Berita Wisata

Bo-Kaap, desa Indonesia yang penuh warna di Afrika Selatan dan bagian dari sejarah!

Anak muda, orang Indonesia bertebaran dimana-mana lho. Selain Suriname, orang Indonesia juga ada di Afrika Selatan.

Di wilayah Tanjung Afrika Selatan, ada sebuah desa yang semua penduduknya adalah orang Indonesia. Terletak di lereng Bukit Sinyal, nama desa Indonesia di Afrika Selatan adalah Bo-Kaap.

Bo-Kaap adalah salah satu daerah pemukiman tertua di Cape Town. Menariknya, sebagian besar penduduk desa ini adalah pendatang Melayu dari Indonesia.

Ternyata, kawasan pemukiman ini adalah bagian dari sejarah kemerdekaan Indonesia, lho!

Awal berdirinya desa Bo-Kaap

Awal kemunculan orang Indonesia di Bo-Kaap dipengaruhi oleh kolonialisme Belanda. Sebagian besar orang Indonesia yang menduduki desa itu adalah budak atau buruh yang akan dipekerjakan oleh Belanda. Mereka dibawa oleh penjajah Belanda pada tahun 1653 ke Afrika Selatan.

Salah satu orang Indonesia pertama yang diperbudak Belanda di Cape Town adalah Abraham van Batavia. Setelah membawa budak ke Tanjung, Belanda segera mengubah nama mereka sesuai dengan bulan lahir atau daerah asal mereka. Ada yang disebut Bambang van Java, Desember van Bale, Agustus van Macasar dan masih banyak lagi.

Peluncuran Sejarah Cape Town, Desa Bo-Kaap awalnya adalah tanah kosong yang dibeli oleh seorang pria bernama Jan de Waal, yang ingin memiliki akomodasi sendiri. Sebelumnya, orang Indonesia yang tinggal di sana kebanyakan menyewa sebuah rumah kecil bernama huurhuisjes dari pengembang.

Pada tahun 1834 pengembang mulai membangun rumah di Bo-Kaap yang kemudian ditawarkan kepada para pendatang.

Hingga akhirnya, Bo-Kaap berubah menjadi perkampungan Melayu, di mana banyak penduduknya bekerja sebagai penjahit, pengrajin, pembangun, nelayan. Desa ini kemudian dikenal sebagai Tanjung Melayu.

Saat ini, wilayah Bo-Kaap tidak hanya dihuni oleh orang-orang dari keluarga Melayu, tetapi juga oleh penduduk asli dari Afrika dan India. Diperkirakan saat ini terdapat 200.000 orang Melayu yang sebelumnya berkewarganegaraan Indonesia.

Adat dan kuliner khas Indonesia ada di Bo-Kaap

Uniknya, beberapa adat dan budaya asli Indonesia masih dilestarikan di desa ini. Diantaranya adalah makanan, dimana warga sering menyiapkan sambal, gulai dan bubur.

Sejumlah bahasa atau kosa kata bahasa Indonesia juga masih digunakan dalam Bo-Kaap seperti tramakasie (terima kasih), mandie (kamar mandi), boeka (buka), periodhie (berkelahi), dan masih banyak lainnya.

Tak hanya itu, mayoritas penduduk Bo-Kaap menganut agama Islam. Bahkan sejumlah masjid kini telah didirikan di desa tersebut. Salah satunya adalah Masjid Al-Auwal yang dibangun pada tahun 1794 dan menjadi masjid pertama di desa tersebut.

Keberadaan Makam Imam Abdullah Kadi Abdus Salaam

Salah satu bukti terkuat keberadaan orang Indonesia di Bok-Kapp adalah makam Imam Abdullah Kadi Abdus Salaam, penduduk asli Tidore, Maluku. Imam Abdullah adalah seorang pangeran dari Kerajaan Tidore yang menjadi salah satu tahanan politik pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Ia diasingkan oleh Belanda ke Cape Town pada tahun 1780. Selain menulis buku yang menjadi rujukan utama umat Islam di Tanjung, orang yang mendapat julukan Tuan Guru ini juga sempat membangun sekolah Islam pertama di Bo-Kaap. . yang murid-muridnya terdiri dari anak-anak budak dan budak. Imam Abdullah adalah salah satu dari tiga imam besar Cape Town yang paling dihormati.

Desa penuh warna Bo-Kaap

DESA INDONESIA DI CAPE TOWNDesa Bo-Kaap terkenal dengan rumah-rumahnya yang dicat cerah. (TWITTER/TERBAIK AFRIKA)

Selain penduduknya yang berasal dari Indonesia, desa Bo-Kaap juga menarik perhatian warga dunia. Mengusung arsitektur bergaya Cape Dutch dan George, masyarakat Bo-Kaap mengecat rumahnya dengan warna-warna yang menyegarkan.

Bo-Kaap bahkan dihadirkan sebagai salah satu tempat paling berwarna di dunia. Keunikan desa Bo-Kaap akhirnya menjadi daya tarik wisata baru di Cape Town, Afrika Selatan.

Warna cat yang digunakan penduduk Bo-Kaap tidak sembarangan. Lukisan rumah yang berwarna-warni merupakan tanda bahwa rumah tersebut dimiliki secara langsung dan seolah-olah melambangkan kebebasan.

Penghuni rumah bebas mengecat rumahnya dengan warna apapun yang mereka pilih. Jika rumah dijual dan pemiliknya berganti, biasanya warna cat rumah juga akan berubah sesuai dengan pemilik baru.

Jika ditemukan rumah berwarna putih, ini menandakan bahwa rumah tersebut disewakan. Warna-warni rumah Bo-Kaap membuat kawasan ini menjadi destinasi wisata baru yang Instagrammable.

Selain spot foto menarik, di Bo-Kaap juga bisa kamu lakukan tur jalan kaki menikmati keindahan Table Mountain, wisata kuliner, wisata sejarah dan juga wisata belanja.

Source: www.pramborsfm.com

Related Articles

Back to top button