Berita Wisata

Harimau sumatera “Siti Mulye Putri Reuko” kembali ke habitat aslinya

KONFERENSI PERS
Nomor: SP. 284/HUMAS/PPIP/HMS.3/10/2022

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Balai Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Bupati Gayo Lues, Waka Polres Gayo Lues, UPTD KPH Wilayah 5 – DLHK Aceh, FKL, WCS-IP, Bupati Dabun Gelang bersama masyarakat Desa Sangir melepasliarkan harimau sumatera bernama “Siti Mulye Putri Reuko” di habitat aslinya pada Selasa (18/10).

Siti Reuko dilepasliarkan di kawasan Hutan Lindung Sangir, yang merupakan habitatnya, tak jauh dari tempat ditemukannya harimau sumatera terjerat. Tempat pelepasliaran ini juga merupakan usulan dari masyarakat desa Sangir, mereka percaya bahwa harimau sumatera merupakan penghuni kawasan hutan lindung dan harus dikembalikan ke tempat asalnya. BKSDA Aceh menyambut baik usulan dari masyarakat Desa Sangir. Lokasi pelepasliaran telah menyelesaikan studi kelayakan dan operasi pencarian oleh BKSDA Aceh, BBTNGL, UPTD KPH 5, FKL, WCS-IP dan tim binaan masyarakat.

Nama Siti Mulye Putrì Reuko merupakan pemberian dari penduduk Desa Sangir sebagai tanda penghargaan dan komitmen mereka dalam melestarikan satwa khususnya Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). “Siti Reuko”, demikian sebutannya, sudah dievakuasi berdasarkan laporan personel Polres Gayo Lues pada 11 Agustus 2022 yang menyampaikan informasi dari masyarakat mengenai adanya (1) Harimau Sumatera yang terjerat perangkap. di lokasi Areal Pemanfaatan Lain (APL) di Desa Sangir, Kecamatan Gelang Dabun, Kabupaten Gayo Lues yang berbatasan dengan Kawasan Hutan Lindung.

Usai berkoordinasi dengan Balai Besar TNGL SPTN 3 Blangkejeren, Polres Gayo Lues, KPH Wilayah 5, Koramil dan Aparatur Desa untuk memberikan pengamanan awal di lokasi, tim medis BKSDA Aceh yang didukung tim medis FKL dan IP staf WCS langsung bergerak ke lokasi selanjutnya pada hari Jumat tanggal 12 Agustus 2022 bersama-sama memimpin upaya penyelamatan terhadap 1 (satu) Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae).

Saat dievakuasi, harimau sumatera terjerat di kaki belakang kirinya sehingga mengganggu peredaran darah dan sistem saraf motorik. Oleh karena itu, tim dokter memutuskan untuk melakukan perawatan intensif di kantor BBTNGL SPTN 3 Blangkejeren. Selama menjalani pengobatan “Siti Reuko” selama kurang lebih 2 (dua) bulan menunjukkan kemajuan kesehatan yang sangat baik. Setelah melalui proses observasi dan pengobatan yang intensif, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan, tim dokter hewan menyatakan harimau sumatera siap dilepasliarkan kembali ke alam liar.

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, melalui Kepala Kantor KSDA Aceh, Agus Arianto mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Ditjen UPT KSDAE terus berupaya untuk memitigasi dan mengelola interaksi negatif satwa liar di semua bidang pekerjaannya. Dalam pelaksanaannya tentunya tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, namun perlu peran aktif para pihak terutama pemerintah daerah dan masyarakat sekitar habitat harimau sumatera.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Kabupaten Gayo Lues dan masyarakat Desa Sangir yang telah mendukung upaya penyelamatan harimau sumatera ‘Siti Reuko’. Kesadaran dan kepedulian terhadap satwa ini patut menjadi contoh bagi masyarakat lain yang hidup berdampingan. berpihak pada satwa liar,” kata Agus Arianto.

Dalam sambutannya Pj. Bupati Gayo Lues Syaridin Porang juga menyampaikan apresiasinya atas upaya konservasi harimau sumatera yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan khususnya dalam upaya menjaga dan melestarikan populasi harimau sumatera di kawasan hutan, baik hutan lindung maupun Taman Nasional. Kabupaten Gayo Lues melalui Reintroduksi Siti Mulye. Putri Reuko yang sebelumnya terjebak dalam perangkap, dan saya menghimbau kepada masyarakat yang tinggal di sekitar habitat harimau sumatera untuk bersama-sama menjaga alam, khususnya satwa liar harimau sumatera dengan tidak memasang jebakan, racun, dan perburuan yang dapat mengakibatkan kematian satwa liar yang dilindungi.

Beberapa aktivitas tersebut menimbulkan interaksi negatif yang tinggi antara satwa liar, khususnya harimau sumatera, dengan manusia dan dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang fatal bagi manusia dan kelangsungan hidup satwa liar.

Kegiatan pelepasan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tahapan kegiatan yang telah direncanakan. Keamanan tim pelepas juga menjadi perhatian utama. Selama proses pelepasan, Siti Reuko sangat bersemangat untuk bisa kembali ke tempat asalnya. Harapannya, setelah dilepasliarkan, harimau ini akan berkembang biak dan meningkatkan populasinya di alam liar. Usai pembebasan Siti Reuko, akan dilakukan pengawasan menggunakan kamera trap untuk memantau pergerakannya.

BKSDA Aceh mengucapkan terima kasih kepada Pj. Bupati Gayo Lues, Polsek Gayo Lues, Muspika Gelang Dabun, UPTD KPH Wilayah 5 Gayo Lues – DLHK Aceh, BBTNGL, FKL, WCS-IP, serta masyarakat Desa Sangir yang mendukung proses pengembalian satwa ini ke alam habitatnya dan semua pihak yang mendukung upaya penyelamatan harimau sumatera “Siti Mulye Putri Reuko”.

_________________

Jakarta, KLHK, 19 Oktober 2022

Informasi lebih lanjut :
Direktur BKSDA Aceh
Agus Arianto – 081317662555

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas, KLHK
Nunu Anugrah

Situs web:
www.menlhk.go.id
www.ppid.menlhk.go.id

Youtube:
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Facebook:
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Instagram:
kementerian hk

Twitter:
@kementerianlhk

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button