Berita Wisata

Bagaimana Yogyakarta mengandalkan pariwisata untuk menghilangkan predikat provinsi termiskin di Pulau Jawa

TEMPO.CO, Yogyakarta – Wilayah predikat khusus Yogyakarta (DIY) sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa pada September 2022 berdasarkan lansiran Badan Pusat Statistik (BPS), belakangan menjadi tujuan utama wisatawan domestik. “Kami targetkan penanganan kemiskinan ekstrem di sejumlah kantong kemiskinan selesai pada 2024,” kata Kepala Bappeda DIY Beny Suharsono, Sabtu, 21 Januari 2023.

15 kabupaten penyumbang Yogya sebagai provinsi termiskin

Benny mengatakan, saat ini Pemda DIY telah menetapkan 15 kecamatan, khususnya di Kabupaten Kulon Progo dan Gunungkidul, sebagai pusat pengentasan kemiskinan. Sebagian besar kantong kemiskinan do-it-yourself terpetakan di wilayah selatan provinsi.

Setelah Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menargetkan pembangunan wilayah selatan dengan tujuan pemerataan pembangunan sejak 2022, Benny mengatakan akan segera menempuh berbagai langkah. Salah satunya adalah segera membuka akses infrastruktur yang lebih baik di wilayah selatan melalui proyek Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang sudah berjalan bertahun-tahun.

Proyek JJLS menghubungkan pantai selatan DIY yang menghubungkan tiga kabupaten yakni Kabupaten Kulon Progo, Gunungkidul dan Bantul. Jika proyek JJLS segera dibuka, diperkirakan akan semakin meningkatkan kunjungan wisatawan ke kawasan selatan dan menggeliat perekonomian warga. Apalagi pantai selatan Yogyakarta sendiri panjangnya mencapai 12 mil.

“Wilayah DIY selatan memiliki potensi wisata yang sangat potensial untuk mendongkrak perekonomian, baik di sektor pariwisata maupun perikanan,” ujar Benny.

BPS sebelumnya melaporkan, meski Yogyakarta menjadi tujuan utama wisatawan domestik, namun menurut perhitungan, angka kemiskinan DIY mencapai 11,49%. Persentase ini lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 9,57%.

Namun, menurut Beny, kemiskinan tidak hanya dilihat dari angka statistik. Namun, kita juga harus melihat bagaimana orang hidup dengan parameter lain. Seperti harapan hidup, tingkat pendidikan, tingkat kebahagiaan dan lain-lain. “Anda bisa melihat bahwa angka-angka ini seringkali bertentangan dengan paradoks atau anomali Yogyakarta,” ujarnya.

Benny merinci dari statistik, soal angka harapan hidup, soal angka kebahagiaan, soal rata-rata lama sekolah, soal indeks kesejahteraan di Yogyakarta, menunjukkan hal yang bertolak belakang dengan statistik kemiskinan.

WICAKSONO PRIBADI

Baca: Berlibur di Yogyakarta? Luangkan waktu untuk mampir ke 5 tempat menarik ini

Selalu update informasi terbaru. Saksikan berita terkini dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Pembaruan Tempo.co untuk mendaftar. Pertama, Anda perlu menginstal aplikasi Telegram.

TEMPO.CO, Yogyakarta: Predikat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai provinsi termiskin se-Jawa pada September 2022 berdasarkan lansiran Badan Pusat Statistik (BPS) belakangan menarik perhatian.

“Kami menargetkan penanggulangan kemiskinan ekstrem di sejumlah kantong kemiskinan selesai pada 2024,” kata Kepala Bappeda DIY Beny Suharsono, Sabtu, 21 Januari 2023.

Benny mengatakan, saat ini Pemda DIY telah menetapkan 15 kecamatan, khususnya di Kabupaten Kulon Progo dan Gunungkidul, sebagai pusat pengentasan kemiskinan. Sebagian besar kantong kemiskinan do-it-yourself terpetakan di wilayah selatan provinsi.

Setelah Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menarget pembangunan wilayah selatan dengan tujuan pemerataan pembangunan sejak 2022, Benny mengatakan, target tersebut akan segera diikuti dengan berbagai tonggak.

Salah satunya adalah segera membuka akses infrastruktur yang lebih baik di wilayah selatan melalui proyek Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang sudah berjalan bertahun-tahun.

Proyek JJLS menghubungkan pantai selatan DIY yang menghubungkan tiga kabupaten. Yaitu Kabupaten Kulon Progo, Gunungkidul dan Bantul.

Jika proyek JJLS segera dibuka, diperkirakan akan semakin meningkatkan kunjungan wisatawan ke kawasan selatan dan menggeliat perekonomian warga. Apalagi pantai selatan Yogyakarta sendiri panjangnya mencapai 12 mil.

“Wilayah DIY selatan memiliki potensi wisata yang sangat potensial untuk mendongkrak perekonomian, baik di sektor pariwisata maupun perikanan,” ujar Benny.

BPS sebelumnya melaporkan, meski Yogyakarta menjadi tujuan utama wisatawan domestik, namun menurut perhitungan, angka kemiskinan DIY mencapai 11,49%. Persentase ini lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 9,57%.

Namun, menurut Beny, kemiskinan tidak hanya dilihat dari angka statistik. Namun, kita juga harus melihat bagaimana orang hidup dengan parameter lain. Seperti harapan hidup, tingkat pendidikan, tingkat kebahagiaan dan lain-lain.

“Anda bisa melihat bahwa angka-angka ini seringkali bertentangan dengan paradoks atau anomali Yogyakarta,” ujarnya.

Benny merinci dari statistik, soal angka harapan hidup, soal angka kebahagiaan, soal rata-rata lama sekolah, soal indeks kesejahteraan di Yogyakarta, menunjukkan hal yang bertolak belakang dengan statistik kemiskinan.

WICAKSONO PRIBADI

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button