Berita Wisata

Dukung UKM untuk mempercantik Kampung Cagar Budaya Kayutangan Kota Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Semangat kebangkitan kawasan Kampung Kayutangan Heritage Malang semakin semarak. UMKM Kampung Kayutangan Heritage mulai berbenah untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata di kampung tematik di Kota Malang ini.

Sebagai destinasi baru di Kota Malang, Kampung Kayutangan Heritage menyuguhkan suasana yang menarik dengan bangunan-bangunan klasik. Penataan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang (Pemkot Malang) memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang.

“Saya lebih tertarik dengan bangunan tua Belanda, penataan lampu dan lighting di Kayutangan Heritage Village sangat bagus untuk spot foto,” kata Rizky Pratama, salah satu pengunjung, Sabtu (8/10/2022).

Tugu yang masih dilestarikan hingga saat ini juga menjadi ikon baru kota Malang. Kedepannya, kawasan Kampung Pusaka Kayutangan juga akan menjamin kelancaran roda perekonomian.
“Kawasan ini mirip Malioboro, kalau dulu penataannya masih biasa-biasa saja, mungkin banyak yang belum tahu kalau yang saya lalui itu kawasan tangan kayu,” kata Bayu Satria.

Pembersihan Usaha Kecil dan Menengah Desa Warisan Kayutangan

Pandemi Covid-19 membuat perekonomian desa Kayutangan Heritage terhenti. Ribuan pengunjung yang datang sebelumnya, langsung sepi saat pembatasan diberlakukan.

“Selama pandemi, kami tutup lebih dari dua tahun. Selebihnya kami hanya menerima pelanggan yang sudah melakukan reservasi sejak lama,” kata Mila Kurniawati, Presiden Direktur Pokdarwis Kayutangan Heritage, Jumat (10/8/2022).

Setelah pandemi berakhir, Kayutangan Heritage Village dibuka kembali pada 2022. Mulai Mei 2022, kawasan Kayutangan Heritage Village perlahan membawa pembenahan dan sosialisasi pagi bagi warga Desa Kayutangan yang terdaftar di paguyuban desa wisata.

“Kebetulan kami juga sudah mengajukan proposal dan bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti Disperindag, Diskominfo Kota Malang, UM, Polinema dan berbagai pihak lainnya.” Jelas Milea.

Mila juga menjelaskan, pengembangan kampung pusaka Kayutangan juga masuk dalam program unggulan Disperindag Pemkot Malang. Program tersebut meliputi program Desa Wisata Kayutangan Heritage sebagai tuan rumah sesi photo contest, pemaksimalan pasar Krempyeng, pembekalan koperasi Desa Warisan Kayutangan, partisipasi dalam pameran UMKM di Malang Raya, kemudahan pengelolaan BIN dan label halal.

Kemudian, program untuk seluruh pejabat kota Malang diwajibkan untuk berfoto di desa wisata cagar budaya Kayutangan dan menjalani pelatihan pembuatan kue Onbijtkoek (kue oleh-oleh khas Kayutangan).


“Bersama-sama dan bersinergi dengan berbagai pihak sesuai tugas pokok dan fungsinya, agar Desa Wisata Pusaka Kayutangan bangkit kembali,” ujar Mila.

Sementara itu, momentum pembukaan kembali kawasan Kampung Kayutangan Heritage Malang menawarkan tantangan baru bagi para pedagang makanan dan minuman tradisional KajoeTangan. Pokdarwis Kampung Heritage mulai meningkatkan sumber daya manusia dengan berkolaborasi dengan akademisi, meningkatkan dan yang terakhir melatih foto produk dan bahasa Inggris untuk penjual makanan dan minuman tradisional yang terdaftar sebagai kelompok UMKM binaan Pokdarwis.

Perkembangan yang terlihat dari KajoeTangan Heritage Village setelah kehampaan adalah kembalinya pengunjung. Ditandatangani pada bulan Agustus dan September, sekitar 400 pengunjung datang ke Kampung Heritage.

Sebagian besar pengunjung juga orang asing, termasuk mahasiswa PMM dan mahasiswa yang melakukan program pengabdian di sana. Namun, masalah baru juga muncul dalam pengaktifan kembali desa pusaka. Di sepanjang jalan KajoeTangan, termasuk kawasan yang dilengkapi dengan lampu-lampu cantik, jalannya ‘Malang Fashion Week’ menjadi poin menarik bagi warga.

“Jarang-jarang yang mau masuk, sekarang juga ada kafe-kafe yang bikin ramai,” kata Mila.

Mila mengatakan Pokdawis Kampung Kayutangan Heritage terus mengembangkan strategi untuk menarik pengunjung agar mau masuk dan menyentuh UMKM asli di sana. Rencana pengembangan ini diawali dengan pertunjukan musik dan open kitchen setiap akhir pekan. Penambahan spot hilang akibat pandemi atau usang juga dilakukan dengan kekuatan gabungan dari masyarakat.

Selain itu, Pokdarwis juga berencana membuat pusat oleh-oleh makanan khas yang dihasilkan oleh Kayutangan Heritage Village. Memang tidak semua orang bisa bersantap di sana, beberapa di antaranya hanya via wa atau pesan.

“Kami tidak punya tempat untuk memajangnya, jadi nantinya akan ada beberapa titik sebagai sentra atau pusat souvenir yang nantinya bisa menampung produk-produk tersebut,” kata Nikmatur Rohmah, Kepala Bidang UMKM Pokdarwis. .

