Berita Wisata

Desa adat Pengeragoan Dangin Tukad mengelola rest area perbatasan

Kawasan Pantai Yeh Leh merupakan perbatasan Tabanan-Jembrana yang salah satu rest areanya dikelola oleh desa adat Pengeragoan Dangin Tukad. (BP/Khusus)

NEGARA, BALIPOST.com – Desa adat Pengeragoan Dangin Tukad memiliki potensi wisata hingga perbatasan Jembrana-Tabanan Yeh Leh. Lokasi perbatasan yang berada di tepi pantai ini dimanfaatkan untuk beberapa rest area yang salah satunya dikelola oleh desa adat. Kawasan perbatasan Yeh Leh ini memiliki objek wisata dengan pemandangan pantai selatan. Saat ini potensi tersebut dilirik dan dikembangkan dengan didirikannya banyak warung di pinggir pantai, sehingga menambah semarak kawasan perbatasan ini.

Kepala Desa Pengeragoan Dangin Tukad, Made Sugiarta mengatakan, dari sejumlah warung dan rest area yang mulai berkembang di kawasan perbatasan Tabanan-Jembrana, hanya satu yang dijalankan oleh desa adat, yakni di ujung. Lokasinya yang berada di antara pantai dan ujung sungai (muara) ini menjadi rumah bagi sejumlah warung lokal.

Selain itu, ada juga pedagang kaki lima musiman yang diprioritaskan warga Krama setempat. Sedangkan warung lainnya yang berada di pinggir pantai atau selatan jalan Denpasar-Gilimanuk merupakan lahan milik pribadi. “Kami mengelola bagian paling akhir serta yang ada di trotoar musiman. Mulai dari tempat parkir hingga iuran dan kebersihan para pedagang yang juga berjualan. Kami mengutamakan warga lokal yang berjualan di sana,” kata Sugiarta.

Diakuinya, kini kawasan perbatasan ini mulai berkembang dengan sejumlah rest area dan warung dengan mengelola lahan yang sebelumnya kurang produktif di pinggir pantai. Selain memiliki pemandangan laut selatan dan pantai berbatu yang indah, rest area ini sering digunakan oleh para pengendara Denpasar-Gilimanuk untuk beristirahat. Lokasinya yang berada di pinggir jalan Gilimanuk sering dikunjungi warga untuk beristirahat atau berfoto dengan pemandangan Pantai Yeh Leh.

Pembangunan tapal batas juga dilakukan dengan sejumlah ikon seperti patung Makepung misalnya. “Ke depannya, kami berencana untuk melengkapi salah satu bangunan toilet yang kurang representatif,” kata Bendesa. Untuk warung lain yang berada di pinggir pantai, pihak desa adat saat ini sedang merancang perarem lepas yang nantinya akan mengatur hak dan kewajiban, khususnya yang berkaitan dengan menjaga kebersihan.

Selama ini, dengan pengelolaan desa adat, kontribusinya cukup banyak. Serta memperkuat ekonomi krama melalui perdagangan makanan dan minuman. Di rest area yang dikelola desa adat juga diupayakan untuk menjaga dan membersihkannya. Desa Adat Pengeragoan Dangin Tukad merupakan desa adat yang terletak di ujung timur Kabupaten Jembrana. Terbagi menjadi 5 tempek dengan total sekitar 150 kepala keluarga. (Surya Dharma/balipos)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button