Tempat Wisata

Makam Raja-Raja Imogiri, tempat ziarah sejarah di Bantul, Jogja

Makam Kerajaan Imogiri, destinasi ziarah bersejarah di Bantul, Jogja, dengan sentuhan misteri di tangga Makam Imogiri.

Harga tiket: Bebas, Jam beroperasi: 13.30 – 16.00 WIB, Alamat: Karang Kulon, Kecamatan Wukirsari. Imogiri, Kab.Bantul, DI Yogyakarta; Map: Periksa lokasinya

Makam Raja-Raja Imogiri merupakan kompleks makam di Bantul disebut juga Pesarean yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan mantan raja Mataram dan keluarganya. Kompleks makam ini terbagi menjadi empat bagian yaitu Kasultanagungan, Pakubuwanan, Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

Imogiri berasal dari dua kata benda yaitu Hima dan Giri. Hima artinya kabut sedangkan Giri artinya gunung atau bukit. Secara ringkas, Imogiri artinya kurang lebih kabut di pegunungan. Padahal, makam kerajaan di Jogja terletak di puncak perbukitan sehingga pengunjung harus menaiki tangga terlebih dahulu.

Bukan tanpa alasan lokasi perbukitan atau pegunungan dipilih. Kebudayaan, adat istiadat dan kepercayaan pada masa ini sangat erat kaitannya dengan agama Hindu. Salah satu kepercayaannya adalah semakin tinggi letak kuburan maka semakin tinggi pula pangkat dan kewibawaannya. Mereka percaya bahwa nenek moyang mereka tinggal di dataran tinggi, terutama di perbukitan dan pegunungan.

Daya tarik makam raja-raja Imogiri

Shutterstock Daya tarik makam raja-raja ImogiriFoto oleh Patriciusluky di Shutterstock

Makam Raja-Raja Imogiri dikenal sebagai tempat wisata religi dengan berbagai hal mistis dan menawarkan banyak atraksi unik. Beberapa orang yang pernah berkunjung mungkin merasakan aura hantu di dalam kuburan. Orang lain mungkin merasa hal itu tidak masuk akal bagi mereka.

1. Sejarah Makam Raja-Raja Imogiri

Pesarean Raja Imogiri dibangun oleh Prabu Hanyokrokusumo, Sultan Agung Mataram III. Pembangunannya dimulai pada tahun 1632, sebelum Indonesia merdeka, tepat pada masa penjajahan Belanda. Pemilihan lokasi pemakaman tentunya tidak sembarangan, karena ada cara unik yang dianggap mistis oleh sebagian orang.

Periklanan. Gulir untuk melanjutkan membaca.

Pemilihan lokasi makam Raja Imogiri terinspirasi saat Raja Hanyokrokusumo menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Saat ini ia sudah berencana membangun makam untuk mengenang prestasi nenek moyangnya sekaligus menghormati mereka. Setelah melempar batu kecil ke arah juri, Anda akan mendapat ide untuk memilih lokasi pemakaman.

Sesampainya di Jogja, ia lalu melemparkan sebuah batu kecil. Tujuannya untuk membangun makam raja-raja Imogiri di ujung batu tersebut. Ada pula cerita yang mengatakan bahwa Raja Hanyokrokusumo melemparkan sebidang tanah yang dibawa dari Mekah lalu diubah menjadi Bukit Imogiri.

2. Rahasia Tangga Makam Imogiri

Dibangun di atas perbukitan, Anda tentunya harus menaiki tangga untuk menuju makam tersebut. Setiap tahap dibangun sangat berdekatan satu sama lain. Tujuannya untuk memudahkan pengunjung mengenakan pakaian adat saat berziarah ke makam raja-raja Imogiri. Uniknya, setiap orang yang menghitung langkah akan menemukan angka yang berbeda-beda.

Ini adalah misteri yang masih belum terpecahkan, baik alasan maupun kebenarannya. Namun yang jelas, tangga tersebut berwarna hitam dan berbeda dengan tangga lainnya. Konon anak tangga berwarna hitam itu merupakan bagian tubuh Tumenggung Endronoto yang dipancung karena makar.

