Berita Wisata

Di Pantai Pelangi, konservasi penyu berlangsung seharian (2)

  • Empat dari enam spesies penyu di Indonesia mendarat dan bertelur di pantai selatan Kabupaten Bantul, Provinsi DIY, yaitu penyu lekang, penyu sisik, penyu hijau, dan penyu belimbing.
  • Patroli konservasi penyu di Pantai Pelangi dilakukan pada malam hari saat penyu mendarat di malam hari untuk menghindari panas dan predator. Patroli dilakukan oleh Kelompok Pelestari Pantai Pelangi yang dibantu oleh komunitas 4K Yogyakarta
  • Terjadi peningkatan signifikan jumlah telur dan tukik yang berhasil diselamatkan pada tahun 2012. Jumlah ini meningkat empat kali lipat dari 10 tahun sebelumnya. Ini merupakan cerminan keberhasilan konservasi penyu di Pantai Pelangi
  • Salah satu masalah pendaratan penyu adalah limbah. Sampah dari darat atau laut dapat menghambat pergerakan penyu. Komunitas 4K Yogyakarta rutin melakukan aksi bersih pantai remaja
  • Artikel ini adalah bagian kedua dari tiga artikel. Artikel pertama bisa dibaca di sini

Ada tujuh spesies penyu di dunia. Enam di antaranya hidup di perairan Indonesia. Semuanya merupakan satwa yang dilindungi oleh undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Artinya, tidak semua jenis penyu dan telurnya boleh dimiliki, diperdagangkan atau dikonsumsi.

Dari enam spesies yang ada di Indonesia, empat di darat dan memijah di pantai selatan Kabupaten Bantul, Provinsi DIY.

penyu zaitun (Lepidochelys olivacea) adalah spesies yang paling umum. Lalu ada penyu sisik (Eretmochelys imbrikata) yang terdaftar sebagai terancam punah (bahaya kritis) oleh IUCN. Selain itu, ada penyu hijau (Chelonia mydas), meskipun spesies ini relatif jarang. Terakhir, ada spesies yang paling ditunggu oleh para ahli ekologi, yaitu penyu belimbing (Dermochelys kasar), spesies penyu laut terbesar di dunia.

bunga bakung : Sarwidi, mantan pemburu menjadi penyelamat penyu

Tukik yang baru menetas (Lepidochelys olivacea) ditempatkan sementara di dalam nampan. Jumlah tukik yang menetas dalam satu musim seringkali mencapai ribuan. Foto: Finlan Adhitya Aldan/Mongabay Indonesia.

Penyu belimbing telah dinyatakan punah secara lokal di pantai Bantul selama 20 tahun. Pendapat ini buyar ketika Nugroho (55), anggota Kelompok Pelestari Pantai Pelangi, menemukan penyu belimbing betina menggali lubang untuk bertelur pada 1 Juli 2021, tepat pukul 19.00.

Pria yang akrab disapa Balung ini berhasil menemukan Penyu Belimbing karena terbiasa melihat di kegelapan. Matanya telah dilatih selama sembilan tahun setiap kali dia melakukan patroli malam saat musim pendaratan penyu. Perangkat pencahayaan hanya digunakan untuk mengetahui bentuk objek dari dekat.

“Yah, kamu tidak perlu menggunakannya [senter]. Malah kalau gelap lebih kelihatan,” kata Nugroho saat saya mencoba ikut patroli pada pukul tiga dini hari.

Lereng pasir telah berubah menjadi hitam. Mataku tidak bisa menangkap apa-apa selain polusi cahaya redup yang datang dari kota jauh di utara, saat Nugroho dengan lihai menghindari dahan dan kayu yang menghalangi jalannya. Saya tersandung beberapa kali.

