Berita Wisata

‘Discret’ Pemkot Surabaya, Wisata Religi di Sunan Ampel Rawan Pencopet

Kamis, 29 September 2022 – 22:35 WIB

Jawa Timur – Komisi A DPRD Surabaya menyoroti tingginya angka kriminalitas di Makam Sunan Ampel karena lemahnya sistem keamanan di kawasan wisata religi. Kalaupun lemah, dalam sehari bisa terjadi 5 kali kejahatan.

“Menurut laporan dari tokoh masyarakat, tokoh agama, RT/RW, kejadian penjambretan dan pencopetan bisa terjadi 4-5 kali sehari. Ini diambil di Jalan Nyamplungan dan Jalan Pegirikan,” kata Sekretaris Komisi A DPRD Surabaya Camelia Habibah, Kamis, 29 September 2022.

Berdasarkan laporan tersebut, Komisi A menggelar rapat koordinasi dengan Satpol PP, TNI dan Polri terkait status keamanan wisata religi Makam Sunan Ampel yang semakin memprihatinkan dan dapat merusak citra kota Surabaya. .

“Yang menjadi korban adalah warga luar Surabaya yang pernah berziarah ke makam Sunan Ampel. Mereka mungkin mengira Surabaya banyak pencopet dan pencuri,” kata anggota parlemen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Camelia kembali menegaskan bahwa masalah ini tidak bisa diselesaikan oleh polisi saja. Sebaliknya, harus bersinergi dengan jajaran sekunder, yakni Satpol PP, TNI, dan Polri.

Baca Juga: Parkir PAD Rp 35 M Tak Tercapai, DPRD Surabaya: Banyak Kebocoran!

“Ternyata di lokasi wisata Makam Sunan Ampel tidak ada satpam dari pos Satpol PP. Malah mereka mobile. Kalaupun ada tempat wisata vital yang harus diperlakukan sama dengan obyek wisata lainnya seperti Taman Bungkul,” ujarnya.

Camelia menyarankan agar dibangun fasilitas berupa pos keamanan bagi petugas yang menjaga kawasan tersebut. “Selain itu, infrastruktur seperti CCTV sangat dibutuhkan. Sepertinya kawasan wisata Makam Sunan Ampel sudah terbengkalai oleh Pemkot Surabaya,” ujarnya.

Polisi berjuang untuk bertindak

Senada dengan itu, Kapolsek Semampir, Kompol Nur Suhud juga menyarankan agar Pemkot Surabaya membentuk posko terpadu yang terdiri dari Polri, TNI dan Satpol PP. Sehingga ia bisa menjaga kondisi keamanan di kawasan tersebut.

Lebih lanjut, Nur Suhud mengungkapkan, berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, jemaah haji dari luar Surabaya kerap menjadi korban tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku kejahatan.

Baca juga: Eri Cahyadi ‘Ubah’ Kebun Raya Mangrove Jadi Ikon Wisata

“Akibatnya, mereka enggan melaporkannya ke polisi. Sehingga sulit bagi kami untuk menindaklanjuti proses penyidikan. Selain itu, masyarakat enggan memberikan informasi karena takut mengganggu pekerjaan mereka di sana,” a- dia dinyatakan.

Nur Suhud mengatakan pihaknya mengerahkan aparat detektif untuk melakukan pengamanan. “Kami menangkap 2 perampok dan 2 pencopet,” tambahnya.

Nur Suhud juga menyarankan agar Pemkot Surabaya menyediakan pemandu wisata, untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman pengunjung.

Source: jatim.viva.co.id

Related Articles

Back to top button