Berita Wisata

CEK FAKTA: Tidak benar air laut di pantai Pangandaran surut pasca gempa Cianjur

Merdeka.com – Video air laut surut dan kering dikabarkan terjadi di Pantai Pangandaran Jawa Barat beredar di media sosial TikTok. Dalam narasinya, klaim air laut kering terjadi setelahnya gempa bumi tanah di Cianjur pada tanggal 21 November 2022.

Video berdurasi 17 detik itu memperlihatkan puluhan warga berdiri di tepi pantai pasir putih yang airnya sedang surut dan perahu nelayan juga terlihat terdampar di atas pasir.

taboola tengah artikel

apa yang menakutkan hari ini
Air laut kering dari pantai Pangandaran?
semua waspadaketerangan dalam video yang diunggah 21 November 2022.

Cek fakta: Air laut di pantai Pangandaran surut setelah gempa Cianjur

©TikTok

2 dari 3 halaman

Mencari

Cek fakta merdeka.com melakukan penelusuran terkait video dugaan surut dan mengeringnya air laut di pantai Pangandaran. Akibatnya, air surut tidak terjadi di Pangandaran, tetapi air laut surut dan mengering di Pantai Sampur di Kepulauan Bangka Belitung.

Menurut Tirto, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Iman Fatchurochman mengatakan fenomena alam di Pantai Sampur Bangka Belitung berupa surutnya air laut merupakan hal yang lumrah dan tidak terkait dengan ancaman tsunami.

“Kejadian surutnya air laut di Bangka Belitung tidak ada hubungannya dengan tsunami. Itu hanya fenomena pasang surut biasa dan mungkin kondisi surut terendah,” kata Iman saat dihubungi redaktur Tirto.

Iman juga mengatakan bahwa memang salah satu tanda akan datangnya tsunami adalah surutnya air laut, dalam hal ini karena terjadinya gempa besar yang menyebabkan naiknya permukaan air laut di lokasi gempa. dan penurunan air laut di pesisir.

“Dalam hal ini kejadian air surut di Bangka tidak disertai gempa. Jadi dalam hal ini tidak ada kaitannya dengan tsunami,” ujarnya.

Sedangkan fenomena surutnya air laut di Bangka Belitung tidak dipicu oleh gempa bumi. Fenomena di Pantai Sampur Bangka Belitung sudah biasa terjadi dan berulang kali, hanya saja frekuensinya jarang mencapai surut terendah.

“Salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan pasang surut adalah gaya gravitasi bulan. Saat bulan purnama bisa berbeda dengan saat tidak purnama,” ujarnya.

Dikutip Liputan6.com, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Mikron Antariksa mengatakan, terkait surutnya air laut di perairan Kabupaten Bangka Tengah, Rabu (12/10). /10/2022), itu dipengaruhi oleh fenomena pasang surut yang biasa, khususnya gaya tarik: bulan besar (bulan purnama dari 10 hingga 12 Oktober 2022) menyebabkan mundurnya air secara signifikan .

“Tidak perlu khawatir dengan fenomena pasang jauh ini, karena air akan datang kembali saat daya tarik melemah atau saat air laut sedang tinggi,” ujarnya.

“Jadi fenomena pasang surut itu dipengaruhi oleh bulan dan saat ini dikenal dengan monsun barat dan bulan berada dekat dengan bumi,” ujar Mikron.

3 dari 3 halaman

Kesimpulan

Klaim bahwa air laut surut dan mengering di Pantai Pangandaran tidak benar. Padahal, kejadian tersebut terjadi di Pantai Sampur di Kepulauan Bangka Belitung.

Jangan mudah percaya dan verifikasi semua informasi yang Anda dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber yang memiliki reputasi baik, sehingga kebenarannya bisa diandalkan.

Referensi

https://vt.tiktok.com/ZSRoAvV9r/
https://www.youtube.com/watch?v=oWKGkTUddDw
https://tirto.id/apa-pembebab-air-laut-surut-di-bangka-belitung-penJadian-bmkg-gxjU
https://www.liputan6.com/regional/read/5096767/hoaks-isu-tsunami-gara-gara-air-laut-surut-far-di-bangka-tengah-begini-facts

[lia]

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button