Berita Wisata

Danau Sentarum mempesona, masyarakat diberdayakan dan habitatnya dilindungi

Pontianak (ANTARA) – Kapal wisata dari Bandong perlahan membawa wisatawan ke hamparan Danau Sentarum. Rasa penasaran mereka akan keindahan alam jantung Kalimantan terjawab setelah menempuh perjalanan darat selama kurang lebih 19 jam dari kota Pontianak, ibu kota provinsi Kalimantan Barat.

Hamparan danau yang mempesona dikelilingi oleh perbukitan dan pegunungan tampak untuk dilihat semua orang. Beberapa pulau kecil yang tersebar di bawah awan melayang seolah mencengkeram erat.

Wisatawan yang berprofesi sebagai jurnalis di Kalbar yang difasilitasi Bank Indonesia (BI) Kalbar untuk menelusuri pesona Danau Sentarum, sepertinya tak mau berhenti berfoto, merekam video, dan selfie. Meski sebagian dari mereka mengapresiasi pesona Danau Sentarum, namun mereka tetap tak menyembunyikan kekagumannya.

Danau Sentarum yang terletak di Kabupaten Kapuas Hulu telah ditetapkan sebagai taman nasional sejak tahun 1999. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.7/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016, pengelolaan Betung Kerihun Taman Nasional digabung menjadi Taman Nasional Danau Sentarum (SDNP).

Luas TNDS mencapai 127,4 ribu hektare di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu seluas 29.842 kilometer persegi. TNDS dibagi menjadi beberapa zona, yaitu zona inti seluas 5.131,43 hektar, hutan 6.781,28 hektar, pemanfaatan wisata 1.309,59 hektar, rehabilitasi 1.976,82 hektar, tradisional 111.298,82 hektar, dan khusus 895,46 hektar.

Interaksi masyarakat dengan kawasan terdiri dari wilayah yang tersebar di Kecamatan Selimbau, Suhaid, Batang Lupar dan Badau atau meliputi 10 desa yang terdiri dari 2.292 Kepala Keluarga (KK) dan 7.751 jiwa. Kemudian, untuk sebagian wilayah di empat desa, terdapat 1.573 kepala keluarga dan total 5.326 jiwa. Di luar daerah, hanya di Kecamatan Jongkong, di dua desa dengan 464 KK dan 1.481 jiwa.

Danau Sentarum sudah tidak asing lagi bagi para peminat wisata minat khusus, peneliti dan penggiat pariwisata, bahkan wisatawan mancanegara. Satwa dan tumbuhan endemik, hasil hutan dan budaya TNDS menjadi daya tarik tersendiri untuk datang dan melihat langsung serta berbaur dengan ekowisata yang dihadirkan.
Seorang warga Majang memamerkan madu kemasan asli daerah itu. Pulau Majang merupakan pusat madu di Danau Sentarum. (Antara/Dedi)

Tidak berdaya dan bertahan lama

Menurut sejarahnya, masyarakat pertama kali bermukim di TNDS, baru kemudian ditetapkan sebagai kawasan taman nasional. Semangat pelestarian untuk ditetapkan sebagai taman nasional tentunya tidak bisa diadu domba dengan keberlangsungan masyarakatnya di kawasan tersebut untuk memanfaatkan kekayaan alam yang ada. Inilah konteksnya dan sekaligus mendorong penanggung jawab TNDS untuk berpikir matang agar kedua kepentingan ini selaras.

Kepala Balai Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Lanjak Balai Besar Tana Bentarum, Gunawan Budi Hartono mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, pihaknya menerapkan konsep mengutamakan masyarakat daripada konservasi. Masyarakat diprioritaskan dalam pemberdayaan karena dengan pemberdayaan mereka secara otomatis dapat menjadi bagian atau memperjuangkan konservasi. Beberapa pendekatan telah dilakukan oleh TNDS melalui sejumlah program dan aksi sederhana. Al hasil, kini mulai berbuah perlahan.

TNDS memiliki delapan ekosistem floristik dengan total 675 flora dan 154 spesies anggrek. Untuk fauna atau satwa, terdapat 147 jenis mamalia, 310 jenis burung, 266 jenis ikan dan 31 jenis herpetofauna. TNDS adalah singkatan dari Arwana Super Red, Anggrek, Bekantan, Rangkong dan khususnya Lutung Kalimantan. Produksi madu hutan mencapai 15-30 ton per tahun dengan nilai mencapai Rp 1,5-4,5 miliar per tahun dan nilai ekonomi ikan hasil tangkapan masyarakat mencapai Rp 15,5 miliar per tahun.

Di bawah pengawasan TNDS, pada patroli sebelumnya, pengelola mengenakan seragam ranger. Hal ini menjadikan kesan dan citra perusahaan sebagai objek yang selalu dipantau. Itu telah diubah. Petugas patroli tidak memakai seragam. Petugas juga dituntut untuk bersosialisasi dan berbaur dengan masyarakat.

“Tips ini sudah terbukti efektif dan pesan program konservasi mulai terdengar oleh masyarakat bahkan divisi untuk bersama-sama mengawal agar ekosistem tetap terjaga,” kata Gunawan.