3. Keunikan konstruksi makam

Daya tarik Makam Raja-Raja Imogiri selanjutnya adalah arsitektur bangunannya. Seperti yang telah disebutkan, pada saat ini masih kental budaya Hindu sehingga perpaduan antara budaya Islam dan Hindu sangat terlihat jelas. Pembangunannya sendiri dipimpin langsung oleh Kiai Tumenggung Citrokusumo.

Bata merah menjadi material utama setiap bangunan penghias lokasi pemakaman. Uniknya, batu tersebut tidak direkatkan dengan semen seperti pada konstruksi konvensional. Kemungkinan pada masa itu adalah dengan cara kosod yaitu dengan cara menggosok kedua permukaan batu sambil menambahkan sedikit air hingga keluar cairan kental.

Saat ini cara tersebut sudah tidak bisa diterapkan lagi karena bahan yang digunakan untuk membuat batu bata sudah berbeda dengan sebelumnya. Saat menaiki tangga, Anda akan disambut oleh tiga gerbang dengan desain berbeda. Yang pertama adalah Gerbang Supit Urang yang merupakan area umum makam raja-raja Imogiri.

Gerbang kedua disebut Paduraksa dan memiliki atap dengan ornamen bersayap di kedua sisinya. Penggunaan kedua sayap ini memiliki satu makna, yaitu simbol burung terbang sebagai filosofi keluarnya ruh dari raga. Area terakhir adalah area suci yang disebut Kedhaton, dimana semua pengunjung wajib mengenakan pakaian adat saat masuk.

4. Ada tong suci

Saat Anda menaiki tangga menuju ruang makan utama, Anda akan menemukan empat tong besar yang disebut padasan. Gentong ini terletak persis di pintu gerbang utama Makam Raja-Raja Imogiri yang dikenal dengan nama Supit Urang. Konon tong tersebut dibeli oleh sahabat kerajaan Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma di Turki.

Ia menggunakannya sebagai tempat wudhu sebelum berangkat ke Mekkah untuk salat Jumat. Pada saat itu, Raja Hanyakrakusuma dipercaya mempunyai ilmu Jayakawijaya untuk berteleportasi dengan cepat dari satu daerah ke daerah lain. Selain gentong, banyak juga benda pusaka raja-raja terdahulu yang tersimpan rapi.

Alamat dan rute menuju lokasi

Shutterstock Alamat Makam Raja-Raja ImogiriFoto oleh AntxPhotoStock di Shutterstock

Makam raja-raja Imogiri terletak di Desa Girirejo dan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari Keraton Yogyakarta, jarak yang ditempuh sekitar 16 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Tak sulit menemukan makam yang dianggap keramat oleh sebagian besar penghuninya ini.

Dari Jogja silahkan menuju Kabupaten Bantul lalu menuju Terminal Giwangan. Dari terminal, silakan berjalan lurus hingga mencapai Jalan Imogiri Selatan. Setelah kurang lebih 20 kilometer Anda akan sampai di pertigaan. Dari sini terdapat berbagai rambu yang dapat menjadi panduan hingga Anda tiba di lokasi.

Biaya masuk dan jam buka

Seperti halnya wisata religi pada umumnya, makam raja-raja Imogiri tidak dipungut biaya masuk. Hanya terdapat kotak amal di beberapa sudut strategis bagi pengunjung yang ingin menyumbangkan kelebihan uangnya. Meski tidak wajib, namun tetap disarankan mengisi sebanyak-banyaknya untuk perawatan makam.

Jika Anda datang dengan kendaraan bermotor, Anda harus membayar biaya parkir sebesar 2.000 rupiah untuk sepeda motor dan 5.000 rupiah untuk mobil. Tempat wisata religi di Jogja ini buka setiap hari kecuali bulan Ramadhan. Namun ada kalanya pengunjung membanjiri dan memadati area sekitar makam, biasanya pada malam Jumat dan bulan Syawal.

