Berita Wisata

Lihat tujuan wisata yang menarik selama liburan Tahun Baru Imlek

Perayaan Imlek tahun ini bertepatan dengan libur akhir pekan. Momentum ini dimanfaatkan oleh masyarakat Palangka Raya untuk mengunjungi objek wisata bersama keluarga dan kerabatnya. Tempat wisata favorit juga ramai dikunjungi wisatawan.

AKHMAD DHANI-AGUS JAYAPalangkaraya

MENGISI musim liburan, warga Kota Cantik berbondong-bondong ke tempat wisata di Desa Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu. Dari muda sampai tua. Mereka ingin memanfaatkan waktu luang untuk mengambil liburan Tahun Baru Imlek. Jumlah pengunjung mengalami peningkatan dibandingkan hari biasa.

Salah satu destinasi wisata di desa Tangkiling yang banyak dikunjungi pengunjung adalah objek wisata Matan Andau. Lokasinya berada di kawasan perbukitan. Tepatnya di ceruk perbukitan yang merupakan bagian dari kawasan Bukit Tangkiling Hills. Hanya dengan membayar tiket Rp 20.000 pengunjung dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang tersedia. Meski destinasi wisata ini masih tergolong baru, gaungnya sudah menyebar ke mana-mana.

Senin (23/1) sekitar pukul 12.00 WIB, Pos Kalteng berkesempatan mengunjungi objek wisata ini. Ratusan orang memadati pintu loker. Suasana liburan Imlek masih terasa. Lampion merupakan aksesori dekoratif utama bangunan di kawasan wisata.

Puluhan mobil dan ratusan sepeda motor terparkir rapi di pelataran parkir dekat pintu depan. Ada yang datang bersama keluarga. Ada anak kecil dan dewasa. Ramai di area pengambilan tiket.

Selain disuguhi pemandangan taman di tengah hutan, pengunjung juga diimbau untuk berswafoto. Ada banyak spot foto yang “instagramable” di kawasan wisata ini. Diantaranya adalah rumah terbalik, patung burung tinggi, bingkai bintang dan masih banyak lagi. Pengunjung tampak memadati rumah terbalik itu. Bergiliran mengambil gambar dari sisi yang berbeda.

Saat liburan tiba, jumlah pengunjung melonjak cukup tinggi dibanding hari biasa. Hal itu diungkapkan General Manager Matan Andau Lukmanudin. Setidaknya jumlah pengunjung meningkat 70% dibandingkan hari biasa.

“Terakhir kemarin (Minggu (23/1)) ada 2.700 pengunjung yang datang, padahal di hari biasa rata-rata sekitar 500 orang,” kata Lukmanudin kepada Kalteng Post.

Dia mengatakan, sebagian besar pengunjung berasal dari kota Palangka Raya dan Kasongan. Namun ada juga yang berasal dari provinsi tetangga, Kalimantan Selatan.

Tempat wisata ini baru dibuka pada 25 November 2022. Sejak peresmiannya, sudah banyak pengunjung yang datang. Tempat ini buka setiap hari, mulai pukul 09:00 WIB hingga 22:00 WIB. Pada hari biasa, kata Lukman, pengunjung biasanya datang pada akhir pekan.

“Hari Sabtu ramai dan kalau Minggu atau Jumat sore sudah mulai ramai,” kata alumnus D3 Pariwisata Universitas Indonesia angkatan 2002 itu.

Lukman menjelaskan, di objek wisata Matan Andau, pihaknya menawarkan visi wisata yang menyegarkan dan meremajakan. Untuk mewujudkan visi refreshing, pihaknya menawarkan tempat liburan dan wisata yang memungkinkan pengunjung membawa keluarga untuk piknik dan berkemah. Ada pula beberapa resort yang pihaknya siapkan untuk pengunjung yang ingin menginap, dengan tarif Rp 375.000 per malam. Terdapat rumah kerucut berbentuk boneka dengan harga sewa Rp 550.000. Sedangkan rumah himba yang bentuknya agak luas disewakan dengan harga Rp 400.000 per malam.

“Ada berbagai bentuk tenda yang kami tawarkan bagi wisatawan yang membawa keluarga untuk menikmati liburan dan istirahat sejenak,” ujar pria asal Yogyakarta ini.

Selain itu, terdapat ruangan untuk mengadakan pertemuan dan restoran bagi pengunjung yang ingin makan dan bersantai. Lukman mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan menambah fasilitas. Diantaranya, flying fox, sepeda gantung dan penambahan kompleks hotel. “Dalam waktu dekat akan ada flying fox di sini, juga penambahan spot foto,” ujarnya.

Seorang pemuda bertubuh panjang kurus duduk di taman sebelah kanan lokasi wisata. Namanya Farid (24 tahun). Ia mengaku sudah berada di kawasan wisata selama dua setengah jam. “Nikmati angin di sini, suasananya asri, di dekat hutan bisa menikmati udara segar, didukung hari yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu mendung seperti hari ini,” ucapnya sambil tersenyum.

Farid mengaku ingin bersantai saat liburan kuliah yang hampir usai. Dia tahu situs wisata itu berkat jejaring sosial. Destinasi wisata ini menurutnya cukup bagus meski perlu beberapa penambahan. “Seharusnya lebih banyak tempat berteduh, agar pengunjung tidak kepanasan di bawah terik matahari,” ujarnya.

