Berita Wisata

Berendam di Pemandian Air Panas “Pariban” Tanah Karo memberikan sensasi alami

Berastagi, Karosatuklik.com – Bulan Agustus 2022, kami bertiga sekeluarga jalan-jalan ke Tanah Karo. Kami menghabiskan sepanjang hari mengunjungi beberapa tempat wisata, dimulai dengan mengunjungi pasar buah Berastasi, menunggang kuda, mengunjungi peternakan sapi yang menghasilkan susu dan yoghurt, melihat kebun sayur, duduk di taman Gundaling dan terakhir berendam di pemandian air panas. . sulfur.

Yang terakhir saya sebutkan, yaitu pemandian air panas, adalah yang paling berkesan. Kami berendam di mata air panas Pariban. Pemandian ini terletak di desa Sidebuk-Debuk, Tanah Karo, Sumatera Utara. Itu dapat diakses melalui darat. Pintu masuknya melalui desa Doulu yang berjarak sekitar 3 km dari kabupaten Sibolangit.

Menuju pemandian air panas “Pariban”, kita akan melewati beberapa tempat pemandian lain yang berjejer di jalan. Setelah melewati lokasi panas bumi milik PT Pertamina, di ujung jalan Anda akan menjumpai terminal angkutan. Dari terminal ini, pintu masuk ke Pemandian Pariban. Tak pelak, di sepanjang jalan bau belerang mengundang diri. Asap belerang naik ke langit.

Karo benar-benar beruntung. Sejak Gunung Sibayak tidak lagi aktif, saya terus tidur. Dia sudah tidur selama bertahun-tahun. Tapi air belerang terus mengalir dari perutnya. Sehingga ladang-ladang penduduk di kaki dan di lereng gunung mendapat limpahan air belerang panas. Dengan sedikit perubahan, para petani telah mengubah ladang mereka menjadi sumber air panas.

Kolam air panas alami ini semakin menawan berkat kemewahan pemandangan, udara segar, suasana ladang yang kaya akan sayuran. Belum lagi pemandangan punggungan gunung yang meninggalkan bekas letusan.

Pemilik pemandian air panas Pariban, Model Surbakti (65) tahu betul kemewahan Sibayak. Karena itu, Surbakti yang hanya seorang tukang kebun pasar nekat mengubah sawahnya di kaki Gunung Sibayak menjadi kolam alami.

Merek “Pariban” menghasilkan uang

Menurut Surbakti, ia menamakan pemandian ini Pariban karena dua alasan. Pertama karena dia menikah dengan penusuknya sendiri. Impa berarti putri paman. Dalam bahasa Batak, impal sama dengan Pariban. Alasan lain, kata dia, karena diksi “Pariban” sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Sumut.

Lebih lanjut Surbakti menjelaskan bahwa kedua alasan tersebut cukup kuat untuk dijadikan sebagai branding bagi bisnis pariwisata. Menurutnya, brand “Pariban” akan mampu menarik minat masyarakat Sumut. Potensi 12 juta orang, kata Surbakti, merupakan potensi sumber uang yang akan menambah lemak pundi-pundinya.

Surbakti pernah membayangkan orang berendam lama di kolam air panas sambil memandangi indahnya punggung Gunung Sibayak sambil dibelai angin. “Perasaannya luar biasa,” katanya.

Pariban merupakan pendatang baru di objek wisata keluarga di Kabupaten Karo. Namun, sumber air panas ini dengan cepat melejit, melampaui puluhan pemandian alam lainnya di desa Raja Berneh dan Sidebuk-Debuk, Tanah Karo. Sejak dibuka pada 2010, Pemandian Air Panas Pariban awalnya tidak laku. Padahal tiket masuknya saat itu hanya dipatok sebesar 2000 rupee.

Melihat usahanya tidak membuahkan hasil, Surbakti mulai memutar otak. Ia banyak berpikir tentang bagaimana mengembangkan sumber air panas ini untuk menarik pengunjung, terutama kaum milenial. Saat itu, kata Surbakti, akses jalan menuju pemandian tersebut sangat buruk sehingga membuat wisatawan enggan untuk berkunjung.

Namun Surbakti dan anak-anaknya tidak patah semangat. Keluarga ini bekerja ekstra. Yang mereka lakukan adalah membenahi sejumlah fasilitas sehingga ada pembeda yang kontras dengan pemandian lainnya. Tak pelak, Pemandian Air Panas Pariban menjadi salah satu pemandian air panas alami yang paling banyak diminati pengunjung saat ini.

Keliling dunia

Tidak kurang dari 4.000 hingga 6.000.000 pengunjung mengunjungi pemandian ini setiap bulannya. Ini semua berkat kerja keras Model Surbakti dan anak-anaknya dalam mengemas destinasi wisata lokal. “Saya sudah keliling dunia, potensi alam kita sebenarnya tidak kalah tinggi dari negara lain. Bedanya mereka serius mengelolanya. Kami enggan,” kata Surbakti yang baru pulang dari Dubai, Uni Emirat Arab. .

