Tempat Wisata

Wisata sejarah, koleksi dan fasilitas Februari 2024

Museum Pos Indonesia

  • Biaya masuk: Bebas
  • Jam buka: 09.00 – 15.00
  • Nomor telepon: 082113176977 / 081213119938
  • Alamat lokasi : Jl. Cilaki No.73, Citarum, Bandung Wetan, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, 40115

Pos Indonesia didirikan pada tahun 1746 dan terus mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan informasi hingga saat ini. Saat ini, tidak hanya jasa pos dan kurir saja yang dilayani. Keuangan, ritel dan real estate juga merupakan bagian dari cakupan layanan PT Pos Indonesia. Museum Pos Indonesia mendokumentasikan perjalanannya melalui koleksi di sini.

Sebelum segala sesuatunya sesederhana sekarang, kegiatan pos dilakukan dengan dukungan lembaga-lembaga yang sudah mapan. Untuk itu Museum Pos Indonesia difungsikan sebagai destinasi wisata sejarah dan edukasi. Pengunjung serasa kembali ke masa dimana pertukaran informasi bahkan berlangsung berhari-hari.

Mayoritas koleksinya hanya bisa dilihat di museum. Benda-benda bersejarah yang dipamerkan di sini antara lain prangko, surat, foto, dan perlengkapan pendukungnya. Saat berkunjung ke museum ini, pengunjung akan serasa berada di dalam mesin waktu.

Baca: Tiket dan Objek Wisata Museum Geologi Bandung

Harga tiket dan biaya

Pengunjung tidak dikenakan biaya masuk untuk melihat koleksi yang ada. Namun ada buku tamu yang wajib diisi oleh setiap orang yang datang.

jam buka

Museum Pos Indonesia buka setiap hari. Baik hari kerja maupun akhir pekan dari pagi hingga sore hari.

  • Senin Jum'at: 09.00 – 15.00 WIB
  • Sabtu: 09:00 – 13:00 WIB
  • Minggu dan hari libur Liburan

Sejarah Museum Pos Indonesia

Gedung Pos Indonesia yang menampung Museum Pos IndonesiaGedung Pos Indonesia yang menampung Museum Pos IndonesiaGedung Pos Indonesia yang menampung Museum Pos Indonesia. Foto: Google Maps, Sukendro Deni Sanjaya

Museum Pos Indonesia merupakan bagian dari gedung PT Pos Indonesia. Gedung di kawasan Bandung ini menjadi saksi sejarah layanan pos. Pada awal pendiriannya, museum ini bernama Museum Pos, Telegraf, dan Telepon. Gedung kantor pos bergaya Renaissance Italia ini telah berdiri sejak masa pemerintahan Hindia Belanda.

Ketika Perang Dunia Kedua pecah, museum yang dibuka pada tahun 1931 ini ditinggalkan. Pada tahun 1980, Perum Pos dan Giro melakukan inventarisasi barang koleksi. Benda-benda bersejarah dikumpulkan sehubungan dengan artikel tersebut. Pada tahun 1982, Perum Pos dan Giro mengadakan pameran dan pengenalan sistem kode pos Indonesia.

Setahun kemudian, museum ini diresmikan menjadi Museum Pos dan Giro oleh Menteri Pos dan Telekomunikasi. Pada tahun 1995 namanya diubah lagi menjadi “Museum Pos Indonesia” yang masih berlaku sampai sekarang. Koleksi museum dibagi menjadi tiga bidang studi: sejarah, filateli, dan peralatan pendukung.

Baca: Tiket dan Atraksi Museum Asia Afrika

Koleksi sejarah

Koleksi sepeda motor pos bekas bekasKoleksi sepeda motor pos bekas bekasSeorang pengunjung berpose di depan sepeda motor pos yang melintasi desa. Foto: Google Maps, Nelly Fitriani

Museum Pos Indonesia ditandai dengan Tugu Pahlawan PTT tahun 1945 hingga 1949 di halamannya. Lokasi tugu tersebut merupakan titik pengibaran bendera merah putih dari tangan penjajah pada saat perebutan gedung PTT. Puisi Chairil Anwar diabadikan di bawah ini. Nama-nama pahlawan Pasukan Telegraf dan Telepon Pos Muda terukir di bagian atas.

Museum Pos Indonesia terletak di gedung sayap kanan bawah Kantor Pos Indonesia. Setelah menuruni anak tangga, pengunjung akan disambut patung Mas Soeharto. Tokoh ini merupakan kepala dinas pos, telegraf, dan telepon pertama. Ada pula foto penggagas penggunaan prangko sebagai ongkos kirim, Sir Rowland Hill.