Memelihara Kura-Kura Selama Musim Pendaratan

Kura-kura mendarat di malam hari untuk menghindari panas dan predator. Karena itu, patroli harus dilakukan saat langit gelap.

baca juga: Tantangan Konservasi Penyu Sumbawa Barat: Pejabat dan Pelajar Suka Makan Telur Penyu (Bagian 1)

Kegiatan patroli dilakukan setiap malam saat musim pendaratan penyu tiba. Foto: Finlan Adhitya Aldan/Mongabay Indonesia.

Patroli ini awalnya merupakan perlombaan untuk menemukan sarang penyu sebelum ditemukan oleh pemburu lokal. Berkat kegiatan konservasi yang gigih, frekuensi perburuan menurun secara signifikan. Meski demikian, tim konservasi tetap melakukan patroli rutin setiap tahun mulai April hingga September.

Kegiatan patroli yang diprakarsai oleh Kelompok Pelestari Pantai Pelangi diperkuat oleh 4K Yogyakarta, sebuah komunitas anak muda yang aktif membantu kegiatan konservasi penyu di Pantai Pelangi. Patroli yang dulu hanya terdiri dari satu atau dua orang, kini bisa dilakukan puluhan orang setiap malam.

Selama musim pendaratan 2022, 4K Yogyakarta mengajak masyarakat, khususnya anak muda, untuk mengikuti kegiatan patroli. Siapa pun yang tertarik menerima pin yang menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari tim patroli.

Daru Aji Saputro, Ketua 4K Yogyakarta, berpendapat bahwa ajakan patroli tidak hanya sebagai kegiatan untuk mendukung kaum konservatif lokal, tetapi juga sebagai sarana untuk mendidik masyarakat.

“Kami juga ingin menunjukkan betapa kayanya kehidupan dalam konservasi. Jadi jika Anda lelah berjalan jauh dan tidak melihat penyu, itulah yang dilakukan Pak Min dan Pak Balung. lakukan setiap hari,” kata Daru.

Min atau bernama asli Sarwidi (57) adalah pendiri kegiatan konservasi penyu Pantai Pelangi dan mitra patroli Balung (Nugroho).

baca juga: Perubahan iklim dapat mendorong penyu menuju kepunahan

Peta Pendaratan Penyu Rainbow Beach untuk tahun 2022

Sayangnya, penyu yang mendarat di tahun 2022 hanya sedikit karena fenomena La Nina memindahkan musim hujan ke pertengahan tahun. Penyu hanya mendarat saat kondisi pantai kering karena pasir basah dapat merusak telur.

Banyak sekali tantangan yang diberikan oleh alam selain ketidakpastian cuaca. Penetasan telur penyu dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari suhu, kelembaban, dan pH. Perbedaan suhu sekitar, misalnya, menentukan jenis kelamin tukik. Kadar air yang terlalu tinggi di pasir bahkan dapat menyebabkan kegagalan penetasan.

Meski semua faktor telah dipertimbangkan, keberhasilan penetasan pada akhirnya bergantung pada kondisi telur. Misalnya, penyu belimbing yang mendarat pada tahun 2021 menghasilkan banyak telur berukuran tidak normal. Telur tidak bisa menetas.

baca juga: Anehnya, Kura-kura Mati Karena Makan Plastik Dan Mendarat Akibat Polusi

Bangkai bayi baru lahir yang mati saat diproses. Tidak semua tukik akan bertahan untuk dilepasliarkan. Foto: Finlan Adhitya Aldan/Mongabay Indonesia.

Namun jika melihat tren dari tahun 2012, terjadi peningkatan signifikan pada telur dan tukik yang terselamatkan. Jumlah tahun ini meningkat empat kali lipat dibanding sepuluh tahun sebelumnya.

Data menunjukkan peningkatan jumlah penyu yang mendarat di sekitar Pantai Pelangi. Hal ini mencerminkan keberhasilan kegiatan konservasi yang dilakukan oleh Kelompok Pelestari Pantai Pelangi.