Kue onbitjkoek khas pusaka Kampung Kayutangan

Rumah pusat oleh-oleh ini rencananya akan menjadi salah satu fasilitas bagi para pengrajin, kerajinan tangan dan pembuat makanan dan minuman tradisional yang belum memiliki lahan untuk produknya. Instalasi ini menjadi prioritas bagi warga yang kondisi rumahnya tidak memungkinkan untuk dikunjungi, seperti rumah yang terlalu tersembunyi.

Banyak warga yang sudah beres-beres karena rumahnya banyak dikunjungi tamu. Warga yang memiliki UMKM makanan dan minuman tradisional sebenarnya sudah siap, tinggal menunggu keramaian di KajoeTangan Heritage Village untuk menjual lebih banyak produk.

Nama Kampung Heritage KajoeTangan juga ingin daerahnya lebih unik dengan signature cake-nya, yaitu kue ‘Onbijtkoek’ yang artinya “sarapan” kue garing yang bisa dinikmati dengan teh atau kopi. Kue ini diperkaya keunikannya dengan cita rasa khas rempah-rempah Indonesia, seperti kayu manis dan cengkeh.

Pembuatan kue sebagai pendukung aktif desa pusaka dilanjutkan sebelum desa dibuka kembali. Penjualan kue sudah dilakukan sejak tahun 2020 secara online melalui WhatsApp, Instagram yang masih melekat aturan penjualan di masa pandemi melalui sistem pre-order.

“UMKM yang kita promosikan adalah UMKM yang memiliki produk Mamin yang jadul, juga harus sejalan dengan warisan kita. Jadi kalau ada warga yang ngotot jualan makanan modern, tidak kita sertakan bukan saat ada kunjungan dari luar. dari kota atau bahkan tamu asing.” kata Ninik.

Pendekatan kue ini dimulai pada sebuah pelatihan yang diadakan pada tahun 2020 dan langsung menarik perhatian banyak pihak. Oleh karena itu, Pokdarwis Kayutangan menjadikan kue ontbijtkoek sebagai salah satu oleh-oleh khas Kayutangan.

“Kami menerima banyak pesanan untuk acara-acara. Biasanya dari Instagram, teman komunitas dan ulama. Meski saat pandemi sepi, kini pesanan mulai ramai kembali. Akhirnya kami isi di kecamatan dan responnya bagus. ujar Sri Ariani, pemilik UMKM Lombok Gubuk sekaligus produsen ontbijtkoek yang biasa disapa Atik.

Melonjaknya pesanan mendorong Pokdarwis untuk berinovasi membuat ontbijtkoek lebih variatif dan menarik lebih banyak pelanggan. Kue ntbijtkoek memiliki 4 varian yang masing-masing memiliki harga berbeda. Diantaranya cookies, pie, cakes and rolls yang bisa dibeli dengan sistem pemesanan mulai dari Rp 3.500 hingga Rp 80.000.

“Cookies bisa bertahan hingga 3 bulan, tidak seperti pie atau kue. Kedepannya kami akan bekerja sama dengan Kayutangan Cafe agar pelanggan yang mencari merek dagang Kayutangan bisa ditemukan di cafe tersebut,” lanjut Atik.

Selain sebagai oleh-oleh khas Kayutangan, kue ontbijtkoek ini patut menjadi wadah bagi warga sekitar untuk mengintegrasikan kembali UMKM Mamin yang sempat ditangkap di masa pandemi. Oleh karena itu, pelatihan tentang pengemasan, pelabelan dan sertifikasi halal akan diselenggarakan kembali dalam waktu dekat.

Titik Kebangkitan Kota Malang, Kampung Kayutangan Heritage

Suasana warga saat berlomba untuk bisa langsung menaiki bus Macito. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

Kebangkitan pariwisata di kawasan Kampung Warisan Kayutangan diapresiasi Wali Kota Malan Sutiaji. Walikota Malang berencana rutin menggelar acara besar setiap bulannya di Kayutangan Heritage.

Salah satunya akan menjadikan acara tersebut sebagai wadah utama bagi UKM di kota Malang, yang kemungkinan akan ditampilkan dalam car free day atau car free night.

“Setiap bulan mungkin ada acara seperti ini, tapi akan kami tutup, jadi untuk kita semua UMKM. Nanti kita tentukan apakah Car Free Day atau Car Free Night car,” kata Wali Kota Malang.

Tak hanya itu, Wali Kota Malang juga akan memasukkan kawasan Kampung Cagar Budaya Kayutangan dalam acara Tahun Baru, HUT Kota Malang dan peringatan 17 Agustus dalam kalender pariwisata kawasan Cagar Budaya Kayutangan.

Wali Kota Malang Sutiaji berharap event besar di Kayutangan Heritage ini menjadi titik pembaharuan bagi Kota Malang. Apalagi sudah dua tahun masyarakat Kota Malang merasakan kemeriahan sebuah peristiwa besar sejak pandemi COVID-19 melanda. Ia berharap masyarakat Kota Malang juga bisa bersinergi, berkolaborasi dan mempercepat. Tujuannya untuk merangsang perekonomian dan memberdayakan masyarakat.

Wartawan: Afdalina Amalul Hadis, Joshepira Artanti, Larasati, Rizky Kurniawan Pratama **)

Dapatkan update berita pilihan dari TIMES Indonesia setiap hari dengan bergabung di grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan daftar. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: www.timesindonesia.co.id

Related Articles

Back to top button