Berita Wisata

Bangkai kapal Labuan Bajo tenggelam, turis minta polisi turun tangan

Merdeka.com – Kapal wisata Tiana terbalik dan tenggelam di perairan Batu Tiga, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Sabtu (21/1). Meski tidak ada korban jiwa, turis dari kapal terkutuk itu menuntut POLISI dan pihak berwenang sedang menyelidiki sejumlah kejanggalan, termasuk penggunaan kapal yang tenggelam.

Melayani rute Labuan Bajo-Pulau Padar-Labuan Bajo, kapal ekskursi Trian membawa 17 orang, termasuk 13 wisatawan dan 4 ABK. Warga negara asing mendominasi wisatawan di atas kapal.

taboola tengah artikel

Seorang penumpang dari Pekalongan, Khouw Cynthia Josephine Kosasih (26) mengatakan dia dan ayahnya melakukan perjalanan ke Labuan Bajo secara mandiri. Agen perjalanan yang ia tugaskan disebut pernah bekerja sama dengan musafir lain, sehingga sesampainya mereka dijanjikan akan diberikan sebuah kapal bernama Nadia dengan kamar tidur utama dan kamar tidur pribadi.

Sesampainya di dermaga Labuan Bajo, ia dinaikkan ke kapal bernama Tiana. “Saya kaget sekali karena kapal ini tidak sesuai dengan yang saya pesan, saya protes. Lalu ada beberapa bule yang datang dan kapal yang dipesan tidak sesuai. Mereka pesan kapal lain, tapi ambil kapal lain,” jelas Khouw Cynthia Josephine . Kosasih.

Saat mereka memprotes kapal yang mereka tumpangi tidak sesuai dengan pesanan, awak kapal menjelaskan bahwa kapal Tiana lebih baru dari kapal Nadia yang sudah dipesan sebelumnya. “Mereka bilang kamu aman di sini karena kapal ini lebih baru dari Nadia, jadi aku tidak protes lagi dan kita tetap di sana saja,” kata Cynthia.

Setelah datang dari Pulau Komodo dan ingin melihat spot ikan pari manta di hari kedua perjalanan, kapal yang mereka tumpangi tiba-tiba oleng ke kanan. Semua barang pribadi seperti handphone, KTP, pakaian ikut tenggelam dan hilang.

“Saya sangat takut, untungnya pintu kamar saya tidak tertutup, kalau saya tutup, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada saya. Tidak ada jaket pelampung di kamar, tidak ada” Bahkan awak kapal tidak mendapat pengarahan sebelum berlayar. Sehingga ketika kejadian itu terjadi, kami bingung dan panik,” protesnya.

2 dari 2 halaman

kapal tua yang tenggelam

Cynthia menambahkan, saat dievakuasi oleh tim SAR gabungan baru mengetahui bahwa yang mereka tumpangi adalah kapal tua dan tenggelam bersama turis.

“Aneh ada kapal yang tenggelam dan mengambil tol dan mendapatkan lisensi lagi dan ditilang lagi, berlayar lagi, membawa lebih banyak penumpang, itu yang saya ragukan,” katanya.-tegasnya.

Cynthia kembali mengungkapkan, saat kapal yang mereka tumpangi tenggelam, CV Wisata Alam selaku pengelola kaget. Mereka bahkan tidak tahu bahwa semua turis telah dipindahkan dari kapal Nadia ke kapal Tiana.

“Saya sangat bingung. Ibu saya tidak bisa berenang, dia tidur di kasur tapi tiba-tiba jatuh ke air. Kalau begitu, siapa yang bertanggung jawab, apakah uang ini cukup untuk kompensasi? Ini pertanyaan saya untuk direktur kapal,” ujarnya. ditambahkan.

Ia meminta polisi memeriksa kembali dokumen kapal wisata yang beroperasi di Labuan Bajo, agar para wisatawan tidak menjadi korban kelalaian. “Kapal-kapal yang tenggelam itu hanya karam, atau buatan sendiri untuk menampung ikan sehingga tidak lagi diperbaiki untuk mengangkut wisatawan. Para korban ini semua orang asing, saya satu-satunya orang lokal. Sayang sekali paspor, pakaian, dan barang-barang berharga hilang semua. ,” pungkasnya.

(mdk/yan)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button