Tujuan tim konservasi saat ini adalah meningkatkan persentase keberhasilan penetasan hingga minimal 80%. Angka ini semakin sulit dicapai karena jumlah telur yang didapat semakin banyak.

Sarwidi mencoba berbagai cara untuk meningkatkan persentase tersebut, mulai dari membangun saluran air hujan di sekitar sarang semi alami, menggunakan paranet, hingga menggunakan balok beton untuk sumur. Salah satu eksperimennya yang paling sukses melibatkan penggunaan akuarium untuk menetaskan kura-kura.

“Dengan toples kami mencoba 17 butir telur, satu gagal, 16 lolos. Jadi 90%. Besok baru cek suhunya,” jelasnya.

baca juga: Menyelamatkan penyu, melindungi kehidupan di Malang Selatan

Persentase telur yang ditemukan dan telur penyu yang menetas di Pantai Pelangi

Pembersihan setelah musim tanam

Kegiatan penetasan dan patroli berhenti pada bulan Oktober saat Indonesia memasuki musim hujan dan penyu berhenti mendarat. Namun, musim tidak menghentikan kegiatan konservasi. Kelompok Konservasi Pantai Pelangi dan 4K Yogyakarta secara rutin menyelenggarakan kegiatan untuk mempersiapkan kondisi pantai untuk pendaratan selanjutnya.

Salah satu masalah pendaratan penyu adalah banyaknya sampah di sepanjang pantai Bantul. Saat musim hujan, aliran sungai menjadi penting dan limbah yang dibawanya meningkat. Selain itu, ombak yang datang semakin kuat dan sampah yang mereka buang di pantai semakin besar.

Serasah dapat mengganggu pergerakan penyu yang sudah sangat lambat dan terbatas. Selain itu, senyawa kimia yang terangkut oleh serasah dapat mempengaruhi kondisi pasir pantai.

Menanggapi masalah ini, 4K Yogyakarta rutin melakukan pembersihan pantai. Sama seperti kegiatan patroli, 4K Yogyakarta juga mengajak anak muda yang ingin mengikuti kegiatan bersih pantai.

Sejauh ini, 4K Yogyakarta berhasil mengumpulkan tiga kwintal sampah. Namun, mereka tidak membuang timbunan sampah tersebut ke TPA. Mereka bekerja sama dengan dinas sosial yang memastikan bahwa sampah yang dikumpulkan dapat didaur ulang.

Anak-anak muda dari berbagai komunitas berbenah di sekitar Pantai Pelangi. Pesisir Kabupaten Bantul dipenuhi sampah setiap musim hujan. Foto: Finlan Adhitya Aldan/Mongabay Indonesia.

Selain itu, 4K Yogyakarta juga menggunakan botol air mineral dan sampah plastik multilayer MELAKUKAN eco-bricksbahan alternatif pengganti batu bata bangunan.

“Bagi kami, jangan hanya memindahkan sampah, tapi harus bisa diubah menjadi barang yang memiliki nilai manfaat,” ujar Daru tentang perusahaannya yang tidak hanya memungut sampah, tapi juga memilah dan mengelolanya. .

Tujuan dari kegiatan ini tidak hanya untuk membersihkan pantai, tetapi juga untuk mengedukasi generasi muda tentang keadaan area pendaratan penyu yang masih dikelilingi oleh sampah.

Kegiatan konservasi penyu di Pantai Pelangi tidak pernah berhenti, meski penyu hanya datang ke darat selama satu musim. Bagi Kelompok Konservasi Pantai Pelangi, upaya konservasi penyu tidak hanya terfokus pada satwa, tetapi juga pada seluruh unit habitatnya. Lanjutan.

*Finn Adhitya Aldan, jurnalis lepas yang berbasis di Yogyakarta

Bantul, ekologi pesisir, unggulan, hutan bakau, konservasi satwa, pantai pelangi, penyu, pemancingan laut, pemancingan tangkap, satwa dilindungi, satwa laut, yogyakarta

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button