Berita Wisata

Beruntung bagi CSR Semen Tonasa, Dewi Mangrove bisa menjadi pemandangan sunset yang indah

PANKEP,UPEKS.co.id— Twilight sebuah desa indah di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep. Puluhan wisatawan lokal sengaja mengunjungi destinasi ini pada sore hari menjelang matahari terbenam.

Latar belakang langit berwarna jingga kemerahan dan awan gelap mendung, menampilkan pesona layaknya lukisan alam yang mengundang decak kagum puluhan pasang mata yang menyaksikannya.

Inilah saat yang tepat untuk mengabadikan momen indah di kawasan ini – kawasan Dewi Mangrove Bulu Cindea atau lebih dikenal dengan Desa Wisata Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.

Hamparan garis pantai di kawasan Biringkassi merupakan bentang alam yang benar-benar ideal untuk menikmati panorama matahari terbenam ditemani semilir angin yang bertiup dari hutan bakau di sekitarnya.

Untuk mencapai kawasan ini, hanya membutuhkan waktu sekitar 25 menit dari kota Pangkajene. Jalan beton mulus dengan nuansa pedesaan namun alami. Dari arah barat terlihat gedung perkantoran dan kawasan pelabuhan Biringkassi – tempat bongkar muat antar pulau Semen Tonasa.

Kawasan mangrove yang hampir setiap tahun menjadi program PT. Semen Tonasa merupakan bagian dari program CSR lingkungan (Corporate Social Responsibility) di daerah ini.

Beruntung bagi CSR Semen Tonasa, Dewi Mangrove bisa menjadi pemandangan sunset yang indah

“Pemandangan matahari terbenam yang sempurna di lokasi ini. Tanaman mangrove juga tumbuh hijau di kawasan ini,” kata Desi, pengunjung lokasi ini.

Dibalik senja yang tampak kembali ke ranjangnya, Desi dan kawan-kawan memesan sebuah pertapaan (aula) yang disiapkan pengelola untuk menyantap makanan yang dipesan sekaligus dijadikan tempat pemotretan.

“Tempatnya luar biasa, biaya masuknya juga relatif terjangkau,” kata perempuan berusia 21 tahun yang tinggal di kota Pangkajene ini.

Di gerbang utama sebelum memasuki kawasan Dewi Mangrove, pengunjung dapat memilih beberapa koridor untuk beristirahat atau berkeliling sendiri sambil mencari spot terbaik.

Di sana disediakan beberapa fasilitas, antara lain rumah selsar, spot foto sunset, kafetaria, jungle tracking, kios cinderamata, dan fasilitas umum lainnya, seperti tempat parkir, mushola, dan kamar mandi. Tersedia juga homestay bagi pengunjung yang ingin menginap dengan tarif terjangkau.

Cukup menarik meski fasilitasnya tidak selengkap kebanyakan destinasi wisata di daerah lain. Di kabupaten ini masih didominasi oleh wisatawan lokal yang ingin datang dan makan sambil mencari suasana baru dengan background foto sunset.

“Kami berusaha memperbaiki dan menambah fasilitas, sehingga wisatawan domestik maupun mancanegara bisa berkunjung,” kata local community organizer (LCO) CSR PT. Semen Tonasa, Sahria Halim.

Sahria mengatakan fasilitas yang ada merupakan kontribusi dari program CSR PT. Semen Tonasa. Melalui musyawarah desa Permata Bulu Cindea, BUMN tersebut melakukan penambahan kursi berupa gazebo, perbaikan spot foto, pemberian pembatas pagar, perbaikan tangga, alat pelindung rantai, cat dan fasilitas penunjang lainnya.

Seorang tokoh masyarakat setempat, H. Jamaluddin, mengatakan hampir setiap tahun PT Semen Tonasa memimpin gerakan penghijauan dengan menanam 10.900 pohon bakau di kawasan ini.

“Dilakukan setiap tahun. Pepohonan yang hijau dan rindang inilah yang kami nikmati bersama warga dan menjadi destinasi wisata yang saat ini dikelola Desa Bulu Cindea,” kata Jamaluddin.

Jamal, sapaan akrabnya, mengaku mengikuti program CSR PT setiap tahun. Semen Tonasa dengan melibatkan warga sekitar untuk berpartisipasi dalam penanaman mangrove. Kini, dengan perhatian perusahaan publik, pihaknya sudah bisa menikmati hasilnya.

“Saya juga sering mengajak komunitas alumni SMA Pangkep untuk datang ke sini dan menikmati pemandangan, makan bersama, dan berbagi cerita dari masa lalu,” kata alumnus SMAN 90 Pangkep ini.

Ia berharap, dengan perhatian Semen Tonasa, dewi mangrove Cindea Bulu ini bisa memberikan manfaat lebih. Tidak hanya untuk perekonomian masyarakat desa, tetapi juga menjadi tujuan wisata daerah Kabupaten Pangkep yang terkenal hingga mancanegara.

Harapan ini juga disampaikan Kepala Desa Bulu Cindea, Made Ali. “Kami berterima kasih kepada PT Semen Tonasa yang sejak awal terus memperhatikan dan membantu mendukung perkembangan pariwisata khususnya di Bulu Cindea,” kata Made Ali.

Made Ali mengatakan, awalnya kawasan ini hanya sebatas hamparan mangrove yang tumbuh di sepanjang pantai tak jauh dari pelabuhan Biringkassi. Mangrove ditanam setiap tahun sebagai bagian dari program penghijauan PT. Semen Tonasa.

“Daripada dibiarkan, kami berinisiatif bersama warga untuk mengembangkannya karena tempat ini memiliki kelebihan dengan sunset yang indah. Untungnya, PT Semen Tonasa bisa berbagi program CSR di bidang lingkungan. Sekarang bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan menjadi destinasi wisata untuk menyaksikan indahnya matahari terbenam,” ujarnya.

Dia belum merinci pendapatan yang bisa diperoleh desa dari tempat ini. “Tapi bisa menambah pendapatan desa kita. Semoga dengan banyaknya kunjungan dari luar kita bisa berproduksi sesuai rencana,” imbuhnya.

Direktur Utama PT Semen Tonasa, Muhammad Said Chalik, meyakini jika destinasi Dewi Mangrove dikembangkan, tidak menutup kemungkinan untuk “dijual” ke luar negeri.

Selain itu, kata dia, belum banyak tempat wisata berbasis mangrove di Sulsel. “Insya Allah PT Semen Tonasa akan terus membantu memenuhi kebutuhan warga sekitar. Apalagi kawasan ini merupakan tempat yang tidak jauh dari kegiatan bongkar muat Pelabuhan Biringkassi,” kata Said.

Sebagai BUMN yang kini berusia 54 tahun, Said mengatakan, PT Semen Tonasa terus berupaya untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. “Akhirnya pada awal September, Tonasa membantu desa wisata Bulu Cindea ini untuk bantuan pengembangan pariwisata,” katanya.

Dewi Mangrove Cindea Bulu yang disebut Said memiliki banyak dimensi manfaat. Selain mendorong peningkatan perekonomian masyarakat, pendampingan PT Semen Tonasa juga harus mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam pelestarian lingkungan.

“Potensi wisata Bulu Cindea sangat luar biasa. Selain keindahan alamnya, keberadaan mangrove sebagai pelestarian lingkungan sekitar menjadi nilai tambah yang tidak dimiliki oleh wisata lainnya. Tentunya bisa menjadi kawasan ekowisata unggulan di Pangkep. Ayo ke Dewi Mangrove,” kata Said.

Pelaporan: Rosmitha Angraeni Sari

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button