Kegiatan yang menarik

Aktivitas Shutterstock Makam Raja ImogiriFoto oleh AntxPhotoStock di Shutterstock

Makam Raja-Raja Imogiri memang tidak menawarkan aktivitas menyenangkan seperti tempat wisata lainnya. Wajar saja karena merupakan tempat wisata religi, sehingga tentunya sebagian besar aktivitasnya ada kaitannya dengan agama.

Ziarah Doakan Raja Imogiri

Setiap orang yang berkunjung ke makam suci Imogiri mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Ada orang yang berusaha memperoleh keberkahan agar segala urusannya dimudahkan. Ada juga yang ingin kaya seolah-olah meminta hadiah. Namun tujuan yang paling dianjurkan adalah menunaikan ibadah haji dengan niat baik, seperti mendoakan raja sebelumnya dan mengenang jasa-jasanya.

Mengikuti ritual rutin

Kegiatan selanjutnya adalah mengikuti ritual rutin yang dilakukan setiap tahunnya. Setidaknya ada tiga peristiwa yang harus diadakan di makam raja-raja Imogiri dalam setahun, yaitu Sya'ban (Ruwah), bulan Muharram (Suro) dan hari berdirinya Kesultanan Mataram. Setiap perayaan mempunyai ritual yang berbeda-beda dan cukup menarik untuk diikuti.

Pada bulan Muharram, perayaan dilakukan dengan ritual mencuci dan mengisi ulang tong suci. Berbeda jika bulan Sya'ban dirayakan dengan salat berjamaah untuk para leluhur. Sementara itu, khotbah ritual memperingati berdirinya Kesultanan Mataram digelar yang dapat dihadiri seluruh warga dan pengunjung secara gratis.

Pelajari tentang sejarah Kerajaan Yogyakarta

Saat anda berada di Makam Raja-Raja Imogiri, ada seorang pemandu bernama Penjaga Makam atau yang lebih dikenal dengan Tukang Kunci. Mereka mengetahui kisah berdirinya Kerajaan Mataram dan perjuangan raja-raja sebelumnya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan sejarah kepada mereka.

Ambil air dari tong suci

Empat tong suci di gerbang pertama dibersihkan dan diisi pada bulan Muharram. Sesuai dengan ritual ini, tong tersebut hanya diisi setahun sekali. Pengunjung yang datang dipersilakan membawa pulang air.

Ada masyarakat yang percaya bahwa air dari gentong atau padasan memiliki beragam khasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Namun tentu saja pendapat ini bergantung pada individu masing-masing. Jika anda berminat silahkan membawa botol kecil dan jangan lupa mengisi kotak donasi.

Fasilitas yang tersedia di kawasan wisata

Shutterstock Makam Kerajaan ImogiriFoto oleh AntxPhotoStock di Shutterstock

Meski hanya sekedar objek wisata religi, Makam Raja-Raja Imogiri menawarkan berbagai fasilitas penunjang bagi pengunjungnya. Tempat parkir yang cukup luas selalu menjadi tempat penyimpanan sementara kendaraan yang aman. Terdapat juga toilet yang tersebar di setiap kompleks makam di beberapa lokasi.

Tidak sulit menemukan musala di sekitar lokasi makam karena warga sekitar umumnya beragama Islam. Fasilitas lainnya adalah kandang kuda yang terletak di titik strategis di luar makam. Ada juga tempat duduknya, meski tidak terlalu banyak. Jika anda ingin bertanya lebih lanjut mengenai sejarah makam tersebut, silahkan menghubungi juru kunci yang juga mempunyai fasilitas informasi.

Dengan usia yang sudah ratusan tahun, Makam Raja-Raja Imogiri menjadi saksi kejayaan dan naik turunnya Kerajaan Mataram saat itu. Kompleks makam ini juga menjadi bukti bahwa Yogyakarta selalu bersatu dalam satu pemerintahan, meski ibu kota kerajaan beberapa kali berpindah-pindah.

Source: www.itrip.id

Related Articles

Back to top button