Sepintas De Djawatan dengan hutan asam yang lebat ditambah kanopi alam serta epifit dan siluet indah sinar matahari oleh Sang Pencipta mirip dengan penggambaran hutan di film layar lebar The Lords of the Rings.
Film trilogi fenomenal dari sutradara Peter Jackson ini mengambil langkah mundur yang dalam ke kawasan hutan kota kelahirannya, Selandia Baru. Salah satunya adalah Taman Nasional Kaitoke di North Island, Wellington. Taman nasional seluas 2.500 ha dalam film ini digambarkan sebagai Rivendell, tempat tinggal para elf.
Demikian juga penggambaran hutan lebat Mirkwood di Middle-earth dalam versi baru The Lord of the Rings oleh penulis legendaris Inggris John Ronald Reuel Tolkien, yang hidup antara tahun 1892 dan 1973.
Tolkien menggambarkan Mirkwood yang tebal sebagai Puzzlewood, sebuah hutan hijau seluas 14ha di Coleford, Gloucesteshire, Inggris, karena ia sering mengunjunginya.
Untuk itulah, banyak pengunjung yang menyebut De Djawatan sebagai hutan Lords of the Rings dan kemudian foto-fotonya viral di media sosial pada tahun 2017. Semakin banyaknya orang yang mengunjungi kawasan keren ini setelah viral menjadi alasan pemerintah setempat membuat merupakan objek wisata alam.
Lingkungan hutan ini juga telah dirombak agar menarik untuk dikunjungi sekaligus menghilangkan penat, dengan penambahan ratusan meter jalan tanah, pagar pohon trembesi raksasa, toilet dan tambahan mushola.
Di beberapa sudut juga telah disediakan bangku kayu jati. Agar pengunjung tidak cepat lelah, pengelola menyediakan gerobak. Pengelola juga menawarkan sudut-sudut indah bagi pengunjung untuk berfoto dengan latar belakang pohon asem raksasa.
Sebelum dikenal sebagai tempat wisata seperti sekarang ini, masyarakat Benculuk lebih mengenal hutan ini dengan sebutan Tapel Pelas. Selama beberapa dekade, bahkan sejak masa penjajahan Belanda, Tapel Pelas telah digunakan sebagai tempat penyimpanan kayu (TPK) dan hasil hutan yang dikelola oleh Perhutani.
Source: m.liputan6.com