Sebagai daerah endemik ikan arwana super red, agar hewan kebanggaan Kalimantan Barat ini tetap lestari, masyarakat dilibatkan untuk menjaga kawasan khusus budidaya ikan hias tersebut. Sebanyak 274 ekor ikan arwana super red telah dilepasliarkan dan anakannya dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber penghasilan. Namun dengan catatan indukan tetap dipertahankan dan 10 persen anakan kembali dilepas ke areal danau yang telah diperuntukkan untuk budidaya. Saat ini sudah ada 100 ekor ikan arwana super red yang disebar ke kelompok lain.

Selain itu, agar ada nilai tambah kekayaan alam sebagai sentra ikan air tawar dan madu hutan Danau Sentarum di Kalimantan Barat, dilakukan pendampingan mulai produksi hingga pemasaran pada masyarakat di kawasan TNDS. Pengolahan produk mulai dari keripik ikan, kerupuk basah, bakso ikan, ikan asin kemasan hingga yang lainnya terus berlanjut hingga saat ini. Madu juga mulai dikemas dengan baik dan memiliki merek tersendiri. Saat ini, kawasan yang menjadi sentra pendukung berada di Pulau Majang, Danau Sentarum, yang berbasis gender atau dijalankan oleh ibu rumah tangga di kawasan tersebut.

Manajer Program Investasi Hutan Kalbar 1, Siti Rofiah, yang mendampingi masyarakat Majang mengatakan, program transformasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Menurutnya, dengan program ini, diversifikasi produk dan pasar dapat dimaksimalkan sehingga berkorelasi dengan pendapatan masyarakat.

“Dulu masyarakat hanya menjual ikan segar dan ikan asin, dari sisi pendapatan yang jauh lebih rendah sudah diolah menjadi produk ikan seperti bakso, sosis dan lain-lain. diterima melalui minimarket dan pemesanan online. “Secara tidak langsung, pendapatan meningkat,” ujarnya.

Bantuan untuk promosi pariwisata

TNDS memiliki sejumlah ekowisata menarik termasuk atraksi dan wisata budaya. Untuk ekowisata yang patut dikunjungi selain hamparan Danau Sentarum, diantaranya adalah Wisata Pulau Sepandan dengan fasilitas resort dan panorama Danau Sentarum yang menarik. Pengunjung dapat berenang di danau dan pada sore hari mereka dapat menikmati matahari terbenam. Memang, pada waktu-waktu tertentu Anda bisa melihat burung enggang memakan kayu dari pohon ara yang terdapat di pinggir danau pada pagi hari.

Potensi wisata lainnya yaitu Wisata Bukit Tekenang, pengunjung dapat melihat landscape Danau Sentarum di atas bukit. Obyek wisata favorit Bukit Tekenang ini, sesuai dengan namanya, memberikan kesan bahwa Anda bisa melihat sebagian besar kawasan TNDS dari ketinggian 350 meter di atas permukaan laut. Di bawah bukit terdapat fasilitas resor sehingga Anda bisa tinggal dan menikmati kawasan lebih lama.

Sementara itu, Wisata Bukit Vega menawarkan pemandangan alam dan kekayaan tanaman anggrek dan arwana, Wisata Bukit Semujan yang juga dapat melihat hamparan Danau Sentarum dan Wisata Rumah Betang Meliau yang menawarkan fasilitas penginapan dan kegiatan memancing.

Untuk tempat wisata yaitu wisata perahu Bandong keliling danau dan Festival Danau Sentarum yang sudah menjadi agenda tahunan dan menjadi 100 Top Wonderful National Events atau Kharisma Event Nusantara.

Seiring dengan segala daya tarik yang ada, kantor perwakilan BI Kalbar pun ikut terlibat dalam mempromosikan keberadaan destinasi wisata unggulan di Kalbar ini. BI telah membantu sejumlah jurnalis dari berbagai media untuk langsung menggali TNDS lebih dalam dan menulisnya untuk pemberitaan secara masif.

Kepala Perwakilan BI Kalbar Agus Chusaini mengatakan BI juga terus berkomitmen untuk memajukan perekonomian daerah, termasuk di sektor pariwisata. Sejauh ini, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan daerah untuk menggenjot sektor-sektor yang berdampak luas terhadap pendapatan dan perekonomian daerah.

“Kegiatan Media Gathering BI tanggal 13-17 Desember 2022 di TNDS merupakan bentuk dukungan kami kepada pemerintah provinsi yang terus mengkampanyekan pariwisata Kalbar dan Jak. dan mengunjungi”, apakah dia menyatakan.

Destinasi TNDS sangat menarik dan unik. Banyak yang bisa dimaksimalkan agar potensi yang ada di daerah semakin berdampak luas baik bagi kesejahteraan maupun kelestarian lingkungan sekitar.

Baca Juga: Seni Budaya Pikat Wisatawan Selama Festival Danau Sentarum

Baca Juga: Selain Potensi Wisata Alam, Festival Danau Sentarum Bangkitkan Produk UMKM

Baca juga: Hingga 3.500 Gelas Bambu Isi Madu di Festival Danau Sentarum

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button