Tempat Wisata

Prasasti Batu Tulis : harga tiket, foto, lokasi, fasilitas dan lokasi

Bagi masyarakat Bogor tentunya sudah tidak asing lagi mendengar tentang Prasasti Batu Tulis, dimana prasasti ini terletak dan melambangkan asal mula hubungan antara Kota Bogor dengan Kerajaan Pakuan-Pajajaran. Peninggalan sejarah ini terletak di lahan yang luasnya hanya sekitar 17 x 15 meter. Di dalamnya terdapat sebuah bangunan berbentuk rumah kecil dan di dalamnya terdapat beberapa batu. Di dalamnya tidak tercium aroma dupa atau bunga seperti tempat suci lainnya. Kondisi ini mungkin disebabkan karena situs ini berada di bawah pengawasan Dinas Purbakala sehingga tidak terlalu terlihat bahkan saat ibadah keagamaan.

Sejarah prasasti batu tulis

Prasasti dari Batu Tulis ini merupakan peninggalan Kerajaan Galuh Pakuan atau sering disebut Pakuan Pajajaran atau Pajajaran. Sebuah karya Hindu dari abad 11-16 Abad. Peninggalan sejarah ini hadir dalam bentuk tulisan yang ditulis pada batu. Batu yang digunakan adalah batu Terasite, sejenis batu yang ditemukan di sepanjang Sungai Cisadane di Bogor, Jawa Barat. Peninggalan sejarah ini ditulis dengan huruf Sunda Kawi atau Pallawa dan menggunakan bahasa Sansekerta. Prasasti Batu Tulis ini dibangun oleh Prabu Surawisesa, penguasa kerajaan. Prasasti tersebut juga memuat tanggal 1455 Saka atau tahun 1533 Masehi.

Tujuan dari prasasti ini diyakini untuk menyoroti prestasi Prabu Siliwangi, ayah dari Prabu Surawisesa. Namun para ahli berpendapat bahwa prasasti ini ditulis setelah meninggalnya Prabu Siliwangi. Ada versi lain yang menyebutkan prasasti ini dibuat sebagai ungkapan penyesalan terhadap Raja Surawisesa yang tidak mampu menjaga keutuhan wilayah Pakuan Pajajaran. Sebab pada saat itu pasukan yang dipimpinnya mengalami kekalahan dalam pertempuran melawan Kesultanan Cirebon yang mengakibatkan hilangnya sebagian wilayah kerajaan.

Berdasarkan keterangan singkat penjaga situs ini, Ibu Maemunah, ditetapkan bahwa situs prasasti ini pernah menjadi tempat podium penobatan raja-raja di Kerajaan Pajajaran.

VOC (Perusahaan India Vereenigde Timur) atau East Indies Trade Association merupakan ekspedisi yang pertama kali menemukan prasasti batu tulis ini sekitar tahun 1687 dan dipimpin oleh seorang pemimpin bernama Scipio. Berita penemuan ini tercatat dalam laporan ekspedisi tertanggal 28 Juli 1687.

Potret dengan tulisan batu tulis

Prasasti Batu Tulis telah banyak diteliti oleh para arkeolog. Dilaporkan pada tahun 1853, seorang ahli dari Belanda juga diduga sebagai penemu patung Lembu Nandi di Kebun Raya Bogor. Hingga akhirnya, antara tahun 1981 hingga 1984, Saleh Danasasmita, seorang sejarawan Bogor, menelitinya kembali dan kemudian menulis ulang teks yang terdapat dalam Batutulis Prasati. Dari sini kemudian ditarik beberapa kesimpulan penting mengenai asal muasal situs peninggalan ini.

Pada batu tulis tersebut terdapat tulisan yang berbunyi sebagai berikut:

“Bahkan Wangna adalah Sakakala, bahkan Prebu Ratu Purane,

Diwastu Diya Wingaran Prebu Guru Dewataprana

Diwastu Diya Wingaran Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakwan Pajajaran Seri Ratu Para Dewa

Ya, aku akan menyodok na pakwan

Diva Anak Rahyang Dewa Niskala Sa(ng) Sida Mokta Dimguna Tiga I(n) Cu Rahyang

Niskala-niskala wastu ka(n) cana(ng) sida mokta ka nusalarang

Anda tidak akan melakukan kesalahan apa pun, melakukan apa pun, melakukan apa pun

Yang talaga rena mahawijaya, ya siya, ooi saka, panca pandawa e(m) ban bumi”

Teks tersebut mempunyai arti sebagai berikut:

Semoga selamanya ini menjadi tanda peringatan bagi mendiang Raja Ratu

Ia dinobatkan dengan nama Prabu Guru Dewataprana.

Ia dinobatkan (lagi) dengan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakuan

Pajajaran Sri, ratu para dewa

Dialah yang membangun Parit Pakuan (pertahanan).

Ia adalah putra Rahiyang Dewa Niskala yang diabadikan di Gunatiga, cucu Rahiyang.

Niskala Wastu Kancana yang diabadikan di Nusa Larang

Dialah yang membuat tanda peringatan berupa gunung

Langkah Hutan Samida, Pembuatan Sahiyang Telaga Rena Mahawijaya (dibuat)

di (tahun) Saka “Lima Pandawa memikul bumi)”

Baca juga: Monumen Jogja kembali, bernostalgia dengan nuansa perjuangan Indonesia

Menurut beberapa peneliti, Hutan Samida yang disebutkan dalam prasasti tugu kemungkinan besar adalah Kebun Raya Bogor. Prasasti Batutulis Bogor menjadi petunjuk keberadaan Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran yang berumur sekitar 97 tahun. Kerajaan ini pertama kali didirikan oleh Sri Baduga Maharaja sekitar tahun 1482-1521. Selanjutnya kekuasaan diserahkan kepada Prabu Serawisesa (1521-1535), Ratu Dewata (1535-1543), Ratu Sakti (1543-1551) dan Ratu Nilakendra (1543-1551). . 1551-1567), kemudian Raga Mulya (1567-1579).

Lokasi prasasti batu tulis

Lokasi situs bersejarah ini berada di Jl Batutulis No. 54, Bogor, Jawa Barat.

Jam operasional dan harga tiket

Situs peninggalan sejarah ini dibuka untuk umum mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Tiket masuknya gratis, tetapi pengunjung dapat memberikan sumbangan sukarela.

Source: www.tempatwisata.pro

Related Articles

Back to top button