Tempat Wisata

Benteng Indra Prata : Harga Tiket, Foto, Lokasi, Fasilitas dan Tempat

Provinsi Aceh merupakan daerah yang terkenal dengan nuansa Islamnya yang kental. Kerajaan Islam pertama di Indonesia juga didirikan di daerah ini, yaitu Kerajaan Samudra Pasai yang juga menandai masuknya Islam di nusantara. Namun sebelumnya sebenarnya ada kerajaan Hindu yang pertama kali didirikan di Aceh. Kerajaan ini meninggalkan situs bersejarah berupa benteng bernama Benteng Indra Prata.

Benteng Indra Prata kini menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup banyak dikunjungi warga Aceh di akhir pekan. Selain memiliki nilai sejarah yang tinggi, benteng ini juga dibangun dengan kokoh sehingga mampu bertahan meski diterjang tsunami pada tahun 2004. Lokasinya yang sangat dekat dengan Pantai Ujong Batee juga menjadi nilai tambah benteng ini.

Benteng Indra Prata

Secara administratif benteng ini terletak di Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Untuk menuju Benteng Indra Prata, wisatawan harus menempuh jarak sekitar 25 kilometer atau 35 menit dari kota Banda Aceh.

Wisatawan dapat menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi untuk mencapai lokasi Benteng Indra Prata. Jika menggunakan kendaraan umum, wisatawan bisa turun di Jalan Krueng Raya yang mengarah ke Pelabuhan Krueng Raya. Letak Benteng Indraprata berada dekat dengan pantai, sesuai dengan fungsinya dulu sebagai benteng dari serangan kapal Portugis.

Sejarah Benteng Indra Prata

Benteng Indra Prata dibangun pada abad ke 7 Masehi oleh Kerajaan Lamuri yang dianggap sebagai kerajaan Hindu pertama di Aceh. Pembangunannya sendiri dilakukan langsung oleh putra Raja Harsa. Raja Harsa sendiri merupakan raja yang sakti di India. Diketahui putranya melarikan diri ke Aceh dan mendirikan kerajaan.

Hal ini juga menggambarkan pengaruh India terhadap perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu yang tersebar di seluruh india. Kerajaan Lamuri mempunyai tiga titik pusat pemerintahan: Indraprata, Indrapuri dan Indrapurwa. Pembangunan benteng Indraprata sendiri dimaksudkan sebagai langkah pertahanan Kerajaan Lamuri dari serangan laut kapal perang Portugis.

Karena berfungsi sebagai benteng pertahanan Kerajaan Lamuri, maka benteng ini dibangun di lokasi yang strategis, yaitu di pesisir pantai yang langsung menghadap Selat Malaka. Selat Malaka sebenarnya merupakan jalur yang sangat penting pada masa lalu. Karena letaknya yang strategis, selat ini sering dilintasi kapal-kapal dari berbagai negara untuk tujuan tertentu.

Ketika Kerajaan Lamuri tak lagi berjaya, benteng Indra Prata masih memegang peranan penting dalam pertahanan kerajaan-kerajaan di Aceh kelak. Seperti pada masa Kesultanan Aceh, Laksamana Malahayati, laksamana wanita pertama di dunia, menggunakan benteng ini sebagai benteng pertahanan kerajaan untuk menghalau serangan meriam kapal Portugis.

Benteng Indra Prata seolah menjadi saksi sejarah panjang Aceh. Mulai dari masa kejayaan Kerajaan Hindu hingga Kerajaan Islam yang pernah ada di Aceh. Benteng ini juga pernah diguncang gelombang tsunami pada tahun 2004 sehingga menyebabkan beberapa bagian bangunan rusak parah.

Pesona Benteng Indra Prata

Sebenarnya Benteng Indra Prata merupakan sebuah kompleks benteng yang terdiri dari empat benteng. Sayangnya, kedua benteng tersebut sudah tidak terlihat lagi karena sudah tinggal reruntuhan batu. Selain itu, ada juga bagian bangunan yang terseret ke Pantai Ujong Batee hingga terendam air.

Benteng peninggalan kerajaan Hindu pertama di Aceh ini dibangun dengan menyusun bebatuan gunung untuk menjaga kestabilan strukturnya hingga saat ini. Batuan gunung tersebut tampak cukup kuat untuk menyatu dengan batuan lainnya. Satu hal yang menarik dari benteng ini adalah lem yang digunakan untuk menempelkan satu batu ke batu lainnya.

Benteng Indra Prata

Campuran batu kapur yang dihancurkan, cangkang yang dihancurkan, tanah liat dan protein digunakan sebagai lem. Teknik pengeleman dengan protein banyak dijumpai pada bangunan bersejarah seperti candi di Indonesia.

