Berita Wisata

Anak gajah sumatera di Taman Wisata Alam Buluh Riau China mati karena virus

PEKANBARU, KOMPAS.com – Dunia konservasi sedang berduka. Seekor bayi gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang tinggal di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, meninggal dunia.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman Suhefti Hasibuan mengatakan bayi gajah jantan itu ditemukan mati pada Rabu (1/11/2023).

Menurut hasil pemeriksaan laboratorium, bayi gajah tersebut mati karena terpapar virus tersebut.

“Hasil uji lab keluar Selasa (17/1/2022). Bayi gajah ini mati karena positif Elephant Endoteliotropic Herpes Virus (EEHV),” kata Genman kepada wartawan dalam keterangan tertulis, Rabu (18/1/2023). ).

Baca Juga: Bayi Gajah Lahir di PLG Banyuasin, Jadi Kelahiran ke-9 dalam 10 Tahun Terakhir

Jenis virus ini, kata dia, sangat sulit diprediksi. Gejalanya tidak jelas jika hanya melihat fisik gajah. Namun, ia dapat dengan cepat menyerang bayi gajah.

Genman mengatakan, bayi gajah yang mati itu diberi nama Damar. Lahir 3 Juli 2020.

Damar adalah anak dari pasangan gajah Robin dan Ngatini. Mereka tinggal di TWA Buluh Cina.

Damar yang baru berusia 2 tahun 4 bulan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata tersebut.

Baca Juga: Atas Kematian Anak Gajah di Kebun Binatang Surabaya, Ini Tanggapan Wali Kota Eri Cahyadi

Sebelum ditemukan tewas, kata Genman, Alex Gunawan sebagai mahout atau pelatih gajah sempat melakukan pengecekan dan hendak memindahkan gajah tersebut ke dalam hutan.

Sesampainya di lokasi penyambungan, Alex Gunawan melihat gajah Damar tergeletak, namun tidak bergerak. Alex mengira Damar masih tidur.

Setelah dilakukan verifikasi lebih lanjut, ternyata Damar sudah meninggal.

“Sehari sebelumnya, petugas malam Ludinsion Nainggolan kembali melihat gajah Damar dalam kondisi baik dan tidak menunjukkan gejala sakit yang mencurigakan,” kata Genman.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button