Berita Wisata

Cekdam Toli-Toli, Pemandian Alam Terbengkalai di Konawe Kini Hanya Tinggal Cerita

Konawe – Ada beberapa kawasan objek wisata di Kabupaten Konawe yang dulunya ramai namun kini menjadi sepi, bahkan terlantar dan tidak terawat sama sekali. Alhasil, apa yang dulu terkenal dan populer kini hanya menjadi cerita anak cucu.

Pemandian Alam Toli-Toli misalnya yang terletak di Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe. Nama pemandian alam ini diambil dari nama bekas desa induk yaitu Desa Toli-Toli, Kecamatan Soropia. Namun, saat ini desa dan kecamatan tersebut mengalami pemekaran menjadi beberapa dusun. Hanya nama yang tetap bertatahkan sejauh ini.

Pemandian alam ini sebenarnya tidak sulit ditemukan karena gapura terpampang sangat jelas di sisi jalan utama di pintu keluar desa di sisi timur. Kawasan wisata alam ini terletak tepat di bawah kaki Puncak Osu Labaga (Gunung Labaga). Jarak dari kota Kendari ke tempat pemandian alam ini tidak kurang dari 21 kilometer atau 45 menit dengan kendaraan pribadi.

Pemandian alam Cekdam Toli-Toli seakan terabaikan dan tidak terawat lagi.Pemandian alam Cekdam Toli-Toli seakan terabaikan dan tidak terawat lagi. Foto: Info Kendari. (10/12/2022)

Padahal, kawasan wisata alam ini memiliki panorama yang cukup indah dengan nama Toli-Toli dan Kebun Buah Pewarna. Nama itu sedikit tersangkut di panel pintu karena usianya. Namun masyarakat setempat lebih mengenal dengan nama Cekdam Toli-toli. Karena di ujung kawasan ini terdapat pemandian alam berupa dua bendungan kecil yang sering digunakan orang untuk berenang dan bermain air.

Bendungan kecil itu berbentuk dua cekungan bundar. Setiap kolam diperuntukkan untuk kolam renang anak dan dewasa. Selama ini, airnya sangat sejuk dan segar karena berasal dari pegunungan kawasan taman hutan rakyat Nipa-Nipa (Tahura). Airnya terlihat bersih dan jernih. Tempat ini dulunya adalah tempat favorit penduduk setempat untuk menghabiskan waktu luang mereka.

Khusus untuk anak sekolah desa Toli-Toli, pemandian alam ini menjadi primadona karena merupakan satu-satunya tempat wisata alam bernuansa air saat itu. Menurut cerita penduduk setempat, anak-anak sekolah setempat bahkan rela berjalan sejauh 3 kilometer untuk menikmati keindahannya di akhir pekan dan piknik bersama.

Tak hanya kolam renang, beberapa fasilitas umum juga dibangun seperti villa hostel, gazebo, toilet hingga kolam berisi aneka ikan air tawar. Bangunan-bangunan tersebut didirikan untuk digunakan masyarakat atau wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut.

Dari keterangan Kepala Desa Toli-Toli periode 1966 – 1998, Sudin Laronga kepada Kendariinfo beberapa waktu lalu, pemandian alam tersebut mulai dibangun sekitar tahun 1985 saat Alala masih menjadi Gubernur Sulawesi Tenggara. Kemudian mulai beroperasi pada tahun 1991. Saat itu, Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie berkunjung ke tempat tersebut.

Pemandian alam Cekdam Toli-Toli tampak terbengkalai dan terabaikan.Pemandian alam Cekdam Toli-Toli tampak terbengkalai dan terabaikan. Foto: Info Kendari. (10/12/2022)

“BJ Habibie datang ke lokasi dan menandatangani prasasti batu, selama ini masih ada prasasti tapi mungkin tulisannya sudah tidak jelas lagi,” kata Sudin mengenang momen berharga itu.

