Berita Wisata

Kesenian Gegel Jubleg Garut yang berhasil menakuti penjajah

Selain kaya akan wisata alam dan kuliner, Garut juga memiliki segudang kesenian yang harus dilestarikan. Salah satu kesenian Garut yang berhasil menarik perhatian bahkan menurut cerita yang berkembang di masyarakat Garut, penjajah Belanda bergidik ngeri hingga berhasil mengusirnya dari wilayah Kabupaten Cisewu saat itu.

Kata “gegel” sendiri berasal dari bahasa sunda yang berarti menggigit, dan “jubleg” yang berarti tempat menanam padi dan rempah-rempah. Gegel Jubleg merupakan atraksi ekstrim karena penampilannya akan menunjukkan kemahiran dalam menggigit jubleg kayu yang beratnya mencapai 30 kg.

Seni ini terbentuk secara tidak sengaja. Seperti dilansir laman Disparbud Garut, kesenian ini terinspirasi dari sebuah peristiwa yang disaksikan Ukri. Suatu hari Ukri pergi ke hutan untuk mengambil kayu bakarnya. Sesampainya di tengah hutan, ia dikejutkan oleh seekor babi hutan besar yang menggigit sepotong kayu, menggoyangkannya, melintasi jalan setapak dan di semak-semak.

Ukri menjadikannya sebagai inspirasi untuk menjadi seni yang menarik dan fenomenal. Pengembangan Ukri menggunakan jubleg yang digigit sebagai daya tarik dan membutuhkan keterampilan khusus untuk memainkannya.

Cara menggigit jubleg sebenarnya tidak menggigit badan mortar kayu, karena memiliki luas permukaan yang cukup besar, sehingga memudahkan untuk menancapkan paku ke dasar mortar. Paku akan berfungsi sebagai tempat untuk menggigit jubleg, dapatkah Anda bayangkan Warginet, sebuah benda dengan berat hingga 30 kg menempel di gigi pemain Gegel Jubleg?

Atraksi kekuasaan ini berhasil menakut-nakuti penjajah yang akan memasuki wilayah Cisewu dan penjajah gagal memasuki wilayahnya karena warganya dianggap kuat.

Kesenian Gegel Jubleg mampu bersaing dan berkembang hanya sampai akhir tahun 90-an.Setelah itu, ia muncul kembali pada tahun 2011 dengan mengikuti kegiatan budaya. Semoga ada penerus budaya sunda yang hilang ini ya?

Sumber foto: Disparbud Garut

Source: infogarut.id

Related Articles

Back to top button