Tak jauh dari situ, Indah Maharati Tuwan (16) dan sahabatnya Eka (16) tampak jenaka menatap deretan resort minimalis. Dua remaja asal Desa Buntut Bali, Katingan, mengaku terdorong datang karena melihat banyaknya foto yang diunggah pengguna media sosial saat berlibur di objek wisata Matan Andau.

“Kami tertarik karena sering melihat orang memposting di media sosial, jadi saya dan teman-teman datang ke sini untuk melihat seperti apa,” katanya. “Kesan pertama di sini, lumayan bagus,” tambahnya.

Sementara itu, Sinyo (56) bersama istri dan keluarganya menempuh perjalanan jauh dari Kapuas untuk mengunjungi tempat wisata di kota indah itu. Pria yang berprofesi sebagai guru SMP ini mengaku tertarik dengan objek wisata Matan Andau karena pernah mendengar cerita dari teman-temannya yang pernah berkunjung. Sebagai warga asli Kalteng, Sinyo mengaku merasa tertantang ketika mengetahui bahwa yang pertama kali mengunjungi tempat wisata viral itu adalah orang asing.

“Karena teman saya datang ke sini lebih dulu, kami melihat postingannya, makanya kami tertarik dengan nama Matan Andau, kami orang asli di sini, kenapa tidak berkunjung,” ujarnya.

“Seperti yang diharapkan cukup ramai, sebelum saya melihatnya seperti di postingan teman-teman, itu pantas,” tambahnya.

Beralih ke objek wisata air Tjilik Riwut yang terletak di taman wisata Tahai 8 cukup ramai pengunjung. Setidaknya ada puluhan anak muda berusia antara 17 hingga 25 tahun yang menikmati wisata air gambut hitam yang tersedia di danau-danau di kawasan itu.

Taman wisata yang menawarkan pemandian air gambut ini juga sangat menarik bagi warga yang ingin berlibur. Puluhan hingga ratusan pengunjung datang dan pergi di taman wisata ini.

Pemilik Wisata Tahai 8 Mersi Ana (53) mengatakan, pada puncak libur Imlek pada Minggu (22/1) dan Senin (23/1), terjadi peningkatan jumlah pengunjung dibanding hari biasa. .

“Untuk hari Sabtu dan Minggu pengunjung cukup banyak, berbeda dengan hari-hari lainnya. Namun pada libur Imlek tahun ini, pengunjung pada hari Senin cukup banyak,” jelasnya.

Pada hari biasa, kata Mersi, jumlah pengunjung sekitar 100 orang. “Kalau musim liburan, ada 200 orang yang berkunjung,” ujarnya.

Menanggapi perkembangan destinasi wisata di Desa Tangkiling, Camat Bukit Batu Hendrikos Budi mengakui bahwa daerah yang dipimpinnya memiliki potensi wisata yang besar.

“Karena kami satu-satunya kecamatan di Kota Palangka Raya yang memiliki kawasan perbukitan, maka kami bersama lurah setempat berkomitmen untuk mengembangkan kawasan ini dengan mengajak para pelaku wisata perorangan maupun swasta untuk mengelola berbagai potensi yang ada”, ujar Budi kepada Central Kalimantan. Pos melalui sambungan telepon WhatsApp, Senin (23/1).

Program kerja yang telah dijalankan selama ini telah membuahkan hasil. Budi mengatakan, sejak awal menjabat, pihaknya sudah menargetkan setiap kecamatan di Kabupaten Bukit Batu untuk menciptakan objek wisata unggulan.

“Prospeknya sangat bagus, potensi wisata dikembangkan, dari perbukitan, dari sungai sampai danau, semuanya ada,” terangnya.

Pemerintah kecamatan dengan adanya kelurahan mengajak masyarakat untuk lebih optimal mengelola objek wisata daripada mengeksploitasinya. “Lebih baik kita gali kemajuan pariwisata daerah kita, juga akan berdampak positif bagi peningkatan PAD,” ujarnya.

Bergeser ke taman wisata Dermaga Kereng Bengkirai, hal itu terlihat biasa saja. Menurut informasi dari pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Taman Wisata Kereng Bangkirai, jumlah pengunjung taman wisata yang terkenal dengan wahana rekreasi wahana perahu sungai ini diperkirakan mencapai 1.000-1.500 orang. . Jumlah ini sama dengan jumlah pengunjung akhir pekan.

Jumlah pengunjung pada libur Imlek tahun ini memang jauh berkurang dibanding libur tahun baru yang jumlah pengunjungnya mencapai 10.000 orang.

Memang untuk libur Imlek tahun ini, jumlah pengunjung hampir sama dengan pengunjung hari Minggu, kata Juhrian, salah satu pengurus Pokdarwis, kemarin.

Pria yang bertugas mengawasi wahana rekreasi di taman wisata Dermaga Kereng Bangkirai itu menjelaskan, untuk liburan Imlek tahun ini, pihaknya belum menyiapkan sesuatu yang istimewa bagi pengunjung.

Agar wisatawan yang datang ke taman wisata Dermaga Kereng Bangkirai semakin banyak, Juhrian berharap kedepannya akan ada atraksi hiburan yang ditawarkan pada saat hari libur nasional.

“Misalnya liburan Imlek, harus ada atraksi barongsai di sini, atau atraksi budaya atau kesenian saat libur nasional,” kata Juhrian. (*/ce/ala/ko)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button