Tempat Wisata

Japanese Hole, destinasi wisata penuh sejarah di Bukittinggi

Tersembunyi di kota Bukittinggi, Lobang Jepang mengajak pengunjung menjelajahi destinasi yang kaya akan nilai sejarah, penuh rahasia dan nuansa mistis yang memperkaya pengalaman berwisata.

Harga tiket: Rp8.000, Jam beroperasi: 08.00 – 18.00 WIB, Alamat: J L. Panorama, Bukit Cangang Kayu Ramang, Kec. Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat; Map: Periksa lokasinya

Berwisata mengunjungi Lubang Jepang di Bukittinggi tidak hanya memberikan liburan seru, tapi juga berbagai hal menarik. Antara lain mengetahui nilai sejarah keberadaan gua dan mendapatkan pengalaman mistis. Diperkirakan pembangunan terowongan bawah tanah ini dimulai pada tahun 1942 saat Tentara Jepang menduduki Bukittinggi.

Tujuan utamanya adalah untuk membela tentara Jepang. Selain itu juga digunakan untuk menyimpan perbekalan senjata dan tempat yang menguntungkan. Tempat-tempat yang saat ini dijadikan tempat wisata tidak hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga cerita sedih. Bagaimana tidak, terowongan yang panjangnya sekitar 1.400 meter ini dibangun oleh WNI yang merupakan tawanan tentara Jepang. Istilah ini dikenal dengan istilah kerja paksa Romusha.

Bisa dibayangkan kalau saat itu belum ada alat berat. Mungkin satu-satunya perkakas modern yang tersedia saat itu hanyalah cangkul dan sekop. Cukup banyak pekerja yang meninggal karena kelaparan dan penyakit. Semua itu disebabkan kurangnya perbekalan makanan dan obat-obatan saat itu. Apalagi para pekerja Romusha terpaksa harus bekerja setiap hari meski sedang sakit.

Daya tarik lubang Jepang

Daya tarik lubang JepangFoto oleh Diyanno 80 di Google Maps

Meski banyak cerita sedih, namun Japanese Hole memiliki daya tarik yang membuatnya menjadi pusat daya tarik bagi banyak wisatawan. Pengunjung yang datang sebagian besar merupakan mereka yang mampu mengatasi rasa takutnya terhadap aura yang tidak biasa. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, objek wisata ini banyak menyembunyikan hal mistis dan aura aneh.

Periklanan. Gulir untuk melanjutkan membaca.

Nilai sejarah lubang Jepang

Daya tarik yang pertama adalah nilai sejarahnya. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan dibangunnya terowongan bawah tanah ini adalah untuk digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata. Lambat laun, lokasi tersebut akhirnya dijadikan tempat pertemuan rahasia para pejabat Jepang.

Gua pertama dibangun pada tahun 1942 atas prakarsa Letnan Jenderal Moritake Tanabe yang saat itu menjabat sebagai panglima perang di tentara Jepang. Gua-gua di Bukittinggi bukan satu-satunya yang menjadi topik utama kita kali ini. Masih banyak lagi yang tidak terlalu jauh. Namun yang dijadikan objek wisata hanyalah Lubang Jepang.

Faktanya, pembangunannya belum selesai karena tentara Jepang berencana membangun kota bawah tanah. Dengan menghubungkan beberapa gua yang ada, tujuan mereka saat itu hampir tercapai. Sayangnya, tragedi bom Hiroshima dan Nagasaki memupus harapan mereka karena harus menyerah kepada Sekutu.

Keunikan gua

Dengan panjang sekitar 1.470 meter, gua ini memiliki bentuk yang unik dan tidak beraturan. Keunikannya terlihat jelas dari pintu masuknya. Pengunjung harus menuruni 130 anak tangga dengan kedalaman sekitar 40 meter diukur dari dasar Ngarai Sianok. Dulunya, pintu masuk utama hanya sebesar ban mobil dan hanya bisa dimasuki dengan merangkak.

