Berita Wisata

Bantul bakal diserbu wisatawan saat perayaan akhir tahun, ini yang dilakukan Dispar

Harianjogja.com, BANTUL — Dinas Perhubungan (Dishub) DIY memprediksi jumlah wisatawan selama liburan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) mencapai 7,8 juta orang. Banyaknya jumlah wisatawan yang datang akan menyebabkan terjadinya penumpukan wisatawan di suatu kawasan wisata.

Terkait hal tersebut, Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul telah mengantisipasi hal tersebut dengan memecah konsentrasi destinasi wisata.

Sekretaris Dinas Pariwisata Bantul Raden Jati Bayubroto mengatakan, kawasan pantai selatan, seperti Parangtritis, tetap menjadi tujuan utama wisatawan, terutama pada hari libur Nataru.

“Kawasan wisata Pantai Selatan selalu menjadi tujuan wisata favorit di Jogja, sehingga saat musim liburan hampir dipastikan akan terjadi macet dan macet di kawasan Pantai Selatan. Oleh karena itu solusi kami untuk mengatasi konsentrasi wisatawan tujuan”, kata Jati dihubungi, Kamis (15/12/2022).

BACA JUGA: Polres Bantul merotasi sejumlah pejabat, berikut daftarnya

Jati mengatakan, Dinas Pariwisata Bantul sedang gencar mempromosikan kawasan wisata lainnya, seperti desa wisata. Harapannya wisatawan lebih banyak memiliki pilihan destinasi wisata sehingga penumpukan wisatawan di suatu kawasan wisata dapat diminimalisir, terutama di kawasan pesisir yang sering dikunjungi wisatawan.

Pihaknya telah berkomunikasi dengan desa wisata dan kelompok pedagang serta penyedia jasa di kawasan wisata pantai selatan terkait kemungkinan terjadinya ledakan wisata agar lebih siap.

Selain itu, pihaknya juga akan menambah pemungut retribusi di kawasan pantai selatan agar tidak terjadi antrean kendaraan yang mengganggu lalu lintas di sekitarnya.

“Kami sudah komunikasikan dengan pihak desa wisata untuk mempersiapkan liburan natal agar siap. Persiapan dilakukan dengan memberikan promosi wisata yang juga kami fasilitasi,” ujarnya.

Ia juga mencontohkan, yang tidak kalah pentingnya adalah terkait kebersihan kawasan wisata dan infrastruktur yang memadai serta tersedianya pengelola untuk menyambut wisatawan.

Karena itu, Jati berharap keluarga yang berlibur bisa mencoba paket wisata di desa wisata, apalagi jika sudah tersedia. homestay di desa wisata.

Guna membangun citra positif bagi Kabupaten Bantul, Jati mengimbau kepada pelaku niaga dan juru parkir di kawasan wisata untuk tidak menaikkan tarif atau memungut pungutan liar (pungli).

Jika ada wisatawan atau warga yang menemukan adanya pungli parkir atau praktik lainnya, bisa melaporkannya ke Pos Joglo Kembar di Pantai Parangtritis.

Hanya saja, kantor pos hanya buka pada hari Sabtu mulai pukul 12.00 WIB hingga 17.00 WIB dan pada hari Minggu mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Namun, Dispar juga akan bekerja sama dengan Karang Taruna dan Jaga Satru Parangtritis agar posisi tersebut bisa dibuka setiap hari, meski hanya beberapa jam.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bantul, Yohanes Hendra Dwi Utomo mencontohkan, praktik menaikkan tarif atau pungli di sisi parkir membuat gambar DIY pada umumnya dan Bantul pada khususnya salah.

“Setiap liburan pasti selalu ada pungli untuk parkir. Juga yang dijalankan oleh oknum tertentu dengan dukungan oknum tertentu,” kata Hendra, Kamis.

Dia mendorong OPD terkait untuk mengambil sikap tegas terhadap praktik Pungli. Pasalnya, menurut Hendra, praktik pungli parkir terjadi secara berantai dan bergejala di banyak tempat.

“Yang satu dihukum, yang lain ditindak. Kalau begitu, lebih baik biaya parkir ditanggung oleh penjual atau pihak ketiga untuk memperjelasnya,” katanya.

Hendra mengatakan, pihaknya telah memantau pemungut parkir untuk memastikan tetap menggunakan standar pemungutan yang berlaku.

Hal ini juga berlaku bagi pengusaha. Dia mengatakan bahwa praktek pemerasan atau Berengsek Tarif ini pernah dipungut oleh seorang pedagang di Pantai Depok yang membuat citra buruk Kabupaten Bantul hingga viral di media sosial.

BACA JUGA: Polres Bantul Merotasi Beberapa Pejabat, Ini Daftarnya

Tidak jauh berbeda dengan upaya Dinas Pariwisata dan Pariwisata Bantul, meskipun PHRI Bantul memiliki banyak tamu wisatawan, mereka juga bekerja sama dengan pengelola desa wisata dan homestay sehingga wisatawan dapat menyebar ke desa wisata dan memanfaatkannya homestay yang ada. “Agar semua pihak mendapatkan dampak atau manfaat dari banyaknya wisatawan yang ada di Bantul,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bantul Singgih Riyadi mengajak Dinas Pariwisata Bantul untuk ikut memantau situasi dan kondisi wisatawan.

“Selama ini banyak wisatawan yang mengeluhkan tarif parkir yang sangat tinggi. Jadi kami juga menghimbau kepada petugas parkir agar tetap konsisten dengan aturan yang ada,” kata Singgih.

Selain itu, Dishub Bantul akan melakukan pemeriksaan di kawasan wisata melalui Petugas Pengawas dan Penertiban Parkir (Wasdal).

Singgih mengatakan Dinas Perhubungan Bantul mengawasi 137 titik parkir di jalan umum dan 15-20 titik parkir di kawasan wisata. Sementara itu, ada juga pengelola parkir yang tidak berada di bawah Dishub, seperti Pusat Kuliner Pantai Depok yang berada di bawah kewenangan koperasi Mina Bahari.

DIPROMOSIKAN:

Kisah dua brand kecantikan lokal yang diuntungkan Tokopedia: Duvaderm dan Guele

Baca lebih banyak berita dan artikel di Google Berita

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button