Pada bagian lain terdapat diorama seorang pekerja pos yang mengendarai sepeda motor melintasi desa. Diorama lainnya memperlihatkan kumpulan gerobak surat beroda kayu. Ada juga foto pimpinan dinas dalam perjalanan pos Indonesia. Sebelum teknologi digital semaju sekarang, perusahaan pos mempunyai peranan yang sangat penting di negeri ini sejak zaman Hindia Belanda.

Baca: Biaya Masuk dan Koleksi Museum SRI BADUGA

Koleksi surat emas dan filateli

Ribuan koleksi prangko dapat ditemukan di Museum Pos IndonesiaRibuan koleksi prangko dapat ditemukan di Museum Pos IndonesiaKoleksi prangko tersebut disusun di atas papan kayu yang dapat ditarik keluar untuk dilihat. Foto: Google Maps, Abu Arman

Koleksi yang tak kalah menariknya adalah surat emas yang ditempatkan seperti poster. Surat emas itu menjadi koleksi pemerintah Inggris. Isinya adalah pesan raja-raja nusantara kepada Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford Raffles. Surat-surat tersebut ditulis dalam bahasa daerah dengan menggunakan media kertas, daun lontar dan daun lontar, emas dan perunggu.

Usianya lebih dari empat ratus tahun. Huruf Jawi pada surat tersebut ditulis dengan keterampilan tingkat tinggi. Hal ini menjadikan koleksi ini sangat berharga dan mengandung unsur seni. Selain itu, prangko merupakan surat yang paling dikenal masyarakat. Yang menjadikan tempat ini surganya para pecinta filateli adalah koleksi 131.000 prangko.

Perangko tersebut berasal dari 176 negara antara lain Indonesia, Lebanon, Perancis, Inggris dan lain-lain. Koleksinya disusun dalam lemari di atas papan kayu yang bisa ditarik keluar untuk dilihat. Salah satu koleksi tertuanya adalah perangko Hindia Belanda terbitan tahun 1864 yang bergambar Raja Willem II.

Koleksi pendukung lainnya

Koleksi kotak surat di Museum Pos IndonesiaKoleksi kotak surat di Museum Pos IndonesiaKoleksi bus surat, sarana penunjang kegiatan pos. Foto: Google Maps, Anyndika Pribadi

Koleksi penunjangnya berjumlah kurang lebih 200 perangkat yang menunjang kegiatan persuratan. Koleksinya antara lain sepeda yang digunakan oleh pekerja pos pada tahun 1950-an. Sepeda ini dilengkapi dengan kotak untuk menyimpan surat kiriman. Ada juga seragam pekerja pos dari masa Hindia Belanda.

Ada sepeda motor berwarna oranye di salah satu sisi museum. Pada bagian belakang jok terdapat kotak berwarna senada dengan tulisan keliling desa. Pada dinding di belakangnya terdapat lukisan besar yang menggambarkan kegiatan pos. Lukisan itu memperlihatkan beberapa pekerja pos sedang menunggang kuda dan sepeda, dan gulungan surat dapat dilihat di sisi kiri bawah.

Di sisi lain terdapat kotak surat yang mungkin belum diketahui generasi sekarang. Bus surat pertama dipasang di kantor pos Batavia pada tahun 1829. Sebelumnya, Postbus dipasang di trotoar dan biasanya berwarna merah agar mudah dikenali. Fungsinya untuk menerima surat beralamat dan berstempel kemudian diantar ke alamat tujuan. Benda bersejarah lainnya antara lain timbangan kemasan, peralatan percetakan, dan lain-lain.

Perabot

Museum Pos Indonesia terletak satu kompleks dengan kantor Gubernur Jawa Barat dan PT Pos Indonesia. Bangunan museum berada dalam suasana yang indah dan memiliki suasana yang sejuk. Pilihan parkir yang tersedia luas dan gratis. Toilet tersedia di museum.

Karena lokasinya yang strategis, pengunjung tidak perlu khawatir kelaparan. Terdapat banyak restoran di luar gedung, juga dalam jarak berjalan kaki. Menu yang ditawarkan bervariasi. Mulai dari makanan khas Bandung, makanan Indonesia, hingga menu internasional.

Lokasi Museum Pos Indonesia

Museum Pos Indonesia masih berada dalam satu kompleks dengan Gedung Sate di Jalan Cilaki No. 73, Bandung. Jarak tempuhnya sekitar 12 menit dengan mobil dari Stasiun Bandung di Jl. Stasiun Barat. Museum ini juga dekat dengan Braga City Walk yang dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dengan mobil.

Source: travelspromo.com

Related Articles

Back to top button