Berita Wisata

Sinergi dan mobilitas digital meningkatkan daya beli

Jakarta, Investor.id – Daya beli masyarakat kelas menengah menjadi andalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2022 yang mencapai 5,4%, sebagian besar didorong oleh sektor-sektor yang terkait dengan mobilitas dan teknologi.

Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro mengatakan di tengah situasi pandemi dan situasi geopolitik global yang tidak menentu, salah satu strategi pemulihan ekonomi Indonesia adalah dengan memanfaatkan daya beli kelas menengah. Banyak lapisan masyarakat kelas ini ingin mencari suasana baru setelah terkurung selama dua tahun karena pandemi. Dengan kelas menengah yang diperkirakan berjumlah sekitar 57 juta orang, atau 21% dari populasi, kelompok ini memiliki peran besar dalam menjaga ketahanan ekonomi agar terus tumbuh.

Menurut Ari, jumlah anggota kelas menengah tersebut tercermin dari sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan di atas rata-rata, seperti sektor pengangkutan dan pergudangan, sektor akomodasi dan minuman, sektor manufaktur dan infokom. Infokom tidak hanya digital sehingga ketika pandemi berlangsung orang go digital, begitu pandemi berakhir orang mencari tempat baru untuk dikunjungi. Bisa dimulai dari digital hingga offline yang artinya menggunakan digital dalam promosi dan kemudian mengarahkan pembeli ke tempat produksi, atau sebaliknya.

Ari mengatakan daya beli terkait dengan pembangunan infrastruktur untuk membuat mesin produksi dan permintaan lebih terintegrasi. “Industri dapat ditemukan hampir di mana saja dengan akses tol. Akses ini juga dapat membantu UMKM di pelosok sehingga dapat menjual produknya ke kota-kota baik secara fisik, melalui platform maupun kepada pembeli kelas menengah perkotaan yang datang ke lokasi produksi atau tempat wisata,” kata Ari pada Investor Daily Summit di Jakarta (11). /02.10).

Adanya infrastruktur ini memungkinkan sentra-sentra produksi yang sebelumnya hanya ada di kota-kota besar menyebar ke daerah, seperti halnya produksi dari daerah dapat dikirim ke kota-kota besar. Hal ini terlihat dari pertumbuhan PDB yang meningkat pada triwulan II 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi mobilitas, data menunjukkan peningkatan dengan periode yang sama tahun 2021, baik mobilitas orang maupun barang.

Pertumbuhan ini sejalan dengan evolusi PDB baik dari segi produksi maupun permintaan. Ini juga konsisten dengan evolusi angka indeks manajer pembelian (PMI) yang tetap di atas 50, artinya ekspansi terus berlanjut. “Pada September 2022, angka PMI tercatat 53,7, tertinggi sejak Mei 2022,” katanya.

Ari mengatakan fenomena yang menarik saat ini adalah munculnya sinergi digital dan non-digital. Sinergi ini banyak dimanfaatkan oleh para pengusaha, misalnya untuk mempromosikan pariwisata. Paket perjalanan dirancang untuk mempromosikan tempat-tempat wisata terkenal bersama dengan wisata lain di daerah sekitarnya. Paket-paket seperti ini menyebabkan daerah-daerah yang sebelumnya kurang dikenal banyak dikunjungi wisatawan sehingga akhirnya menjadi terkenal. Pola ini akan terus berlanjut jika destinasi terkenal tersebut digabungkan dengan wisata-wisata terdekat lainnya. Model ini akan berdampak positif pada kawasan wisata baru, sehingga mengembangkan perekonomian di lokasi baru.

Penerbit: masvin ([email protected] )

Sumber: Majalah Investor

Source: investor.id

Related Articles

Back to top button