Berita Wisata

Libur Imlek, destinasi wisata di Asia Tenggara masih sepi kunjungan wisatawan China

Pada Januari-November 2022, kurang dari 23.000 wisatawan Tiongkok datang ke Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, CHIANG MAI — Hanya segelintir turis China yang berpose dan berjemur di bawah sinar matahari pekan ini di pasar dan plaza dekat gerbang tujuan wisata Pratu Tha Phae dekat Chang Mai, Thailand. Salah satu tujuan wisata yang masih menunggu kembalinya jutaan turis China.

Tempat wisata seperti Bali dan Chiang Mai sudah berada pada level tersibuk dibandingkan sebelum pandemi tiga tahun lalu. Tapi selalu cenderung tenang.

Tapi penjual minuman ringan Chinatown Chiang Mai Chanatip Pansomboon optimis. Dia yakin jumlah penerbangan dari China akan terus meningkat. Itu hanya masalah waktu.

“Kalau banyak yang kembali, itu bagus karena mereka punya daya beli,” ujar Chanatip, Rabu (25/1/2023).

Kembalinya rombongan wisata dari China diharapkan dapat mendongkrak jumlah pengunjung. Saat ini, hanya turis individu kaya yang menjelajah ke luar negeri karena harga tiket pesawat tiga kali lebih tinggi dari biasanya.

Seperti Chen Jiao Jiao, seorang dokter dari Shanghai. Dia berpose di depan gerbang batu bata Pratu Tha Phae. Chen beristirahat dari cuaca dingin Shanghai untuk menikmati suhu hangat Thailand pada tur pertamanya sejak 2020.

“Setelah tiga tahun pandemi dan musim dingin yang buruk, kami sekarang telah dibuka kembali. Bagi kami orang Tionghoa, Chiang Mai adalah pilihan pertama dan orang-orang di sini sangat ramah,” katanya, Rabu (25/1/2025).

Pada 2019, 1,2 juta turis Tiongkok mengunjungi Chiang Mai menghasilkan 15 miliar baht atau $450 juta. Pendapatan turis ini hilang ketika negara-negara menutup perbatasannya selama pandemi.

Direktur Otoritas Pariwisata Thailand di Chiang Mai, Suladda Sarutilawan, mengatakan wisatawan rombongan akan diizinkan kembali pada 6 Februari, tetapi jumlah kedatangan akan bergantung pada jumlah penerbangan yang berlangsung. Dia menambahkan, diperkirakan 500-600.000 wisatawan akan datang tahun ini.

Pengusaha China Li Wei mengatakan dia tentu berharap lebih banyak orang China akan datang. Li mengunjungi tujuh anggota keluarga.

“Karena visa dan penerbangan belum kembali normal, mungkin wisatawan akan kembali dalam tiga bulan ke depan,” kata Li.

Sementara restoran dan pertokoan berhias Imlek di Bali masih sepi. Penerbangan pertama dari China ke Bali tiba pada Minggu (22/1/2023). Pesawat dari kota Shenzhen membawa 210 wisatawan, mereka disambut dengan tarian tradisional.

“Sebelum Covid, kami bekerja sama dengan biro wisata yang setiap hari kedatangan tamu dari China, tapi sejak tutup jumlah tamu menurun,” kata seorang pemilik restoran Jimbaran, Bali, Made Sutarman.

Manajer restoran China Nyoman Wisana mengatakan setelah tiga tahun tanpa pelanggan, dia sangat senang turis China kembali.

Putu Winastra, Ketua Gabungan Dinas Pariwisata Bali, mengatakan sejak Januari hingga November tahun lalu, kurang dari 23.000 wisatawan China datang ke Bali. Hanya seperempat dari 80 operator tur yang melayani wisatawan Tiongkok yang beroperasi.

“Kami sebenarnya sangat prihatin tentang itu,” katanya.

Ia menambahkan, Indonesia sedang mengembangkan program untuk menarik lebih banyak turis China. Termasuk menjajaki penerbangan langsung dari Beijing, Shanghai, dan Guangzhou.

sumber: AP

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button