Berita Wisata

Abrasi Ancam Pesisir Sadu Tanjabtim

TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK- Masalah abrasi di kawasan pesisir Kabupaten Tanjabtim menjadi masalah yang sangat serius untuk ditangani. Selama 20 tahun terakhir, abrasi telah menempuh jarak hingga 1 kilometer.

Abrasi masih mengancam sejumlah pantai di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, seperti yang terjadi di tempat ritual mandi safar di pantai Babussalam, Kecamatan Sadu. Abrasi pesisir mengikis daratan di pesisir pantai setiap tahun.

Tidak hanya itu, abrasi pantai juga banyak terjadi di wilayah lain seperti kecamatan lain yang berada di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Berangkat dari Muara Sabak Timur, Mendahara, Nipah Panjang, Kuala Jambi ke Berbak.

Tokoh masyarakat Sadu As’ad Arsyad mengatakan, setiap tahun, terutama menjelang akhir tahun dan Tahun Baru, sering terjadi abrasi pantai karena pola cuaca yang tidak menentu dan pasang naik.

Baca Juga: Seni Kulintang Perunggu dan Mandi Safar Air Laut Hitam Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda

“Abrasi pantai yang terjadi di pantai-pantai Kecamatan Sadu terjadi hampir setiap tahun di akhir tahun. Apalagi saat musim ombak besar, karena tidak ada pembatas karena tanahnya mudah terkikis ombak.” ujarnya, Minggu (10/9/2022).

Untuk mencegah abrasi pantai semakin parah, Pemkab Tanjung Jabung Timur dan Pemprov Jambi harus berada dalam penanganan khusus.

Salah satunya dengan memasang talud atau ronjong di sepanjang pantai yang mengalami abrasi.

“Kejadian abrasi di Kecamatan Sadu sudah berlangsung selama 20 tahun dan bergeser sekitar 1 kilometer dari bibir pantai,” katanya.

Baca Juga: Ciptakan Corak Batik Pesisir Jambi, Cara Perempuan Tanjab Timur Perkenalkan Lingkungan

Jika pemerintah tidak serius, abrasi ini nantinya akan menenggelamkan pemukiman padat penduduk di sekitar pantai.

(Tribun Jambi / rifani halim)

Baca berita terbaru dari Tribunjambi.com di Google News

Source: jambi.tribunnews.com

Related Articles

Back to top button