Berita Wisata

Memberi arti pada backpacking

JAKARTA – Pernahkah Anda berpikir untuk menikmati perjalanan wisata dengan penuh gaya pejalan kaki? Pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan biaya lebih murah dan dengan waktu tempuh yang relatif lama.

Ya, semua ini bukan tidak mungkin untuk dicapai. Memang, fenomena perjalanan wisata ala pejalan kaki Indonesia telah melihat perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Dilansir dari berbagai sumber, hal ini ditandai dengan banyaknya kemunculan forum pejalan kaki di berbagai situs web. Perjalanan ini dilakukan di dalam negeri atau luar negeri.

Forum-forum seperti ini sekarang banyak diminati oleh orang-orang yang menamakan dirinya ‘pecinta alam’, ‘penikmat kecantikan’, ‘petualang’ atau apapun.

Model menikmati kunjungan yang satu ini mode perjalanan ke suatu tempat tanpa membawa barang-barang besar. Dengan kata lain, Anda tidak perlu membawa koper seperti perjalanan wisata lainnya yang memakan waktu berhari-hari. Koper hanyalah tas yang kami bawa (Ransel), pakaian dan perlengkapan secukupnya yang dianggap perlu.

Biasanya yang melakukan perjalanan dengan cara ini adalah anak muda. Mereka tidak perlu tidur di hotel atau hostel mewah lainnya, cukup di suatu tempat – bahkan ada yang tidur di tenda kecil – yang bisa dijadikan tempat istirahat.

Perjalanan dilakukan dengan cara yang sederhana, seperti menumpang mobil untuk melanjutkan perjalanan. Kedengarannya melelahkan, tapi bagi para backpacker justru sangat menyenangkan.

Dampak Backpacker

Disadari atau tidak, kehadiran dari pejalan kaki banyak dampak, baik positif maupun negatif, terutama terhadap lingkungan.

Dampak positifnya antara lain peningkatan pembangunan masyarakat dan perekonomian di sekitar kawasan wisata. Kemudian memupuk rasa nasionalisme, meningkatkan rasa hormat terhadap masyarakat setempat, membantu mempromosikan pariwisata yang kurang dikenal orang, dan meningkatkan hubungan interpersonal berbagai daerah yang berbeda suku dan agama.

Itu karena para pejalan kaki banyak melakukan aktivitas dengan orang lain dari berbagai daerah selama perjalanannya.

Sementara itu, dampak negatif dari peningkatan jumlah “pecinta travel” juga signifikan, salah satunya adalah dampak kerusakan lingkungan terutama pantai dan pegunungan. Ikon keindahan yang paling dicari oleh para backpacker adalah pantai dan gunung.

para pejalan kaki ini biasanya sangat suka mendaki gunung, mencari dan mengunjungi tempat-tempat tersembunyi atau yang sering disebutkan surga tersembunyi. Tidak jarang mereka menghasilkan sampah di kawasan wisata yang tidak terpulihkan.

Biasanya mereka yang seperti ini pejalan kaki Remaja terinfeksi ‘FOMO’. Anda tidak mau ketinggalan dengan mengikuti tren travelling ini tanpa meriset terlebih dahulu, dan travelling hanya untuk kebutuhan social media styling (tidak ada content creator).

Dilihat dari sisi lain, program acara televisi bertema petualangan ke suatu destinasi wisata serta media yang mengangkat dan memberikan informasi tentang keindahan suatu destinasi wisata juga turut andil dalam penyebaran promosi terkait pariwisata. .

Akhirnya, itu adalah salah satu stimulan pejalan kaki untuk melihat dengan mata kepala sendiri betapa indah dan eksotiknya destinasi wisata tersebut.

Tantangan dan pembelajaran

Selain itu, beradaptasi dan berkomunikasi dengan siapapun menjadi pengalaman tersendiri bagi para pejalan kaki untuk mendapatkan informasi tentang tujuan yang ingin Anda kunjungi di perjalanan Anda.

Ia memiliki tantangan dan sensasi tersendiri bagi seseorang pejalan kaki. Jadikan setiap perjalanan sebagai pelajaran hidup yang mahal dari setiap peristiwa yang dialami.

Perjalanan wisata juga tidak akan lepas dari wisatawan yang ada di dalamnya. Namun, cara perjalanan wisata yang dimaknai oleh individu tertentu dalam masyarakat terkadang unik, bahkan bisa mengubah hidup seseorang.

Pencarian jati diri, pemuasan keinginan, sarana berinteraksi untuk mendapatkan pekerjaan, dapat terjadi pada diri seseorang karena perjalanan. SEBUAH pejalan kaki perjalanan yang relatif jauh dengan cara yang mudah.

Rasa perjalanan seorang backpacker bepergian tidak jauh dari itu. Mereka berwisata menikmati keindahan dan kekayaan alam dengan cara yang sedikit berbeda dari wisatawan konvensional pada umumnya.

Menjadi sebuah pejalan kaki sebenarnya, ini bukan hanya gaya “relay”: menghubungkan satu perjalanan ke perjalanan lainnya. Sebaliknya, cari persinggahan demi persinggahan dalam proses “perjalanan” untuk menemukan diri sendiri.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button