Liputan6.com, Bandung – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung telah mengumumkan pengembangan 100 desa wisata. Program ini diakui sebagai upaya untuk memanfaatkan potensi alam dan budaya, memberdayakan masyarakat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Kepala Disparbud Kabupaten Bandung Wawan Ahmad Ridwan mengatakan sebanyak 50 dari 100 desa wisata yang ditargetkan kini telah ditetapkan sebagai desa percontohan.
“Hanya 10 desa yang ditetapkan sebagai desa wisata berdasarkan SK (keputusan) bupati,” ujarnya saat dihubungi. Liputan6.comditulis di Bandung, Jumat (21/10/2022).
Mengacu pada SK Bupati Bandung nomor 556,42/Kop7-Dispopar/2011, sepuluh desa wisata yang dimaksud adalah Desa Alam Endah, Desa Gambung, Desa Penundaan, Desa Lebak Muncang, Lamajang, Jelekong, Desa Ciburial, Desa Cibolerang, Desa Laksana, dan Desa Rawabogo. .
Wawan berharap pembicaraan desa wisata ini segera berakhir. Menurutnya, pengembangan desa wisata dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
“Yang paling penting adalah menyadarkan pariwisata bahwa kita memiliki potensi alam, tidak hanya sebagai penonton, tetapi juga sebagai subjek di desa wisata tersebut,” ujarnya.
Secara terpisah, Sekretaris Disparbud Kabupaten Bandung Aten Sonadi mengatakan desa-desa yang kurang memiliki potensi alam akan dikembangkan menjadi desa wisata buatan dengan tetap mengedepankan kearifan budaya lokal di daerah tersebut.
“Ada kuliner, budaya dan seni lainnya yang perlu kita kembangkan,” ujarnya.
Aten mengaku menyadari pentingnya pondasi pariwisata berkelanjutan dalam setiap pengembangan desa wisata.
“Makanya kita ubah cara pembangunan desa. Bukan dari atas ke bawah, tapi dari partisipasi atau keinginan masyarakat. Kalau keinginan masyarakat semakin kuat, maka kita akan dorong dan kita akan, ” dia berkata.
Kampung Jelekong di Baleendah, Bandung sudah lama dikenal sebagai kampung lukisan. Seperti apa, ya?
Source: news.google.com
