Berita Wisata

Dedi Wahidi bangun breakwater senilai Rp 234 miliar di pantai Indramayu

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Anggota DPR RI Dedi Wahidi binaan pemecah gelombang atau pemecah gelombang di Pantai Indramayu, Jawa Barat. Total breakwater yang dibangun sepanjang 8,6 kilometer dengan anggaran Rp 234 miliar.

Di TIMES Indonesia, Dewa, memanggil Dedi Wahidi, menjelaskan proyek pengembangan tersebut pemecah gelombang merupakan kebutuhan masyarakat pesisir Indramayu. Hal ini dilakukan untuk melindungi mereka dari ancaman abrasi banjir rob.

“Selama ini warga khawatir abrasi menggerus tanah,” kata Dedi Wahidi saat mengunjungi beberapa lokasi pembangunan. pemecah gelombangRabu (21/12/2022).

Dedi-Wahidi-2.jpgAnggota DPR RI Dedi Wahidi menjelaskan fungsi pemecah gelombang di pantai kepada masyarakat setempat. (FOTO: Nurhidayat/TIMES Indonesia)

Dedi Wahidi mengembangkan, pemecah gelombang yang sedang dibangun tersebar di empat titik pesisir di Kabupaten Krangeng, Karangampel dan Juntinyuat Indramayu. Dengan rincian pemecah gelombang di desa Tanjakan kecamatan Krangkeng sepanjang 2,1 km, pantai Tegalagung, desa Benda Karangampel sepanjang 1,3 km, desa Dadap atau pantai Ketapang sepanjang 2,7 km dan di pantai Glayem desa Juntinyuat sepanjang 2,5 km.

“Seolah-olah pemecah gelombang Pada titik ini masyarakat bisa lebih tenang dan terlindungi,” ujar Dedi Wahidi.

Dewa menjelaskan, sapaan Dedi Wahidi, dampak abrasi atau erosi tanah akibat gelombang laut berbeda-beda di setiap titik sepanjang pantai. Namun yang pasti masyarakat banyak kehilangan tanah, bangunan dan tempat tinggal akibat abrasi.

Dedi-Wahidi-3.jpgAnggota DPR RI Dedi Wahidi bersama masyarakat di pantai Indramayu yang sedang dibangun pemecah gelombang. (FOTO: Nurhidayat/TIMES Indonesia)

“Di desa Dadap, setiap tahun rata-rata 27 meter lahan hilang akibat abrasi, di desa lain seperti Mundu, sawah dan pemukiman warga hilang sama banyaknya karena abrasi, abrasi,” kata Dewa.

Saat sidak, Dewa juga melihat langsung abrasi Pantai Ketapang dan Pantai Glayem. Kedua pantai telah kehilangan banyak tanah dalam beberapa tahun terakhir.

“Kalau kondisi ini dibiarkan terus akan merugikan, dan kita syukuri saat ini. pemecah gelombang dibangun,” kata Dewa.

Proses pengembangan pemecah gelombang saat ini hampir selesai dan akan segera diresmikan. Masyarakat diminta memelihara fasilitas tersebut dan diharapkan merawatnya, misalnya dengan menambah tanaman bakau.

“Karena kami berharap nantinya juga menjadi tujuan wisata sehingga bisa mendongkrak perekonomian warga di sini,” kata Dewa.

Selain konstruksi empat pemecah gelombang yang juga dibangun oleh para Dewa pemecah gelombang di lokasi lain di Indramayu dengan budget diatas 100 Milyar. Indramayu dengan garis pantai sepanjang 147 kilometer membutuhkan perhatian khusus untuk menghindari pencurian dan abrasi

Sementara itu, Kepala Desa atau Kuwu Benda Kecamatan Karangampel, Sudarto menjelaskan, selama puluhan tahun, tanah di pesisir Tegal Agung itu terkena abrasi. Sejauh ini, tak kurang dari 20 hektar lahan hilang akibat abrasi pantai.

“Dulu tahun 80-an, di kejauhan (menunjuk ke laut) masih ada pemukiman dan kuburan, sekarang sudah menghilang menjadi laut,” kata Sudarto.

Ia pun mengaku sangat bersyukur pantai di desanya dibangun pemecah gelombang sepanjang 1,3 km. Ia bersama warga akan bergotong royong menanam mangrove untuk melindungi kawasan pesisir agar tidak terus tergerus.

“Yang pasti kami dan warga sekitar sangat senang dan bersyukur. Kami sudah lama menunggu ini karena sangat dibutuhkan,” kata Sudarto.

Dalam tinjauan pengembangan pemecah gelombang Dedi Wahidi datang bersama Bupati Indramayu Nina Agustina, perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggaryung, Wakil Ketua DPRD Indramayu Amroni, camat dan sejumlah kepala desa. Masyarakat setempat juga diundang untuk menyaksikan pembangunan tersebut pemecah gelombang.

Dedi Wahidi bertekad untuk terus memperjuangkan kebutuhan masyarakat pesisir, termasuk menjaganya dari abrasi pasang surut dan banjir. Selain itu, di tempat lain di Indramayu dan Cirebon, pihaknya juga akan membangun kembali pemecah gelombang dan tanggul pada tahun 2023.

**) Ikuti berita terbaru KALI Indonesia di berita Google

Klik link ini dan jangan lupa follow.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button