Berita Wisata

Pemkot sedang menyiapkan strategi agar lokasi PKL di Kota Tua ramai pengunjung

JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana Pemkot Jakarta Barat untuk merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) ke kawasan Kota Tua masih menghadapi penolakan. Pasalnya, sejumlah pedagang kaki lima merasa tempat-tempat perdagangan yang disediakan Pemkot sepi pengunjung.

Pemprov DKI sudah menyiapkan dua lokasi PKL, yakni Kota Intan dan bekas gedung Kementerian Keuangan. Jarak dari Kota Berlian ke Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta sekitar 400 meter.

Baca Juga: Rencana Relokasi Kota Tua PKL Masih Ditolak

Kepala Suku Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (PPUKM) Jakarta Barat Iqbal Idham mengatakan, pemerintah kota telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke lokasi PKL.

Salah satunya, pemerintah kota menjadikan Kota Intan sebagai salah satu pintu gerbang kawasan wisata Kota Tua dengan membuat kantong parkir untuk pengunjung.

“Tahun ini kami secara sistematis berupaya menjadikan Kota Berlian menjadi pintu masuk kawasan Kota Tua. Lokasi prima sudah menjadi kantong parkir. Jadi pengunjung harus parkir di Kota Berlian lalu masuk Kota Tua,” kata Iqbal saat dihubungi, Rabu ( 28/9/2022).

Selain itu, kata Iqbal, lalu lintas juga akan diatur, sehingga pengendara juga bisa melewati kawasan Kota Berlian.

“Rekayasa lalu lintas yang mendukung arus kendaraan pengunjung melalui Kota Berlian,” kata Iqbal.

Kemudian, kata Iqbal, pemerintah akan menggelar berbagai acara hiburan di Kota Berlian.

“Seperti hari ini ada pertunjukan angklung, besok dan besok kami akan terus mengaktifkan hiburan untuk menarik pengunjung,” kata Iqbal, di Kota Intan, Tamansari, Senin (11/7/2022).

Baca juga: Alasan Puluhan PKL di Old Jakarta Tolak Direlokasi, Mau Jualan di Tempat Ramai

Sementara itu, sejumlah pedagang yang berjualan di Kota Berlian mengaku pengunjungnya tidak sebanyak yang ada di kawasan Kota Tua.

Namun, pedagang kebanjiran makanan ketika ada rombongan wisata yang datang dengan bus wisata.

“Tidak selalu sepi, masih ada pengunjung, hanya saja tidak banyak. Itu baru terlihat jika ada rombongan turun dari bus wisata,” kata salah satu t-marketer, Senin, kaos suvenir yang tidak mau disebutkan namanya (9 /26/2022).

Nasir (49), penjual topi dan sandal di Kota Intan, menyarankan agar pemerintah membuat peta wisata dan menetapkan Kota Intan sebagai destinasi belanja.

“Kalau bisa pengunjung diarahkan ke Kota Intan. Misalnya kalau sudah selesai wisatanya diarahkan ke sini. Atau nanti di jalan dari sini ada spot foto, jadi jarak dari Kota Intan dan Kota Tua ramai. ,” saran Nasir. .

Dapatkan pembaruan berita terpilih dan berita Baru setiap hari di Kompas.com. Jom join grup telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link lalu join. Pertama, Anda perlu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: megapolitan.kompas.com

Related Articles

Back to top button