Berita Wisata

Empat desa wisata di Wakatobi diimbau untuk mengutamakan pelayanan prima

Partisipasi aktif masyarakat diperlukan dalam pengembangan pariwisata di desa wisata.

REPUBLIKA.CO.ID, WAKATOBI – Program Kampanye Sadar Pariwisata 5.0 yang dilaksanakan secara intensif sejak awal tahun 2022 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), kini telah memasuki fase 2 dan akan berlanjut hingga tahun 2023 Membuka kampanye sadar Tourism 5.0 tahap kedua, ditandai dengan kegiatan sosialisasi di destinasi wisata prioritas, Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang meliputi 4 desa wisata yaitu Desa Sombano (Pulau Kaledupa), Desa Kahianga dan Desa Kollo Soha (Tomia Timur). Pulau) dan Desa Palahidu Barat (Pulau Binongko).

Sosialisasi sadar wisata ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan kampanye Sadar Wisata 5.0, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemangku kepentingan pariwisata, menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul di bidang pariwisata dan memberdayakan mengembangkan desa wisata ke tingkat yang lebih tinggi.

Mewakili Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata, Koordinator Substansi Pemberdayaan Masyarakat Daerah 1, Desty Murniati, mendorong peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan pariwisata di desa wisata.

“Kami ingin menyadarkan masyarakat desa akan pentingnya penerapan Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE (Kebersihan, Kesehatan, Keamanan dan Kelestarian Lingkungan) dan Manajemen Konflik,” ujar Desty saat sosialisasi di Kahianga. Desa wisata, Tomia.

Sedangkan salah satu elemen penting dari sadar wisata adalah pelayanan prima bagi wisatawan, Associate Policy Analyst Rinto Taufik Simbolon yang juga mewakili Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, saat membuka sosialisasi secara terpisah di Desa Palahidu Barat, Pulau Binongko, Wakatobi pada hari yang sama, mengedepankan aspek keramahan dan kerelaan untuk memberikan pelayanan yang terbaik.

“Wisata itu mudah dan murah, senyum saja, lambai, lambai, lambai. Perlu juga untuk mengetahui bagaimana menghormati dan menghargai orang atau turis yang datang mengunjungi kita. Pariwisata adalah jiwa harus rela melayani. Pola pikir dan niat kita harus positif,” kata Rinto.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Wakatobi Jammudin mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi pemilihan desa wisata di Wakatobi sebagai tempat sosialisasi sadar Wisata.

“Pada hari ini terpilih empat desa wisata di Wakatobi sebagai tempat sosialisasi. Semoga benar-benar memantapkan diri dari masyarakat desa setempat untuk menjadi desa wisata di masa mendatang,” ujarnya. .

Menjadi salah satu ajang pembukaan kegiatan sosialisasi sadar wisata, menurut Jammudin yang hadir dalam pembukaan di Desa Wisata Palahidu Barat, kegiatan ini diharapkan dapat menelurkan banyak hal untuk dipelajari warga, antara lain aspek sumber daya manusia, komitmen pemerintah desa dan kemauan masyarakat untuk mengembangkan desa wisata.

Menurut Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, desa wisata merupakan simbol kebangkitan ekonomi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif serta membuka tabir baru dalam pembangunan yang berkualitas, berkelanjutan, dan inklusif. pariwisata, bahkan dalam menghadapi tantangan resesi global.

“Saya yakin desa wisata kita mampu memberikan solusi bagi pemulihan ekonomi kita,” kata Sandiaga, dikutip dari Di antaraRabu (30/11/2022).

Pasca pandemi Covid-19, terjadi pergeseran tren pariwisata menuju wisata berbasis pengalaman dan wisata alternatif. Untuk itu, desa wisata memiliki potensi yang sangat baik untuk memenuhi kebutuhan tersebut, karena menawarkan alternatif destinasi wisata alam dan budaya, melalui pengalaman yang berkesan bagi wisatawan. Desa Wisata juga dapat menghadirkan keunikan dan ciri khas produk lokal, daya tarik budaya daerah dan pelayanan yang berkualitas.

sumber: Antara

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button