Berita Wisata

Bencana hidrometeorologi, pengertian abrasi dan ablasi

JAKARTA- Bencana hidrometeorologi memicu fenomena abrasi dan ablasi. Kedua fenomena tersebut sama-sama menyebabkan berkurangnya luas lahan. Secara ilmiah, kedua fenomena ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

Sebagai negara dengan ribuan pulau, Indonesia memiliki banyak wilayah pesisir. Yakni, daerah tempat bertemunya daratan dan lautan.

Wilayah pesisir memiliki batas ke arah darat yang meliputi sebagian tanah kering atau terendam air yang masih dipengaruhi oleh karakteristik laut.Beberapa faktor yang mempengaruhi wilayah pesisir seperti angin laut, pasang surut dan rembesan air laut.

Karakteristik perairan di kawasan ini masih dipengaruhi oleh proses alam yang terjadi di daratan, seperti sedimentasi dan aliran air dari daratan.

Mengutip laman pgsp.big.go.id, abrasi adalah hilangnya daratan di wilayah pesisir. Kondisi ini disebabkan oleh faktor alam dan manusia.

Faktor alam meliputi arus laut, gelombang, kondisi morfologi dan vegetasi yang tumbuh di pesisir pantai. Sedangkan faktor akibat ulah manusia adalah adanya bangunan baru di pesisir pantai, perusakan terumbu karang, penebangan hutan atau pemanfaatan kawasan sabuk pantai.

Seperti, mangrove dan pemecah gelombang (breakwaters). Atau, untuk keperluan lain seperti tempat budaya atau fasilitas lainnya.

Fenomena abrasi menyebabkan perubahan bentang alam sehingga terbentuknya tebing-tebing pantai (tebing), gua, lengkungandan tanah abrasif.

Jurang berupa pantai yang menampilkan bebatuan keras dan terjal akibat erosi di dasar tebing. Gua adalah sebutan untuk goa yang berada di tebing pantai, arch adalah penerobosan goa di kedua sisi tebing. Sedangkan dataran abrasi merupakan bidang tanah yang telah tererosi sehingga terlihat jelas saat air surut.

Sedangkan pada daerah aliran sungai (DAS) juga dapat terjadi erosi yang disebut ablasi.

Kecepatan aliran air, jumlah volume air dan proses pengangkutan sedimen merupakan berbagai faktor yang mempengaruhi kecepatan proses erosi. Seperti abrasi, fenomena ablasi juga menyebabkan perubahan membentuk bentang alam baru.

Sebagai, liku atau sungai yang berkelok-kelok. Jika ini terjadi terus menerus, maka akan terbentuk Danau Oxbow.

Kedua fenomena ini berdampak negatif pada penarikan garis darat selanjutnya dari perairan. Ini akan menimbulkan ancaman bagi pemukiman manusia dan ekosistem di belakang garis pantai dan daerah aliran sungai.

Oleh karena itu diperlukan upaya mitigasi, baik secara struktural berupa kegiatan penghijauan yaitu penghijauan maupun pembangunan bangunan pelindung. Juga mitigasi nonstruktural dengan menetapkan peraturan tentang larangan kegiatan yang dapat mempercepat abrasi dan ablasi. Misalnya, penebangan mangrove atau penambangan pasir.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button