Tak heran jika ukuran ini digunakan karena Lubang Jepang juga digunakan sebagai tempat pengintaian. Namun ketika menjadi objek wisata, pintu masuknya diperluas untuk memudahkan pengunjung mengaksesnya. Dinding yang ada sengaja didesain berbentuk gelombang untuk menghalangi gema. Namun saat ini sedang direnovasi sehingga ditambahkan semir semen pada beberapa bagian sebagai pelapis.

Setelah Anda memasuki tahap akhir Anda akan melihat 6 lorong dengan ukuran dan bentuk yang sama. Pengunjung yang baru pertama kali memasuki lokasi diharapkan berhati-hati agar tidak tersesat. Setiap lorong mempunyai fungsinya masing-masing. Beberapa di antaranya digunakan sebagai tempat penyimpanan amunisi, ruang makan, dan tempat penyiksaan.

Penuh rahasia dan aroma mistis

Daya tarik Japanese Hole selanjutnya adalah banyak hal mistis yang bisa ditemukan di sana. Banyak kesaksian pengunjung yang mendengar jeritan kesakitan dari salah satu lorong. Tempat yang paling mengerikan adalah ruang makan dan tempat penyiksaan. Kesan mistis semakin kuat karena objek wisata ini minim peralatan penerangan.

Selain itu, masih banyak rahasia yang belum terungkap. Sebut saja tanah hasil penggalian yang saat ini belum ditemukan. Bahkan warga sekitar tidak pernah menyangka gua ini ada sejak pertama kali dibangun dan akhirnya ditemukan pada tahun 1946. Letnan Jenderal Moritake Tanabe sebagai pimpinan mega proyek ini hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.

Alamat dan rute menuju lokasi

Alamat lubang JepangFoto oleh Fauzi ST di Google Maps

Lokasi Lubang Jepang tidak jauh dari objek wisata Janjang Saribu yang dikenal dengan Tembok Besar Bukittinggi, tepatnya di Jalan Panorama, Bukit Cangang Kayu Ramang, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota, dengan kendaraan bermotor perjalanan hanya memakan waktu sekitar 20 menit saja.

Namun jika memulai perjalanan dari Kota Padang maka perjalanan akan memakan waktu sekitar 2 jam. Tidak sulit untuk menemukan lokasinya, apalagi akses jalan sudah bagus dan sebagian besar beraspal. Jika Anda tidak yakin, Anda bisa menggunakan panduan Google Maps. Anda juga bisa melihat rambu-rambu jalan yang tersebar di beberapa tempat.

Biaya masuk dan jam buka

Bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi liburan berbeda di Japanese Hole Bukittinggi, menyiapkan tiket masuk menjadi syarat utama. Tidak terlalu mahal, hanya 8.000 rupiah untuk dewasa dan 5.000 rupiah untuk anak-anak. Harga ini dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kebijakan manajemen.

Selain tiket masuk, dikenakan biaya tambahan untuk parkir kendaraan. Namun kali ini khusus bagi pengunjung yang datang dengan kendaraan pribadi. Kendaraan roda empat atau mobil harganya 5.000 rupiah sedangkan sepeda motor hanya 2.000 rupiah. Anda bisa datang kapan saja karena tempat wisata bersejarah ini buka setiap hari.

Kegiatan yang menarik

Aktivitas lubang JepangFoto oleh Scoe Tiden di Google Maps

Meski hanya sekedar objek wisata sejarah, namun memanfaatkan Lubang Jepang untuk berbagai aktivitas cukup menyenangkan. Jumlah tersebut tidak seberapa jika dibandingkan dengan wisata alam, namun aktivitas berikut ini setidaknya layak untuk dilakukan secara lokal!

1. Lewati terowongan bawah tanah

Dengan lubang yang tidak terlalu lebar, sekitar 2 meter, pengunjung bisa melakukan aktivitas menjelajahi gua. Ukurannya yang besar membuat kegiatan ini semakin seru. Selain itu, sumber lain menyebutkan bahwa goa yang menjadi objek wisata ini memiliki panjang sekitar 8 kilometer.

