Berita Wisata

Aker, Biak Papou Rock-Baking Teknik menangkap ikan

Liputan6.com, Papua – Masyarakat Kampung Sarwa memiliki tradisi menangkap ikan dengan menjebaknya dengan batu. Batu-batu tersebut ditumpuk dengan cara yang kemudian disebut dengan teknik aker.

Mengutip dari heritageculture.kemdikbud.go.id, teknik aker umumnya dipraktikkan oleh masyarakat Biak Papua. Proses pembuatan aker diawali dengan mengamati lingkungan sekitar pantai yang meliputi struktur pantai dan tempat berkumpulnya ikan pada saat air pasang.

Prosesnya dilakukan oleh orang-orang yang dianggap ahli dalam kegiatan ini. Dalam bahasa Biak, orang yang melakukan kegiatan tersebut disebut mamfakir.

Mamfakir juga bertanggung jawab untuk menentukan lokasi pembuatan aker dan lokasi bahan batu yang akan dibuat. Setelah mendapatkan lokasi aker, mamfakir akan membicarakannya dengan ketua adat.

Aker umumnya digunakan pada musim wampasik atau pada saat air laut surut pada siang hari. Setelah masyarakat tiba di pantai, mereka mengumpulkan batu dan menyusunnya.

Batu-batu ditata seolah-olah mereka membuat tempat tidur yang cocok untuk pantai. Jika bahan batunya cukup, proses pembuatan aker bisa berlangsung selama seminggu.

Aker rata-rata berbentuk persegi panjang atau setengah lingkaran. Ukurannya tergantung dari bentuk lokasi yang ada.

Masyarakat Biak Papua umumnya lebih suka membuat aker saat air pasang karena batu yang mereka ambil akan lebih ringan. Apabila aker sudah terbentuk, maka aker akan diperiksa kembali dan disimpan sebelum digunakan.

Pengarang: Resla Aknaita Chak

Indonesia berencana membangun pelabuhan antariksa di Biak, Papua. LAPAN menargetkan untuk menyelesaikan spaceport atau kosmodrom pada tahun 2024.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button