Berita Wisata

Gresik kini memiliki kota wisata tua bernama Bandar Grisse

TIMESINDONESIA, GRESIK – Setelah direvitalisasi dan diresmikan, Kabupaten Gresik, Jawa Timur resmi memiliki menara kota tua bernama Bandar Grisse.

Destinasi ini terletak di Jl. Basuki Rahmat. Iring-iringan untuk memulai tur ini berlangsung meriah. Bahkan akan digelar mulai 16 hingga 18 Desember 2022.

Selama tiga hari, kegiatan diisi dengan pameran UMKM, tari-tarian, peragaan busana, doa, safari Bandar Grissee, fun bike rides dan lainnya.

Bandar-Grisse-b.jpgPenampakan lampu dan pernak-pernik di Bandar Grisse (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, wisata kota lama ini merupakan ikon baru yang dipersembahkan kepada masyarakat yang seharusnya menjadi magnet wisata.

“Semua kalangan bisa menikmati kawasan ini sebagai tempat wisata di kota tua,” ujarnya usai peresmian, Minggu (18/12/2022).

Gus Yani menambahkan, Gresik memiliki peradaban multietnis yang tidak dimiliki daerah lain. Gresik merupakan demonstrasi toleransi multietnik, multiras dan multiagama yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

“Karena sejarah tidak bisa diputar ulang, tapi pelajaran berharga bisa dipetik dengan merekonstruksinya. Dalam prosesnya, kita juga bisa membangkitkan ekonomi kreatif,” ujar Gus Yani.

Sementara itu, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah mengatakan Bandar Grissee akan menjadi salah satu ikon budaya dan toleransi terbaik.

Bandar Grissee, kata Aminatun, memiliki banyak keunikan. Salah satunya adalah keberagaman budaya dan toleransi.

“Karena di sini kita sudah lama diapit oleh tiga wilayah yang berbeda. Ada kampung Arab, kampung Pecinan dan kampung kolonial yang budayanya berbeda-beda,” ujarnya.

Menurut beberapa publikasi, Bandar Grissee sendiri sudah ada sejak sekitar tahun 1400 Masehi, mengacu pada zaman Sunan Giri. Dinamakan Bandar karena letaknya yang dekat dengan pelabuhan.

“Sementara Grissee mengacu pada sebutan Gresik pada masa kolonial. Desain tempatnya sendiri berdasarkan potret gambar yang sudah ada sejak lama,” terangnya.

Seri Peluncuran Tur Warisan Bandar Grissee berlangsung ramai. Ribuan orang telah menyerbu lingkungan sejak kemarin. Salah satu kepala daerah Jawa Timur.

Salah satu rombongan yang hadir adalah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi beserta istri, kemudian ketua TP-PKK yang juga ketua Nganjuk, Pacitan, Madiun, Ngawi, Ponorogo, Kediri, Mojokerto, Magetan, Probolinggo dan Blitar Markas daerah.

Selain itu, hadir pula perwakilan Konsulat Jenderal (KJRI) Australia dan Konjen Jepang, perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Forkopimda Gresik.

Gus Yani, sapaan akrab Bupati Gresik, sengaja mengajak rombongan bersafari sambil menikmati suasana kota tua sambil mengendarai mobil klasik.

Bandar-Grisse-c.jpgBupati Gresik Fandi Akhmad Yani bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat berkeliling kota tua (Foto: Akmal/TIMES Indonesia).

Rombongan berangkat dari Pendopo melewati Gedung Nasional Indonesia yang sebentar lagi akan menjadi ikon kebanggaan. Setelah itu rombongan melewati kawasan wisata religi Maulana Malik Ibrahim.

Di kawasan wisata religi, rombongan berhenti dan menyapa warga sekitar. Tak sedikit warga yang ingin berfoto bersama rombongan.mm

Konon, awalnya peradaban Islam dimulai dari desa Gapuro Sukolilo yang saat ini dijuluki Gerbang Orang Suci. Selain di kompleks makam Maulana Malik Ibrahim juga terdapat makam bupati pertama Gresik Poesponegoro.

Berawal dari Jalan Malik Ibrahim, rombongan berhenti di kawasan Pecinan. Ada Kelenteng Kim Hin Kiong yang merupakan salah satu kelenteng tertua di Pulau Jawa.

“Klenteng ini merupakan salah satu klenteng tertua di Pulau Jawa. Diperkirakan sudah ada sejak abad ke-12 atau tepatnya tahun 1153 M. Masih sezaman dengan zaman kerajaan Majapahit,” ujar Gus Yani kepada rombongan . sambil menjelaskan pagoda secara singkat.

Setelah itu, Gus Yani membawa rombongan ke kawasan Gajah Mungkur. Dijelaskan juga tentang pondasi bangunan bersejarah tersebut.

Dijelaskan pula bahwa banyak wisatawan dan cendekiawan yang sering berkunjung ke Gajah Mungkur untuk meninjau sejarah yang ada.

Di tempat inilah konsulat Jepang dan Australia membeli batik khas Gresik. Mereka pun tak mau melewatkan momen untuk berswafoto bersama Bupati dan Walikota Surabaya serta rombongan lainnya di depan gedung bersejarah tersebut.

Semua orang tampak menikmati kursus dan poin demi poin yang disajikan. Pengalaman yang ditawarkan kawasan Bandar Grissee bisa dibilang lengkap. Mulai dari spot yang memanjakan mata penuh nilai sejarah, hingga kuliner yang beragam.

**) Ikuti berita terbaru KALI Indonesia di berita Google

Klik link ini dan jangan lupa follow.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button