Namun akses pengunjung hanya bisa melalui jalan sepanjang 700 meter. Jalur ini tidak lurus, namun memiliki banyak tikungan yang bisa membuat Anda tersesat. Ingatlah bahwa ketika Anda berada di Lubang Jepang, Anda berada dalam sebuah labirin. Ada baiknya Anda menyewa pemandu wisata agar tidak tersesat.

2. Mempelajari sejarah perjuangan bangsa

Dengan mengunjungi objek wisata ini, kami berharap Anda dapat belajar tentang kerja keras perjuangan rakyat Indonesia melawan penguasa kolonial Jepang saat itu. Pekerja Romusha sebagian besar didatangkan dari Pulau Jawa dan Kalimantan sehingga mereka sama sekali tidak mengenal wilayah tersebut meskipun berhasil lolos dari kejaran tentara Jepang.

Jumlah lubang atau lorong yang ada di dalam gua tersebut sedikitnya ada 21 dengan fungsi yang berbeda-beda. Pada satu titik bahkan ada jebakan bagi penyusup. Perangkapnya berbentuk lubang di tanah yang di dalamnya terdapat bambu runcing. Saat Anda berjalan melewati lorong sempit, Anda dapat mempelajari bagaimana bangunan dibangun yang menghubungkan satu lorong dengan lorong lainnya.

3. Berburu Foto

Bukan hanya pemandangannya saja yang layak untuk difoto, Japanese Hole Bukittinggi juga worth it karena banyak hal unik yang bisa dijadikan background foto. Tak sedikit wisatawan yang mengabadikan momen liburannya dengan berfoto di salah satu koridor. Contohnya adalah lorong yang digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata.

Yang lain menggunakan pintu masuk atau keluar sebagai latar belakang foto mereka. Pemilihan lokasi ini dinilai tepat karena kedua jalan tersebut memiliki nama tempat wisata yang dikunjungi. Membagikan kegiatan ini ke media sosial atau sekadar sebagai kenang-kenangan kini menjadi hal yang wajib dilakukan.

4. Uji keberanian Anda

Yakin ingin mengunjungi Lubang Jepang di Bukittinggi? Jika Anda merasa minder, ada baiknya Anda mengurungkan niat tersebut. Banyak pengunjung yang akhirnya ingin keluar setelah memasuki gua. Sebab saat memasuki terowongan tersebut, banyak hal mistis yang terjadi.

Namun jika Anda ingin menguji nyali, tentunya tidak ada masalah untuk melanjutkan niat berwisata. Usahakan jangan sendirian atau hanya bersama 2-3 orang saja. Berkumpul atau membentuk kelompok adalah cara paling penting untuk mengatasi rasa takut. Jika Anda datang sendiri, silakan bergabung dengan grup lain.

Fasilitas yang tersedia di kawasan wisata

Sistem perforasi JepangFoto oleh Suranta Teo di Google Maps

Tidak ada fasilitas di Japanese Hole selain pemandu atau pemandu wisata. Di luar objek wisata ini Anda akan menemukan fasilitas pendukung. Fasilitasnya meliputi tempat parkir, musala, dan toilet.

Fasilitas lainnya berupa warung makan yang tersebar di beberapa titik. Meski tidak berlebihan, bisa digunakan untuk mengisi perut kosong atau saat merasa haus. Tidak ada fasilitas lain yang berarti di tempat wisata ini jika poin-poin di atas sudah cukup untuk menjadikannya objek wisata yang layak untuk dikunjungi.

Saat mengunjungi Lubang Jepang Bukittinggi, Anda diharapkan untuk mematuhi semua peraturan yang berlaku. Cobalah untuk tidak bercanda di luar alasan. Kegembiraan pasti diperbolehkan selama masih dalam kerangka etika. Apalagi tempat wisata ini terkenal angker dan penuh dengan hal mistis.

Source: www.itrip.id

Related Articles

Back to top button