Berita Wisata

Wali Kota Eri Cahyadi Jadikan Mangrove Botanical Gardens Destinasi Wisata Ikonik – Beritalima.com

SURABAYA, beritalima.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menata kembali kawasan wisata alam dan konservasi mangrove Gunung Anyar dan Medokan Sawah Kota Surabaya. Oleh karena itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, saat ini sedang mengupdate konsep wisata “Kebun Raya Mangrove” untuk menarik wisatawan mancanegara, sekaligus menjadi kawasan wisata edukasi dan penelitian.

Sebab, menurutnya, Mangrove Gunung Anyar dan Medokan Sawah memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi salah satu ikon baru Kota Pahlawan. Selain itu, kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia. “Kota Surabaya adalah kota besar yang sangat menakjubkan. Hutan mangrove Gunung Anyar dan Medokan Sawah akan kita pamerkan untuk menjadi ikon kota Surabaya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Selasa (28/9/2022).

Cak Eri, demikian biasa disapa, mengatakan pembaruan konsep “kebun raya mangrove” akan digelar di kawasan wisata Mangrove Gunung Anyar dan Medokan Sawah. Untuk kawasan Mangrove Gunung Anyar akan difokuskan pada wahana perahu atau penyeberangan sungai yang menunjukkan sisi eksotis Mangrove Gunung Anyar.

“Sepanjang sungai kita akan melihat 57 jenis tumbuhan bakau dan 28 jenis burung. Selain menggunakan perahu, juga akan ada jet ski,” ujarnya.

Oleh karena itu dengan adanya pembaharuan konsep pariwisata dapat menjadi tempat pendidikan dan penelitian tentang keindahan alam yang ada di kota Surabaya. “Di seri selanjutnya, kita akan beralih ke mangrove Medokan Sawah. Di sini kita sambungkan dengan jembatan yang menghubungkan mangrove Gunung Anyar dan Medokan Sawah,” ujarnya.

Dijelaskannya, di kawasan wisata alam mangrove Medokan Sawah juga terdapat berbagai wahana. Mulai dari wahana perahu atau penyeberangan sungai, sepeda air, sepeda gunung, spot foto dan spot makan. “Ini yang akan kita satukan dan itu menunjukkan bahwa Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia, namun ada keindahan alam yang tersimpan di ‘Kebun Raya Mangrove’. Baik itu untuk pendidikan, penelitian, selain untuk wisata alam. di Surabaya,” jelasnya.

Menurutnya, Kota Surabaya mampu menampilkan keindahan alam dengan menjadikan mangrove Gunung Anyar dan Medokan Sawah sebagai destinasi wisata alam di kota pahlawan. Sebab, pada tahun 2023, kawasan wisata alam harus bisa menyenangkan pengunjung. Dari spot foto, edukasi, wisata bermain anak (one way).

“Ada eksotik alam yang akan kita pamerkan, insya Allah akan menjadi referensi yang bagus. Karena seperti kawasan wisata Romokalisari, kami sudah bekerja sama dengan semua travel yang terkait dengan kunjungan tersebut. Tuhan mau, Desember 2022 selesai dan kita selesaikan lagi 2023,” katanya.

Namun, Cak Eri mengakui masih banyak warga sekitar yang belum mengetahui bahwa Kota Surabaya memiliki destinasi wisata alam. Kini ia ingin menunjukkan bahwa Kota Pahlawan juga menyimpan keindahan destinasi wisata alam. “Selain wisata heritage, kita juga akan memanfaatkan destinasi wisata alam untuk kemaslahatan masyarakat sehingga semua kegiatan ekonomi bergerak ke sini,” ujarnya.

Berbeda dengan konsep yang diusung di kawasan wisata Romokalisari Adventure Land. Meski kawasan wisata Mangrove Gunung Anyar dan Medokan Sawah memiliki wahana yang sama dengan kawasan tersebut, Cak Eri ingin menonjolkan suasana alamnya.

“Kalau ada adventure (petualangan) yang kita bangkitkan, ini dia pengajaran dan tempat penelitian. Kita juga buat tempat istirahat untuk keluarga di penghujung hari, agar masyarakat memanfaatkan kunjungan ke mangrove ini. Kita juga perlu mengajarkan anak-anak kita untuk mencintai alam,” jelasnya.

Selain itu, Kawasan Wisata Alam Mangrove Gunung Anyar saat ini sedang dalam proses pembangunan auditorium dan ruang pameran. Kedua aula ini akan menjadi tempat pameran edukasi tentang jenis tumbuhan mangrove dan berbagai jenis satwa di mangrove Gunung Anyar dan Medokan Sawah.

“Agar di mangrove ini kita mengerti makhluk hidup (jenis) apa yang ada. Insya Allah konsepnya disini adalah “Kebun Raya Mangrove” dan pada tahun 2023 sudah jadi. Karena kita lihat akhir Desember 2022, tapi akan ada perbaikan sampai pertengahan 2023,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Departemen Keamanan Pangan (DKPP) dan Perikanan, Antiek Sugiharti, mengatakan konsep tersebut sedang dibahas dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dengan demikian, hingga akhir Desember 2022, beberapa syarat akan dipenuhi untuk menjadi “Kebun Raya Mangrove”.

“Walikota Eri Cahyadi ingin memastikan ini sesuai dengan ketentuan. Jadi ada beberapa kontribusi dan saran dari beliau, termasuk desainnya. Kita bisa melihat dari mangrove Gunung Anyar di sepanjang sungai hingga mangrove Medokan Sawah,” kata Antiek.

Antiek menjelaskan, ada catatan khusus karena konsep yang akan digunakan mengarah pada konsep pengembangan “Kebun Raya Mangrove”. Tentunya terkait dengan wawasan lingkungan, sebuah rancangan yang dapat menyatu dengan situasi dan kondisi mangrove Gunung Anyar dan Medokan Sawah, karena akan menjadi salah satu destinasi wisata yang akan dikunjungi wisatawan mancanegara.

“Paling tidak kita harus menyiapkan infrastruktur sesuai standar internasional. Tentu banyak aspek yang akan kita perhatikan karena kawasan ini merupakan kawasan konservasi. Dan syarat sebagai “kebun raya mangrove” selain sebagai tempat liburan dan pendidikan, adalah memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar dan tidak mengganggu biota yang ada di dalamnya”, tutupnya.

Source: beritalima.com

Related Articles

Back to top button