Sudin mengungkapkan kekagumannya pada BJ Habibie dengan keindahan objek wisata alam tersebut. BJ Habibie kemudian memerintahkan kepada Gubernur Alala untuk menjaga dan memajukan kawasan tersebut untuk pengembangan ekonomi masyarakat setempat.

Sudin mengatakan dirinya dan masyarakat Toli-Toli ditugaskan Gubernur Alala untuk membantu dalam proses pengembangan dan pengelolaan kawasan objek wisata tersebut. Masyarakat pun menyambutnya dengan berbondong-bondong datang membantu pembangunan hingga selesai dan disaksikan BJ Habibie.

“Maka dari itu, masyarakat Toli-Toli bergotong royong membantu pembangunan dari awal hingga peresmiannya,” jelasnya.

Cekdam Toli-toli hanyalah sebuah cerita

PUBLISITAS

Pintu masuk pemandian alam Cekdam Toli-Toli.Pintu masuk pemandian alam Cekdam Toli-Toli. Foto: Info Kendari. (10/12/2022)

Obyek wisata alam ini sempat menjadi primadona kota sekitar tahun 2000-an untuk menghabiskan akhir pekan di sana. Tapi sayang, kini Toli-toli Checkdam tinggal cerita. Semua fasilitas umum dan kolam renang sudah tidak terawat lagi. Anda bisa mulai melihatnya dari gerbang objek wisata yang tidak terawat dan sudah tua. Bangunan itu terlihat rusak parah.

Jalan masuk Cekdam sepanjang kurang lebih 2 kilometer juga telah ditumbuhi rumput dan hanya bisa dilalui oleh jalan setapak atau kendaraan roda dua. Bangunan villa di ujung jalan juga sudah lama rusak, mulai dari jendela hingga penyangga atap yang sudah tidak bisa ditempati lagi.

Konon, bangunan vila tersebut memiliki sejarah mistis yang diyakini masyarakat setempat. Kejadian demi kejadian yang tidak masuk akal akal sehat sering terjadi. Ini juga alasan mengapa tempat itu ditinggalkan.

Kemudian jalan lingkar menuju bendungan sudah tertutup rerumputan. Beberapa bangunan gazebo hanya kayu lapuk. Trotoar dan tangga yang terbuat dari beton ditumbuhi rumput liar. Tugu prasasti BJ Habibie sudah tidak terawat dan tulisannya sudah tidak terlihat lagi.

Pemandian alam Cekdam Toli-Toli seakan terabaikan dan tidak terawat lagi.Pemandian alam Cekdam Toli-Toli seakan terabaikan dan tidak terawat lagi. Foto: Info Kendari. (10/12/2022)

Sementara itu, dua kolam bendungan yang digunakan untuk berenang juga tidak terawat. Masih ada air segar di dalamnya, tetapi penuh dengan rumput liar dan terlihat sangat kotor. Namun, kemegahan Cekdam Toli-toli masih terlihat jelas di balik rimbunnya pepohonan.

“Dulu, tempat ini menjadi saksi bahwa Toli-toli Checkdam pernah jaya pada masanya karena banyak wisatawan yang datang berkunjung. Tapi sayang sekali terbengkalai,” kata warga sekitar Riskan.

Riskan sangat berharap tempat itu akan dibangun kembali dan berfungsi sebagai objek wisata unggulan di masa lalu. Menurut Riskan, ke depan akan banyak potensi dan daya tarik wisata yang bisa dikembangkan mengingat jalur pemandian alam merupakan jalur penting menuju beberapa objek wisata di Konawe.

Sofyan, salah seorang warga setempat, mengungkapkan harapan besarnya agar objek wisata tersebut dapat berfungsi kembali. Selain memiliki potensi besar dalam dunia pariwisata, juga menyimpan banyak kenangan masa kecilnya dengan masyarakat setempat menikmati segarnya air dari bendungan yang berasal dari pegunungan.

“Dulu tempat ini sangat populer di sekitar kecamatan ini, tapi sekarang sudah tidak digunakan lagi,” ujarnya.

Tampilan postingan: 46

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button