Berita Wisata

Puncak Kompe, Raja Ampat di Kampar Riau Butuh Bantuan Pemerintah

Pekanbaru (ANTARA) – Di Riau – Jalan Lintas Sumatera Barat, Desa Koto Mesjid, Kecamatan Koto Kampar XIII, Kabupaten Kampar, ada tempat wisata yang akhir-akhir ini viral, yaitu Puncak Kompe. Namun, destinasi wisata ini perlu campur tangan pemerintah agar bisa dikembangkan lebih lanjut.

Direktur Eco Tourism Park Puncak Kompe (42) di Kampung Patin, Kampar, ditemui Sabtu (25/9), mengatakan, lokasi wisata ini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

“Dananya tidak masuk ke Dispenda, tapi kita masih mandiri. Dari uang yang masuk itu kita jalankan dan kembangkan lagi tempat ini,” kata Eko.

Pada tanggal 20 Agustus 2022, Taman Wisata Puncak Kompe menerima bantuan dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (CSR) PT. PLN (Persero) Unit Utama untuk wilayah Riau dan Kepulauan Riau berupa pembangunan halaman utama dan kafe Kompe.

Jumlah pengunjung Taman Wisata Puncak Kompe pada akhir pekan dapat mencapai 200 orang, sedangkan pada hari libur nasional dapat mencapai 300-400 orang dan pada hari biasa sekitar 50 pengunjung, dengan biaya masuk sebesar 15.000 rupiah per orang.

Mayoritas pengunjung berasal dari masyarakat sekitar Kabupaten Kampar dan sekitarnya yang biasanya berprofesi sebagai petani kelapa sawit, sehingga harga minyak sawit mempengaruhi jumlah pengunjung.

Eko juga mengaku pihaknya belum pernah melakukan studi banding di Pulau Jawa yang sudah memiliki banyak tempat wisata serupa.

“Kami baru, istilahnya pengalaman kami di wisata ini kurang. Karena sedang viral, orang tidak sengaja menemukan Ulu Kasok, dan terus diunggah di media sosial. Beberapa minggu kemudian, orang-orang sibuk, sampai kami kewalahan. Jadi karena terlalu banyak orang di sana, kami melakukan Puncak Kompe di sini, yang dekat dengan Ulu Kasok, itu dalam kelompok”, jelasnya.

Yusuf (22), fotografer asal Kampung Patin yang mencari nafkah di tempat wisata di Puncak Kompe ini pun merasakan hal yang sama. Diakuinya, bantuan pemerintah belum maksimal untuk mengelola dan mengembangkan tempat wisata di Puncak Kompe.

Selain Yusuf, ada beberapa orang yang bekerja di pekerjaan yang sama secara shift. Jika pengunjung ramai, pendapatan bisa mencapai satu juta rupiah per hari.

Lokasi wisata Puncak Kompe. (ANTARA/Syafira Hasna)

Selain itu, menurut Lupus (43), seorang pedagang penjual minuman dan jajanan mengaku tidak bisa menyediakan makanan yang lebih variatif karena jumlah pengunjung yang tidak stabil.

Sebagai pengelola, Eko berharap pemerintah dapat membantu mereka lebih mengembangkan taman wisata Puncak Kompe, selain mendapatkan bantuan CSR dari perusahaan publik, mengingat lanskap tempat ini sangat menjanjikan, sehingga terlihat seperti tempat wisata. di daerah lain. Hal ini secara otomatis akan berdampak pada perekonomian lokal.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengunjungi Puncak Kompe pada September 2021, dan desa ini masuk dalam nominasi 50 desa wisata dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 dari 1.832 desa wisata.

Dengan kunjungan Menteri dan bantuan maksimal dari Pemerintah, diharapkan beliau segera menjadi ikon tempat wisata di Provinsi Riau, khususnya Kabupaten Kampar.

Source: riau.antaranews.com

Related Articles

Back to top button