Berita Wisata

Investasi pariwisata di Indonesia memiliki prospek yang cerah

Investasi pariwisata di Indonesia memiliki prospek yang cerah

  • 20 September 2022
  • 19:35 WITA
  • Nasional

  • Baca: 1146 Pengunjung

Ilustrasi, Foto/Sumber: Google

Review, Suaradewata.com – Tentunya banyaknya objek wisata unggulan di Indonesia ini harus dimanfaatkan dengan baik, bahkan tidak menutup kemungkinan di sektor pariwisata menarik investor yang dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia.

Bahlil Lahadalia, selaku Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), meyakinkan investor bahwa investasi di sektor pariwisata di Indonesia memiliki prospek yang baik karena masih banyak potensi pariwisata yang belum dikembangkan. Ia tak segan-segan meyakinkan rekan-rekannya bahwa Indonesia memiliki banyak wisata yang bisa dilakukan di luar destinasi wisata super prioritas.

Bahlil mengatakan sektor pariwisata memiliki kontribusi yang kuat terhadap penciptaan lapangan kerja di tanah air. Selain itu, sektor pariwisata juga mendorong berkembangnya UMKM dan perekonomian daerah. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di destinasi wisata melalui investasi.

Pihaknya berjanji akan melakukan tindakan akselerasi, komprehensif dan terukur di hampir semua departemen untuk menjadikannya destinasi wisata ke depan, karena tidak hanya Bali tetapi juga banyak daerah yang perlu terus dipromosikan. Selain memiliki potensi wisata, pemerintah Indonesia juga terus melakukan pembenahan dari berbagai pihak untuk mendukung sektor tersebut.

Bahlil juga mengatakan, struktur ekonomi Indonesia yang kuat pascapandemi Covid-19 saat ini telah menciptakan stabilitas politik dan keamanan. Karena pariwisata yang maju tentunya tidak lepas dari keamanan dan kenyamanan pengunjung.

Melihat hal tersebut, Asisten Promosi Penanaman Modal Kementerian Penanaman Modal/BKPM, Nurul Ichwan, mengatakan daya tarik utama Indonesia bagi investor di semua sektor adalah besarnya pasar domestik negara tersebut.

Nurul menjelaskan, saat Covid-19 melanda pada 2020, kunjungan wisman anjlok. Namun, di Indonesia, pergerakan wisatawan domestik masih tegang.

Sementara itu, Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mendorong masuknya investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk mengoptimalkan pengembangan lima destinasi wisata super prioritas (DPSP). Kelima DPSP tersebut adalah Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang.

Luhut mengatakan realisasi investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) pada 2020 hingga kuartal I 2022 mencapai Rp 5,31 triliun. Sambil mewujudkan realisasi investasi yang baik, Luhut menekankan perlu adanya perhatian khusus karena lama tinggal wisatawan di Borobudur dan Danau Toba masih rendah.

Mengingat rata-rata lama menginap wisatawan di DPSP Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang saat ini cukup baik yaitu sekitar 3-5 hari. Sedangkan untuk Borobudur dan Danau Toba hanya sekitar 1-2 hari.

Di sisi lain, saat ini rata-rata wisatawan asing menghabiskan sekitar USD 500-1.000 per kunjungan ke Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, dan Likupang.

Oleh karena itu, Luhut meminta kepada Kepala BKPM untuk dapat terus menjaga kepercayaan investor, menjaga kemudahan berinvestasi dengan tetap memperhatikan lingkungan dan kearifan lokal, serta mempercepat proses perizinan dan pemberian insentif investasi.

Investasi di sektor pariwisata diharapkan dapat menyerap banyak lapangan pekerjaan. Dengan demikian, harus ada strategi yang dipimpin oleh pemerintah untuk dapat mendorong investasi di sektor pariwisata ini.

Di sisi lain, strategi pemerintah juga harus menjawab pertanyaan, seperti bagaimana menarik investasi untuk menciptakan nilai tambah. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Jokowi tentang transformasi ekonomi yang terkait dengan hilirisasi dan industrialisasi.

Pada kesempatan lain, GIPI (Asosiasi Industri Pariwisata Indonesia) merekomendasikan agar destinasi wisata superprioritas dipromosikan kepada investor. Rekomendasi tersebut disampaikan terkait upaya pemerintah menarik investor ke sektor pariwisata.

Menurut Didien Djunaedi selaku Ketua Umum GIPI, pemerintah sudah sejak lama mempromosikan sektor pariwisata di destinasi tersebut kepada investor. Dengan demikian, aliran masuk investasi asing selama masa pemulihan pandemi dapat dimaksimalkan.

Perlunya pemanfaatan destinasi wisata superprioritas sebagai skala prioritas pemerintah terkait investasi di sektor pariwisata tidak lepas dari masih cukup terbukanya peluang kawasan wisata seperti Provinsi Bali yang dinilai cukup menarik bagi investor.

Secara sektoral, sektor hotel menengah ke bawah dipandang sebagai segmen yang mampu menarik investor. Memang hotel-hotel di segmen ini memiliki pasar yang relatif lebih berpeluang dilirik wisatawan asing yang tidak diperbolehkan berwisata ke Tanah Air, yakni wisatawan domestik.

Selain itu, investor juga tertarik untuk berinvestasi di sektor wisata alam. Investor juga menilai sektor ini sebagai sektor bisnis yang menjanjikan.

Indonesia memiliki kekayaan alam dan pariwisata yang tidak diragukan lagi, bahkan di sektor ini masih bisa dikembangkan sehingga harus menjadi mesin perekonomian bagi masyarakat yang tinggal di sekitar destinasi wisata tersebut.

Dede Sulaiman, Penulis adalah kontributor Institut Nusa Bangsa

Source: www.suaradewata.com

Related Articles

Back to top button