Menurut Surbakti, ada beberapa alasan mengapa pemandian air panas Pariban mampu mengungguli pemandian alam lainnya. Secara konseptual dulu. Pemandian Pariban dirancang untuk wisata keluarga. Lima kolam dilengkapi dengan tingkat air panas yang berbeda, panas, sedang dan panas sehingga pengunjung dapat memilih untuk berendam di kolam tertentu. Ada kolam renang yang cukup besar bahkan untuk balita untuk berenang, karena air panasnya cocok untuk anak-anak.

Kedua, membangun waterboom dengan kolam air tawar dan dingin. Anak-anak dan orang dewasa sepertinya sangat menyukai kolam air dingin ini. Sedangkan di dekat kolam terdapat pulau kelinci dan taman bunga, sedangkan celah batas antara pulau kelinci dan taman digunakan sebagai kolam ikan mas.

Ketiga, membangun kolam ikan yang terdiri dari tiga kolam ikan emas, dua kolam ikan hias, dan satu kolam ikan lele raksasa. Jadi, selain berenang dan berenang, pengunjung juga bisa menyaksikan ikan-ikan yang ada di kolam. Jika tertarik, pengunjung juga diperbolehkan memberi makan ikan dengan pelet yang harus dibeli seharga Rp 2.500 per bungkus.

Kemudian ada lesehan untuk pengunjung yang ingin istirahat dari mandi. Ada tikar di setiap lesehan. Tentu saja lesehan ini disewakan, namun harganya masih bisa terjangkau.

Selain itu, ada juga sebuah ruangan. Ruangan tersebut dapat digunakan untuk acara-acara khusus. Ada juga restoran yang menawarkan berbagai hidangan dan harganya terjangkau.

Restoran ini dibangun di dekat kolam air dingin, sehingga pengunjung dapat makan atau minum sambil melihat ikan berenang atau memandangi punggung Gunung Sibayak.

Tidak cukup sampai di situ saja, ada juga kursus balap motor ATV untuk anak-anak dan remaja. Selain itu, pemandian alam ini menjaga kebersihan tempat wisata.

Jika pengunjung puas dengan mandinya, mereka bisa membilas tubuh mereka dengan air dingin atau hangat di pancuran dekat bak mandi air panas. Bisa juga membersihkan badan di kamar mandi.

Kamar mandinya banyak, jadi pengunjung bebas memilih kamar mandi mana yang ingin dibersihkan. Harga tiket masuk ke pemandian umum ini di hari lain adalah Rp 20.000 per orang.

Sebagai pria yang suka bepergian, Surbakti suka mengkloning hal-hal baik. Dari hasil wara-wiri ke berbagai negara, seperti Jepang, Dubai, Selandia Baru dan Belanda, menyerap ilmu pengelolaan wisata alam.

“Waktu saya di Jepang, saya belajar memanfaatkan lokasi dekat gunung untuk dijadikan wisata alam. Kenapa bisa, saya tidak bisa? Padahal Tanah Karo jauh lebih indah dari tempat-tempat yang pernah saya kunjungi,” dia menjelaskan.

Tidak hanya bepergian ke luar negeri, Surbakti juga senang bepergian di dalam negeri. Ia mengunjungi berbagai pelosok tanah air untuk menikmati wisata alam sambil belajar bagaimana mempromosikan sebuah destinasi wisata.

“Alam kita adalah anugerah dari Tuhan. Udaranya segar. Kami hanya butuh sentuhan dari tangan kami, agar lebih banyak orang yang bisa menikmatinya,” ujarnya.

Model itu menceritakan bagaimana dia putus asa untuk mengubah lahan seluas 1,5 hektar menjadi tempat berenang. Pada saat itu, praktisi lain sebenarnya menganggap tindakannya bodoh. Namun modal pengalamannya keliling dunia membuka matanya dan meyakinkannya bahwa aktivitas wisata ini bakal meledak.

Belajar dari alam

“Saya bukan anak sekolah. Pendidikan formal saya lemah, tetapi sekolah saya belajar dari alam dan dari banyak orang. daripada kuliah.

Dengan modal pertanian, semangat berbisnis dan dukungan keempat anaknya (lulusan), Surbakti bertekad membangun wisata termal. “Di ladang kami, sudah ada dua sumber air panas. Hanya membangun kolam renang. Ya, saya mulai,” tambahnya.

Setelah bekerja keras membangun berbagai fasilitas wisata, dan sedikit promosi melalui pamflet, perlahan tapi pasti Pemandian Alam Pariban kini dikenal luas oleh masyarakat Sumut.

“Bahkan sekarang sudah viral di media sosial dan YouTube. Terima kasih kepada yang membuat video dan foto dan membagikannya. Jadi kolam kami terkenal,” tutupnya. (Dedy Hutajulu)

Baca juga:

1. Sumut bukan cuma Medan, yuk jalan-jalan ke Kabupaten Karo

2. Berani ambil resiko, Felix sukses buka wisata edukasi Efi Honey

3. Untuk meningkatkan pariwisata, Pemkab Karo menyelenggarakan pelatihan pemandu paralayang di Tongging

4. Jarang Dipamerkan, Kantor Bupati Karo Pamerkan Keindahan Siosar “Negeri Indah Di Atas Langit” dan Kutu Deleng

5. Air terjun Lau Nderong, eksotis dan patut dikunjungi

baca: 66

Source: karosatuklik.com

Related Articles

Back to top button