Canyon, Peunateung dan Rubiah Jetty khusus untuk pemula dan penyelaman malam.

“Sebetulnya olahraga diving di Sabang lebih banyak lagi, termasuk Pante Ideue, di mana terdapat bebatuan yang indah, berbentuk seperti dinding, namun dengan arus yang kuat sehingga tidak mudah bagi orang untuk menyelam, apalagi yang sudah berpengalaman,” ujarnya. dikatakan.

Sabang atau Pulau Weh berjarak 14 mil sebelah utara kota Banda Aceh. Kawasan ini memang menyuguhkan banyak wisata alam yang menarik untuk dikunjungi, seperti keindahan terumbu karang kawasan Pulau Rubiah, baik snorkeling maupun diving.

Selain wisata laut, Kota Sabang yang telah ditetapkan sebagai kawasan pelabuhan bebas juga bisa mengunjungi wisata benteng bersejarah Jepang, bahkan tugu nol kilometer untuk Indonesia bagian barat dan tempat tujuan lainnya.

Seorang wisatawan asal Pekanbaru, Riau, Inayafitri mengaku sangat terkesan bisa berkunjung ke Sabang untuk pertama kalinya. Bagi pria berusia 49 tahun itu, menyelam untuk pertama kalinya di kawasan Pulau Rubiah merupakan pengalaman berharga, melihat keindahan Laut Sabang.

“Saya diving di area Rubiah Jetty, terumbu karangnya sangat bagus. Baru pertama kali ke Sabang, dan juga baru pertama kali diving, saya belum pernah kesana, kedepannya akan menginap disini lagi,” kata Inayafitri.

Ia berharap potensi wisata selam di Gampong Iboih peraih Anugerah Pesona Indonesia (API) 2022 untuk kategori wisata air ini dapat dipertahankan dengan baik, sehingga tetap menampilkan keindahan alam.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button