Berita Wisata

Abrasi di Pantai Buah Jembrana Bali Rusak 70 Rumah

Denpasar, CNN Indonesia

Sedikitnya ada 70 unit rumah yang rusak akibat dampak tersebut abrasi di pesisir Banjar Peisah, desa Banyu Biru, Kabupaten Djembarana, Bali.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan pihaknya telah menjalin komunikasi dengan pemerintah di tingkat provinsi dan pusat untuk mengatasi dampak abrasi yang menggerus kawasan pesisir.

IKLAN

Gulir untuk melanjutkan konten

“Kami terus berkoordinasi dengan provinsi pusat untuk mencari solusi agar abrasi di Kabupaten Jembrana, khususnya di Peisah bisa kita tangani,” kata Tamba dalam keterangannya, Selasa (1/11).

Dikatakannya, beberapa upaya penanggulangan abrasi di sejumlah titik di Kabupaten Jembrana terus dilakukan. Sedangkan bagi yang belum diproses, kata dia, anggarannya sudah diajukan ke pemerintah pusat.

“Ya saya mohon restunya, agar semua tahapan bisa berjalan sesuai rencana,” kata Tamba yang juga melakukan pengecekan di area yang terkena abrasi.

Dalam pemeriksaan yang didampingi jajaran organisasi perangkat daerah (OPD), Tamba juga sempat berdialog dan menyerahkan bantuan sembako kepada warga terdampak.

“Kami tahu ini sangat sulit. Tapi kami akan melakukan yang terbaik untuk masyarakat Kabupaten Jembrana,” katanya.

Mengutip situs pemerintah kabupaten terkait, Jembrana memiliki topografi wilayah yang meliputi daerah pegunungan di utara dan dataran (bentang) di selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.

Sementara itu, peluncuran detik.comwarga Banjar Peisah M Nasir pada 28 Oktober menjelaskan, abrasi masif di kawasan itu sudah terlihat sejak 2017. Kemudian pada 2019, katanya, sejauh ini telah merusak puluhan rumah dan warung makan milik warga.

“Rumah saya ada dua bangunan yang hanyut, bahkan akses jalan di sini juga ikut hanyut,” ujarnya.

Pria yang berprofesi sebagai nelayan itu juga mengatakan, saat ini warga takut tidur di malam hari karena khawatir air laut akan naik ke rumah mereka. Ia mengaku jika pindah tidak memiliki lahan dan berharap jika pindah lokasi akan dekat dengan pantai.

“Kami khawatir kalau malam kami takut kalau tidur airnya naik, jadi kami takut hanyut arus. Kalau mau pindah, kami tidak punya lahan lain, dan kalau kami pindah, kami berharap. berada di dekat sini,” jelasnya.

Seorang warga sekitar, Sarbini (73), mengatakan, dalam sebulan, Banjar Pejuahan dilanda gelombang tinggi yang berdampak abrasi dua kali.

“Seperti pada 17 Oktober terjadi hujan lebat, air dari utara besar sehingga menghanyutkan rumah warga dan membentuk sungai, kondisi ini sangat mengkhawatirkan, saat kejadian, pemilik rumah bergegas masuk dan selamat,” kata Sarbini.

(kdf/anak)

[Gambas:Video CNN]

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button