Berita Wisata

Bhumi Nirwana Gelar Gathering Bersama Karyawan di Pulau Lombok – Berita Pasti

LOMBOK – Setelah beberapa tahun terkena dampak pandemi Covid-19, sebuah perusahaan pengembang/developer yang berlokasi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengajak seluruh karyawannya untuk berwisata ke Pulau Lombok. Hal ini digagas sebagai upaya memberikan kenyamanan sekaligus menjalin sinergi.

Menurut kabar yang diterima media, gatering di Pulau Lombok akan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, mulai Jumat (12/09/22) hingga Minggu (12/11/22). Serta mengunjungi sejumlah destinasi wisata alam, suasana tradisional dan Mandalika International Racing Circuit yang belakangan ini menjadi ikon daerah sebagai Pulau Seribu Masjid.

Setibanya di Pulau Lombok, perjalanan menuju gerbang diawali dengan perkenalan oleh pimpinan perusahaan, Bhumi Nirwana Sentosa. Dan dilanjutkan mencicipi kuliner lokal, kemudian menuju tempat wisata Desa Sukarara dan Desa Sengkol.

Pemandu wisata yang membawa kelompok usaha grup Bhumi Nirwana tidak henti-hentinya menyampaikan segala ciri khas yang ada di Pulau Lombok, mulai dari adat/tradisi, mata pencaharian masyarakat, suku, hingga pendapatan masyarakat disini.

Pantauan di lapangan, selama di Desa Sukarara, Kecamatan Piyung, Kabupaten Praya, Lombok Tengah, terlihat seluruh karyawan maupun manajemen terlihat sangat peduli dengan aktivitas warga yang sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.

Rombongan PT Bhumi Nirwana berfoto bersama, Jumat (9/12/22).

Di desa yang mayoritas penduduk suku Sasak ini, selain bertani, sebagian penduduk (perempuan) juga rutin merajut atau membuat kain.

Wulan (31), yang setiap hari melakukan kegiatan merajut/menenun, menuturkan kepada media bahwa merajut sudah ada sejak lama. “Sudah lama sejak putri saya mulai merajut atau membuat kain.”

Menurutnya, di masa lalu pun, di suku Sasak, seorang perempuan yang boleh dinikahi harus bisa menenun/merajut.

Wulan menjelaskan, untuk memproduksi satu lembar kain rajut dengan panjang 2 meter dan lebar 5,5 sentimeter membutuhkan waktu sebulan. “Namun, jika untuk membuat sehelai kain tenun, waktunya akan lebih cepat.”

“Bersama ibu-ibu lain di desa ini, saya sangat menikmati kegiatan merajut dan menenun, karena semua ini sudah menjadi hasil karya kami dan warisan nenek moyang kami,” ujarnya.

Sementara itu, Manajer Perusahaan Bhumi Nirwana, Anita, berharap kegiatan gatering di Pulau Lombok saat ini menjadi motivasi sekaligus inovasi dan kreativitas bagi seluruh karyawan.

“Alhamdulillah selama perjalanan ke Pulau Lombok kami diberikan kesehatan sehingga kami dapat menikmati seluruh perjalanan menuju objek wisata yang kami kunjungi dan mendapatkan manfaat terbaik darinya,” ujarnya. .

Setelah mengunjungi masyarakat yang juga penenun, selanjutnya menuju desa wisata dengan rumah adat suku Sasak Ende.

Anita menuturkan, di Desa Sasak Ende banyak pelajaran positif yang bisa dipetik. Dan hingga saat ini masih dipertahankan oleh masyarakat setempat sebagai kearifan lokal.

“Ada rumah-rumah tradisional tua yang masih dipertahankan hingga sekarang, lantainya terbuat dari kotoran ternak, rumah-rumahnya hanya terbuat dari tirai bambu dan beratap rumbia. Tapi begitu membuat mereka bahagia, itu pelajaran berharga,” jelasnya.

Di desa Sasak Ende terdapat 35 rumah adat suku Sasak kuno, di dusun Ende, desa Sengkol, kecamatan dengan jumlah penduduk 175 orang.

Suasana di Desa Sasak Ende, Lombok Tengah, Jumat (12/09/22).

“Selain masyarakatnya yang ramah, di sini kita juga disuguhi kesenian tradisional peresean/baju zirah atau adu jotos antar laki-laki dengan iringan musik yang khas,” pungkas Anita. (merah)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button