Berita Wisata

Jawa Afrika adalah pesona Taman Nasional Baluran yang lahir dari penemuan pemburu Belanda

Liputan6.com, Situbondo – Taman Nasional Baluran adalah destinasi wisata yang terletak di Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur. Karena merupakan kawasan khusus yang digunakan untuk melindungi berbagai jenis ekosistem flora dan fauna, tempat ini dijuluki “Little Africa in Java” atau “Africa of Java”.

Julukan tersebut juga merujuk pada lanskap musim kemarau Taman Nasional Baluran yang menyerupai padang sabana di Afrika. Destinasi wisata ini memungkinkan pengunjung untuk melihat banyak hewan yang lewat di jalanan.

Mengutip “Savana National Park Baluran” oleh Bapak Yusuf Sabarno, kondisi iklim dan geografi Taman Nasional Baluran mendukung terbentuknya sabana, sehingga dapat dikatakan sebagai replika savana di Afrika. Sabana adalah padang rumput dan semak belukar yang tersebar di antara rerumputan serta merupakan zona peralihan antara hutan dan padang rumput.

Menurut sejarahnya, taman nasional ini diambil dari nama gunung yang ada di kawasan tersebut, yaitu Gunung Baluran. Mengutip laman indonesia.go.id, destinasi wisata ini bermula pada tahun 1928 ketika seorang pemburu Belanda, AH Loedeboer, melihat potensi Baluran untuk menjadi kawasan perlindungan satwa, khususnya mamalia besar.

Kemudian pada tahun 1930, Direktur Kebun Raya Bogor KW Dammerman mengusulkan agar kawasan Baluran dijadikan hutan lindung. Di era kemerdekaan, Menteri Pertanian dan Agraria juga menetapkan kawasan itu sebagai suaka margasatwa, pada 11 Mei 1962.

Kawasan Baluran kemudian ditetapkan sebagai taman nasional. Penetapan tersebut dideklarasikan sebagai bentuk kepedulian nasional terhadap konservasi global pada tanggal 6 Maret 1980. Sedangkan di kawasan taman nasional terdapat jenis vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim hujan, hutan pantai, hutan pegunungan rendah, hutan rawa, dan hutan rimba. sepanjang tahun (setiap tahun).

Situs Biologi Taman Nasional Baluran Situbondo juga telah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia. Keputusan tersebut diambil pada sidang internasional ke-28 UNESCO Coordinating Council (ICC), program MAB (Man and The Biospgere) UNESCO ke-28 di Lima, Peru pada 20 Maret 2016.

Mengutip situs resmi balurannationalpark.id, ada banyak lokasi Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTWA) di Taman Nasional Baluran. Beberapa tempat wisata tersebut adalah candi, bangunan bersejarah, atraksi satwa, beberapa pantai dengan ombak yang cocok untuk berselancar, pantai penyu bertelur, terumbu karang dan laguna yang dipenuhi burung migran pada musim tertentu.

Taman Nasional Baluran juga menawarkan beberapa akomodasi dan kantin bagi pengunjung yang ingin tinggal lebih lama di sini. Pengunjung juga dapat mengunjungi Gua Jepang, Savana Bekol, Pantai Bama, dan Hutan Mangrove Bama.

(Resla Aknaita Chak)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button