Berita Wisata

Cara baru menikmati Malang, destinasi wisata bersejarah ke-4 ini, yuk!

Gereja Hati Kudus Yesus Paroki Kayutangan © Arai Amelya

Berada di dataran tinggi dengan luas 142,28 kilometer persegi, Kota Malang memang tidak salah jika dipilih sebagai tempat liburan para wisatawan. Namun mayoritas destinasi wisata alam di kawasan Grand Malang hampir seluruhnya berada di Kabupaten Malang dan Kota Batu.

Menyadari hal tersebut, Kota Malang juga berbenah dan tampil dengan konsep pariwisata yang berbeda, terutama melalui kampung bertema yang berhasil menjadi tulang punggung pariwisata di Kota Malang. Uji coba pembukaan kampung tema ini sendiri sudah mendapat persetujuan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif asalkan protokol kesehatan penanganan COVID-19 dijalankan dengan baik dan harus memenuhi kemauan untuk mengimplementasikan aplikasi PeduliLindung di setiap destinasi wisata.

“Silakan serahkan kepada kami (pembukaan desa bertema), kami akan mencobanya. Namun, kami harus menjaganya dengan menerapkan protokol kesehatan dan bepergian dengan tanggung jawab,” kata Sandiaga.

Menurut Disporapar (Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata) yang dikutip Surya Malang, dari Januari hingga Juni 2022, 5,9 juta wisatawan berkunjung ke Kota Malang. Di antara jutaan turis tersebut, banyak turis asing yang menikmati berbagai tempat bersejarah di Malang. Fakta ini membangkitkan semangat warga dan pemerintah kota Malang untuk menjadikan wisata sejarah sebagai pilihan destinasi wisata baru yang bisa disemai.

Anda tidak perlu berkunjung menggunakan kendaraan, berbagai destinasi wisata sejarah di Malang ini semakin seru jika dinikmati dengan berjalan kaki. Lantas apa saja destinasi wisata sejarah tersebut?

Sebelum bahas lebih lanjut jangan lupa nonton NGATRI atau chat sama menteri secara live LANGSUNG bersama tamu istimewa di akun Instagram @pesona.indonesia setiap akhir pekan. Sahabat GNFI juga bisa mengikuti kuis dengan cara: mengikuti Akun Instagram @pesona.indonesia, lalu jawab pertanyaan di kolom komentar, dan menyebutkan 3 orang temanmu untuk bergabung, ya! Dapatkan berbagai hadiah menarik dari Pesona Indonesia.

Berikut rangkuman destinasi wisata sejarah di Kota Malang yang bisa mengenalkan Anda pada masa lalu Kota Malang dengan berjalan kaki!

Yuk, nikmati Danau Toba dengan empat aktivitas seru ini

1. Stasiun Kotabaru

(Kemenparekraf)informasi gambar

Sebagai kota yang didirikan oleh pemerintah Belanda, bouwplan (rencana pengembangan) Malang mengambil konsep kota-kota di benua Eropa. Hal inilah yang membuat arsitek kota Malang saat itu, yaitu Ir. Herman Thomas Karsten, memindahkan stasiun kereta api lama (sekarang dikenal sebagai stasiun kereta api Kotalama) ke barat dekat pusat kota pada tahun 1927.

Dirancang oleh Landsgebouwendienst, bangunan yang kemudian dikenal sebagai Stasiun Kotabaru ini memiliki gaya arsitektur kolonial modern (nieuwe bouwen) yang merupakan kubus putih dengan beton tahan bom dan atap datar, dan gevel secara horizontal.

Karena berada di tengah-tengah pergolakan hebat Perang Dunia II yang akan melanda Hindia Belanda, dibangun terowongan penghubung peron di Stasiun Kotabaru untuk menghindari serangan udara.

Tepat di depan Stasiun Kotabaru, terdapat Tugu Juang 45 yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1975. Dengan ukuran 10×40 meter, Tugu Juang 45 ini merupakan simbol patriotisme para pemuda Malang. Monumen ini berbentuk patung raksasa (butho) yang berjatuhan sekitar 19 arca kecil, sebagai lambang bangsa Indonesia telah berhasil memperoleh kemerdekaan dari penjajah.

Lima Aktivitas Seru di Pulau Lihaga, Surga Tersembunyi Likupang

2. Alun-Alun Tugu

(Kemenparekraf)informasi gambar

Tugu Square berjarak sekitar 300 meter dari Stasiun Kotabaru. Dibangun oleh Karsten, alun-alun ini pada awalnya merupakan bangunan penghormatan terhadap gubernur pemerintah Hindia Belanda saat itu, Jenderal Pieter Zoen Coen.

Menurut Dr. R. Reza Hudiyanto, M.Hum selaku ahli sejarah Universitas Negeri Malang dalam video yang dibuat oleh Biro Komunikasi dan Informatika Kota Malang, terdapat tiga bagian struktural dari tugu Tugu. Yang pertama adalah bambu runcing seperti tugu yang merupakan simbol perlawanan. Struktur kedua berupa relief yang di tengahnya terdapat pahatan lima pulau utama Indonesia pada setiap sisinya.

