Taman Bustanussalatin, Kota Banda Aceh | FOTO: ARIFUL USMAN/RAKYAT ACEH
Harianrakyataceh.com – Bustanussalatin berada di tengah kota Banda Aceh. Luasnya sekitar tiga kali luas lapangan sepak bola. Taman ini merupakan salah satu ruang terbuka hijau sekaligus tempat bersejarah di Banda Aceh. Dulunya bernama Taman Sari, namun kemudian diubah menjadi Taman Bustanussalatin.
Posisi Taman Bustanussalatin sangat strategis. Diapit oleh beberapa lokasi wisata lain di Banda Aceh, seperti Museum Tsunami, Masjid Raya Baiturrahman, Makam Peucut Kerkhof, bahkan kantor pemerintahan seperti Balai Kota.
Pepohonan rindang yang tumbuh di sana membuat taman ini menjadi tempat yang sejuk untuk bersantai meski terik matahari. Area taman ini juga tersedia dengan jaringan wifi gratis.
Menurut cerita, nama Bustanussalatin berarti taman raja-raja yang dibangun sebagai taman sultan pada masa kesultanan Aceh Darussalam. Kawasan taman ini dahulu bernama Taman Ghairah yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda dengan tujuan menjadikan Bandar Aceh Darussalam sebagai taman surga. Dulunya berada di kompleks yang sama dengan Darud Donya, istana Kesultanan Aceh Darussalam.
Selain Taman Bustanussalatin saat ini, kawasan Taman Ghairah juga meliputi Taman Sari Gunongan, Pinto Khop dan Kandang yang terletak di sepanjang aliran Krueng Daroy. Di taman Ghairah ditumbuhi banyak pohon buah-buahan, bunga dan sayuran. Dulu, Taman Ghairah adalah sepertiga luas Banda Aceh.
Taman Bustanussalatin, Kota Banda Aceh | FOTO: ARIFUL USMAN/RAKYAT ACEH
Di taman itu juga dibangun berbagai fasilitas hiburan sultan. Beberapa lainnya adalah Krueng Darul Iski atau Krueng Daroy, Gunongan, Taman Putroe Phang dan Sangkar Sultan Iskandar Tsani.
Nama Bustanussalatin sangat erat kaitannya dengan naskah Syekh Nuruddin Ar-Raniry yang ditulis atas permintaan Sultan Iskandar Tsani. Dalam esai ini, Nuruddin Ar-Raniry memaparkan kemegahan dan keindahan Istana Darud Dunya dan Taman Bustanussalatin. Menurut naskah, semua deskripsi keindahan bangunan, tanaman dan Krueng Daroy diketahui di Taman Bustanussalatin.
Pada tanggal 26 Desember 2004, taman itu dihancurkan oleh tsunami. Pemugaran kawasan taman dilakukan pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pascatsunami. Renovasi besar-besaran, termasuk penambahan beberapa bangunan pada taman, kembali dilakukan pada tahun 2017. Setelah renovasi terakhir, nama taman diubah dari Taman Sari menjadi Taman Bustanussalatin.
Untuk melengkapi fasilitas taman, pada tahun 2018 dibangun panggung permanen di kawasan Bustanussalatin Park. Pemerintah Kota Banda Aceh menyebut keberadaan fasilitas pendukung tersebut di kawasan taman karena taman sering digunakan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan panggung.
Pembangunan fasilitas panggung tersebut merupakan upaya dan komitmen pemerintah kota Banda Aceh untuk kepentingan umum. Panggung di taman berfungsi sebagai pendukung untuk menghidupkan seni lokal sehingga menjadi tujuan wisata yang istimewa. Selanjutnya salah satu upaya untuk menghidupkan kembali pedagang kecil adalah melalui berbagai event regional, nasional dan internasional.
Bagaimana menuju ke Taman Bustanussalatin?
Berada di pusat kota Banda Aceh, mengunjungi Taman Bustanussalatin sangat mudah dilakukan wisatawan. Taman ini berada di seberang Balai Kota Banda Aceh dan di sebelah kanan di Jalan Sultan Iskandar Muda yang melewati Ulee Lheue.
Jika tidak memiliki kendaraan pribadi, pengunjung dapat menggunakan angkutan umum seperti bus Transkutaraja, becak bermotor atau angkutan umum berbasis aplikasi online. Taman Bustanussalatin juga bisa menjadi titik awal bagi wisatawan untuk berjalan-jalan di sejumlah tempat wisata di Banda Aceh.
Dari Taman Bustanussalatin, wisatawan dapat mengakses Masjid Raya Baiturrahman dengan jarak 200 meter ke arah utara. Sedangkan di selatan, wisatawan dapat mengunjungi Museum Tsunami Aceh dan Makam Kolonial Belanda dengan jarak sekitar 100 meter. Ayo pergi ke Taman Bustanussalatin! (jam)
Source: harianrakyataceh.com
