Berita Wisata

Berkunjung ke masjid unik ala Tionghoa di Lombok – KBK

Masjid Bergaya Tionghoa di Dusun Jurang Malang, Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. (Foto: Antara)

Posting dilihat: 24

MATARAM – Lombok dikenal sebagai pulau seribu masjid. Salah satu masjid di Pulau Lombok ini berbeda dengan masjid lainnya. Masjid unik ini terletak di Dusun Jurang Malang, Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Nama Masjid Ridwan terkenal dengan arsitektur Cinanya yang unik.

Masjid Ridwan didirikan pada tahun 2011 atas prakarsa H Maliki, seorang mualaf asal Cina. Untuk proses pengerjaan bangunan tersebut dibantu oleh salah satu temannya yang ahli dalam bidang desain arsitektur.

Menempati lahan seluas 90 hektar yang terdiri dari masjid, taman, spot foto, kolam renang, kerai besar, tempat wudhu, camp dan tempat parkir, semuanya didesain seperti bangunan Tionghoa.

Setiap bentuk dan dekorasi masjid memiliki makna tersendiri, seperti kubah, sudut bangunan yang berbentuk segi delapan, sisi bangunan dan dekorasi masjid yang bertuliskan kaligrafi.

Hiasan di sisi pintu masuk bertuliskan aksara Tionghoa, warna cat masjid merah dan kuning, terdapat payung di halaman masjid, dan jembatan yang menghubungkan perbukitan.

Dengan arsitektur bangunan yang khas China, memiliki makna Islami seperti kubah tiga lapis yang dimaknai sebagai filosofi manusia yang hidup dalam kandungan. Kemudian, di dunia ini dan akhirnya di akhirat.

“Saya ingin menanamkan nilai-nilai Islam di masjid yang saya bangun. Kalau orang Tionghoa percaya, atap yang ditumpuk berarti orang itu adalah orang yang memiliki silsilah kesultanan,” kata H Maliki selaku pemilik Masjid Ridwan.

Di setiap sudut dan sisi kubah Masjid Ridwan terdapat 23 sudut yang dihiasi dengan nama-nama nabi dan nama-nama bidadari yang memancarkan warna-warna indah.

Ditambah dengan suasana yang sejuk dan jauh dari keramaian, membuat masyarakat beribadah (berdoa) terasa lebih nyaman.

Selain itu juga terdapat foto-foto tokoh agama yang pemikirannya sangat berpengaruh di Pulau Lombok dan di setiap foto terdapat orang yang memberikan pemahaman tentang Islam kepada H Maliki.

Di bagian depan Masjid Ridwan juga terdapat payung besar dan jembatan yang menghubungkan bangunan masjid dengan bukit di sebelah masjid. Secara khusus, payung besar yang menghiasi halaman masjid memberikan kesan bahwa Anda sedang berada di kota Makkah.

Berada tepat di atas bukit menunjukkan bahwa pemiliknya ingin merasa dekat dengan Tuhannya. Karena pada zaman dahulu, orang bermeditasi pada tingkat tertinggi untuk mengambil keputusan.

Maliki mendapat ide untuk membangun masjid setelah mendengar tausyiah di radio tentang kisah Nabi Musa AS yang mendaki bukit untuk berkomunikasi dengan Tuhannya.

“Setelah mendengarkan ceritanya, begitulah saya membangun masjid di atas bukit,” katanya.

Dipenuhi dengan warna merah dan kuning merupakan warna yang harus ada dalam kehidupan masyarakat Tionghoa karena warna tersebut melambangkan kebaikan, warna identitas bagi etnis Tionghoa dan juga melambangkan kegembiraan dalam kepercayaan etnis.

Berbeda dengan warna pintu masuk masjid yang terbuat dari kayu jati, motif bunga matahari yang indah diukir dengan warna coklat kehitaman melambangkan kesuburan dan kemakmuran.

Di sebelah pintu masuk, ada dua tulisan Cina di kiri dan di kanan yang berarti “Walaupun kita jauh, kita tetap dekat karena kita adalah saudara Muslim”. Kemudian artikel lainnya menjelaskan bahwa semua manusia di Bumi adalah bersaudara.

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Ridwan merupakan salah satu objek wisata religi di Dusun Jurang Malang. Bahkan, masjid ini resmi dijadikan ikon Desa Pakuan pada tahun 2013 karena bentuknya yang unik.

Banyak pengunjung yang datang untuk mengabadikan momen tersebut dengan berfoto selfie di setiap sudut masjid, terutama pada hari Sabtu dan Minggu (libur).

Dengan posisi Masjid Ridwan yang berada tepat di atas perbukitan dan dikelilingi taman yang asri, pengunjung yang datang ke tempat ini akan mendapatkan kenyamanan dan keindahan saat melihat bangunan masjid yang unik dan indah.

Salah satu pengunjung, Zainal, mengatakan arsitektur yang indah dan angin sepoi-sepoi membuatnya enggan meninggalkan masjid. Saya ingin tinggal di tempat ini.

Ia mengaku sangat menyukai masjid karena banyak tempat yang bisa dijadikan spot foto dan tempatnya juga jauh dari keramaian.

Selain sebagai tempat ibadah dan perjalanan, Masjid Ridwan juga sering dijadikan tempat pernikahan dengan menerima hadiah langsung dari pemilik masjid berupa kambing atau uang tunai.

Tidak hanya masyarakat yang akan menikah, warga yang ingin melakukan kegiatan sosial, seperti khitanan, begawe (pesta pernikahan), pertemuan/diskusi, juga difasilitasi sesuai kebutuhan.

Jika ada kegiatan sosial atau keagamaan di masjid, maka akan difasilitasi oleh pemilik masjid sesuai dengan kebutuhannya.

Dari sore hingga malam, Masjid Ridwan berfungsi sebagai tempat belajar Al-Qur’an bagi anak-anak yang rumahnya berada di sekitar alun-alun.

Sementara itu, masyarakat Dusun Jurang Malang sangat menyambut baik bangunan Masjid Ridwan bernuansa Tionghoa. Karena bangunan tersebut merupakan tempat ibadah bagi umat Islam.

Dari segi ekonomi, warga sekitar juga diuntungkan dengan adanya menara sebagai tempat perdagangan dan menjadi satpam (parkir).

Karena tidak adanya loket pembayaran tiket masuk Masjid Ridwan, pemilik ingin pengunjung merasa senang saat berada di tempat ini, sehingga semua orang bisa mengunjungi kunjungan unik ini.

Sumber: Antara

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button