Sedangkan bagian terakhir adalah alas penyangga (padma) yang berbentuk bunga teratai. Tepat di bawah bunga teratai terdapat anak tangga berbentuk segi empat (persegi) dengan lima sudut yang memiliki delapan tingkat dan 17 pondasi sebagai lambang tanggal kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Masuk ke area alum-alun dan melihat Tugu Tugu ini gratis dan bisa dilakukan 24 jam sehari (kecuali ada acara di Balai Kota Malang).

Rayakan Hari Pariwisata Sedunia dengan menikmati street food di Lombok

3. Kayu tangan

(Kemenparekraf)informasi gambar

Sekitar 550 meter dari Alun-Alun Tugu di sepanjang Jalan Majapahit, kawasan Kayutangan merupakan destinasi bersejarah selanjutnya yang harus dikunjungi di kota Malang. Kawasan ini membentang sepanjang 750 meter dan merupakan koridor utama kota Malang yang pernah menjadi pusat perdagangan barang mewah pada masa kolonial.

Sekarang kawasan yang merupakan cagar budaya ini banyak menyimpan Tengara historis. Dari gedung Gereja Katolik Hati Kudus Yesus yang elegan gothic dan didirikan pada tahun 1905, Restoran Toko Oen yang bersejarah yang pernah menjadi tempat peristirahatan para peserta Kongres Komite Nasional Indonesia Pusat 1947, gedung kembar yang dibangun oleh arsitek Karel Bos pada tahun 1936 dan terkenal dengan persimpangan Rajabally, di bekas kantor PLN gedung di kota malang

Untuk meningkatkan tingkat pariwisata, pemerintah kota Malang telah menetapkan kawasan Kayutangan sebagai Kampoeng Heritage Kajoetangan. Desa bertema ini memiliki pintu masuk di Jalan Jenderal Basuki Rahmat Gang VI, Kauman. Jam bukanya mulai pukul 07:00 WIB hingga 19:00 WIB (Senin hingga Jumat) dan dari pukul 06:00 WIB hingga 19:30 WIB (Sabtu hingga Minggu). Tiket masuk dan biaya parkir di Kampoeng Heritage Kajoetangan cukup terjangkau.

Beberapa spot foto ditawarkan saat menelusuri gang-gang kecil Kampoeng Heritage Kajoetangan, seperti rumah tahun 1870, rumah Mbah Ndut, rumah Jengki, rumah ramuan, hingga makam nenek Honggo Kusumo. Mengusung konsep retro, Kampoeng Heritage Kajoetangan akan membawa kita menjelajahi masa lalu Malang yang tak terlupakan.

Rayakan Hari Pariwisata Sedunia di Bali, Ini 3 Destinasi yang Wajib Dikunjungi

4. Ijen

(Kemenparekraf)informasi gambar

Tempat wisata sejarah terakhir yang bisa dinikmati dengan berjalan kaki di Malang adalah Jalan Besar Ijen atau Idjen Boulevard yang berada di kawasan Oro-Oro Dowo. Area ini juga dirancang oleh Karsten dan masuk dalam delapan langkah bouwplan Kota Malang. Idjen Boulevard berada di bagian kelima dan arsitek Belanda mulai dibangun pada tahun 1935, hingga selesai sepenuhnya pada tahun 1960-an.

Selain rumah mewah, juga terdapat bangunan dan monumen bersejarah kota Malang di Idjen Boulevard, mulai dari patung Hamid Rusdi, pahlawan asli Malang di Taman Simpang Balapan, hingga Katedral Ijen yang anggun. Neo-gotik dan dibangun pada tahun 1934, tugu Kadet Suropati berbentuk kelopak bunga melati langsung ke Museum Brawijaya, hingga gedung Puskot Malang di simpang Jalan Ijen yang dibangun oleh OPS Rokok Kretek pada tahun 1965.

Untuk menikmati patung Hamid Rusdi dan Tugu Kadet Suropati, wisatawan tidak akan dikenakan biaya. Namun, jika Anda ingin masuk ke Museum Brawijaya, Anda harus membayar tiket masuk dengan harga yang terjangkau.

Ini dia beberapa destinasi wisata sejarah di Malang yang bisa sobat GNFI nikmati dengan jalan kaki sambil foto-foto gedung tua yang punya sejarahnya sendiri. Ingat sebelum berkunjung ke Malang pastikan teman-teman GNFI kamu sudah divaksin pemacu dan berusaha untuk mematuhi protokol kesehatan, dimulai dengan menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak agar aktivitas wisata tetap aman dan nyaman.

Informasi destinasi wisata dan inspirasi ekonomi kreatif #DiIndonesiaAja juga bisa didapatkan sahabat GNFI melalui mengikuti Akun Instagram @pesona.indonesia, Facebook @pesona.indonesia, Twitter @pesonaindonesia, TikTok @pesonaindonesia, YouTube Pesona Indonesia dan kunjungi laman www.indonesia.travel.

Kunjungi desa Kayutangan, Malang, masuk ke zaman penjajahan Belanda

Source: www.goodnewsfromindonesia.id

Related Articles

Back to top button