Dua benteng sisa di kompleks Benteng Indraprata memiliki ukuran yang berbeda. Benteng terbesar berukuran 70 x 70 meter dengan tinggi mencapai 3 meter dan tebal dinding benteng 2 meter. Wisatawan yang ingin memasuki halaman benteng dapat menggunakan tangga yang ada di sisi benteng.

Di dalam benteng ini wisatawan dapat melihat sebagian permukaan benteng yang kini dipenuhi rumput hijau. Selain itu, di dalam benteng juga terdapat bangunan berbentuk stupa yang menandakan bahwa arsitektur benteng masih mengikuti gaya arsitektur Hindu. Di dalam stupa terdapat sebuah sumur yang airnya cukup jernih. Tempat ini konon merupakan tempat penyucian dalam ibadah umat Hindu.

Selain itu, wisatawan juga bisa menemukan bunker berupa tangga batu di Benteng Indra Prata. Bunker ini dulunya berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata seperti meriam dan amunisi. Sayangnya, bagian lain dari benteng tersebut juga telah hancur berupa reruntuhan batu yang sudah tidak dapat dikenali lagi.

Sayangnya, batu-batu benteng ini banyak yang diambil oleh penduduk setempat untuk bahan bangunan. Tak hanya itu, ada juga yang membangun bangunan di atas fondasi benteng. Sungguh ironis padahal situs bersejarah ini harusnya tetap dilestarikan dan tidak dirusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.

Fasilitas Benteng Indra Prata

Fasilitas di Benteng Indra Prata dinilai sangat minim. Namun wisatawan bisa memanfaatkan beberapa fasilitas di Pantai Ujong Batee karena letaknya yang sangat dekat. Wisatawan dapat memarkir kendaraannya di tempat parkir pantai dan terdapat musala serta masjid yang dapat digunakan untuk ibadah.

Masih belum ada fasilitas seperti toilet umum di sekitar tempat wisata. Jika lelah setelah melihat keindahan Benteng Indra Prata, wisatawan bisa menuju warung pinggir pantai untuk minum kelapa atau berbagai kuliner khas Aceh. Pantai Ujong Batee memiliki warung sederhana yang menjual berbagai masakan khas seafood.

Baca juga: Museum Rumah Cut Nyak Dhien, mengenang pahlawan wanita Aceh

Minimnya fasilitas di Benteng Indra Prata cukup disayangkan. Pemerintah setempat tentu diharapkan turun tangan untuk melestarikan situs peninggalan sejarah tersebut. Berwisata ke Benteng Indra Prata memang menjadi salah satu alternatif saat berkunjung ke Aceh. Berikut aktivitas yang bisa dilakukan wisatawan di dalam benteng.

Wisata sejarah

Anda bisa mengikuti wisata sejarah dan mengunjungi benteng yang sudah ada sejak abad ke-7 Masehi ini. Benteng ini mempunyai nilai sejarah yang tinggi bagi perjalanan bangsa Indonesia. Anda bisa melihat keunikan bentuk arsitektur benteng yang mengikuti gaya arsitektur Hindu.

Selain itu, Anda juga bisa melihat keunikan bentengnya yang terbuat dari bebatuan gunung dan direkatkan dengan campuran khusus. Di sekitar benteng juga akan ditemukan beberapa meriam dan stupa yang konon merupakan tempat peribadatan umat Hindu.

Kunjungan ke pantai dan berburu foto

Saat berkunjung ke Benteng Indra Prata, Anda juga bisa berpose ke kamera sambil melihat latar belakang benteng yang masih berdiri kokoh meski diterpa gelombang tsunami. Meski mengalami kerusakan di beberapa tempat, namun benteng ini tetap menjadi tempat yang bagus untuk berfoto.

Anda juga bisa mengunjungi Pantai Ujong Batee setelah melihat benteng bersejarah tersebut. Pantai Ujong Batee terkenal dengan pantainya yang eksotis dengan pasir berwarna hitam kecokelatan. Tentunya akan menjadi rangkaian wisata menarik untuk mengisi waktu liburan Anda.

Jam buka dan tarif masuk Benteng Indra Prata

Anda bisa mengunjungi objek wisata Benteng Indra Prata pada pukul 08.00 hingga 18.00. Untuk memasuki kawasan Benteng Indra Prata, wisatawan tidak dipungut biaya masuk, cukup membayar biaya parkir sebesar Rp5.000 untuk sepeda motor dan Rp15.000 untuk mobil. Harga tersebut sudah termasuk biaya masuk ke Pantai Ujong Batee.

Baca juga: 250 Tempat Wisata di Aceh Paling Menarik Yang Wajib Dikunjungi

Peta lokasi benteng Indra Prata

Tips berwisata ke Benteng Indra Prata

  • Berhati-hatilah saat menaiki tangga di dalam benteng.
  • Jangan merusak bagian mana pun dari bangunan di dalam benteng.
  • Jaga kebersihan dengan tidak membuang sampah di sekitar benteng.

Source: www.tempatwisata.pro

Related Articles

Back to top button